Pesona Wisata Tepian Sungai Citarum di Desa Maroko - WisataHits
Jawa Barat

Pesona Wisata Tepian Sungai Citarum di Desa Maroko

Bandung Barat

Perjalanan luar biasa Maroko di Piala Dunia 2022 telah membawa nama negara dari benua Afrika ke telinga orang-orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dalam kompetisi besar yang berlangsung empat tahun sekali itu, Hakim Ziyech dan kawan-kawan mengalahkan timnas Spanyol 3-0 melalui adu penalti di babak 16 besar. Kemudian mereka mengalahkan perlawanan Portugal 1-0.

Aman lolos ke semifinal, Maroko bersaing dengan Kroasia, Prancis, dan Argentina untuk tiket ke final Piala Dunia 2022.

Ternyata di pelosok Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, juga ada sebuah desa bernama Maroko. Tepatnya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, KBB.

Bandung Barat Maroko punya tempat yang bisa ditambahkan ke daftar kunjungan jika ingin menghabiskan akhir pekan. Inilah Dermaga Maroko yang terletak di ujung desa tepat di tepi Sungai Citarum.

“Memang yang terkenal di sini adalah Moroccan Pier. Sebenarnya ada dermaga lain namanya Dermaga Bunder, itu cuma kampung dan kampung lain,” kata Deni Sugandi, 46 tahun, tokoh masyarakat asal Kampung, Maroko, baru-baru ini kepada detikJabar.

Wisatawan menikmati suasana Dermaga Maroko di Bandung Barat.Suasana Dermaga Maroko di Bandung Barat. Foto: Whisnu Pradana

Deni mengatakan, dermaga dulu berfungsi sebagai jalur transportasi dari Kabupaten Cihampelas ke Batujajar melalui jalur air. Banyak yang menggunakannya karena menghemat waktu daripada berkeliling Jalan Cihampelas dengan sepeda motor atau mobil.

“Fungsinya ini perlintasan pertama, jadi masyarakat yang ke Batujajar lewat jalur ini menggunakan perahu,” kata Deni.

Sayangnya, di sini penggunaan transportasi air semakin berkurang bahkan menghilang sama sekali. Ini ada hubungannya dengan keberadaan jembatan kayu terapung yang membelah Sungai Citarum.

“Tapi kami tidak datang ke sini lagi karena di sungai Citarum ada jembatan kayu, jadi jarang orang yang menggunakan perahu. Sekarang yang punya kapal usaha lain diperuntukkan untuk pariwisata,” kata Deni.

Wisata yang dimaksud adalah wisata keliling Sungai Citarum yang berdurasi sekitar 30 menit. Atau pengunjung yang datang ke Dermaga Maroko bisa berjalan kaki ke tempat makan di tengah Sungai Citarum.

“Yang mau ke resto di tengah Citarum tinggal nyebrang. Atau mau jalan-jalan, biasanya paling ramai dari hari sabtu sampai minggu. Seberang jalan biayanya Rp 5.000, kalau jalan sekitar Rp 10.000 Rp 15.000, tapi harus rombongan,” kata Deni.

Meski masih berjalan, Deni dan warga lainnya, terutama pemilik perahu, meminta pengaturan khusus agar lebih banyak turis yang berkunjung ke dermaga Maroko untuk mendongkrak pendapatan daerah.

“Jadi turnya sudah berjalan, tapi kami ingin menata lebih baik lagi dengan pemerintah supaya lebih full. Terutama dari akses karena jalan di sini rusak. Ya, yang datang kebanyakan dari sekitar Cihampelas, Batujajar, Cililin, dan Cimahi,” kata Deni.

(iqk/mso)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button