Jawa Timur

Perputaran uang selama Liburan Nataru di Banyuwangi mencapai Rp 25 miliar

Banyuwangi

Libur Nataru 2023 membawa berkah bagi warga Banyuwangi. Banyaknya wisatawan yang berwisata ke kota di ujung timur Jawa Timur ini membuat mata uang yang beredar fantastis.

Sekretaris Daerah Banyuwangi Mujiono mengatakan, uang yang beredar di Banyuwangi saat hari raya Nataru mencapai puluhan miliar rupiah. Dalam sepekan libur Natal dan Tahun Baru 2023, peredaran uang di Banyuwangi mencapai Rp 25 miliar.

“Menurut informasi yang saya terima, peredaran uang se-Banyuwangi sekitar Rp 25 miliar,” kata Mujiono, Jumat (1/6/2023).

Untuk lebih meningkatkan perputaran uang di momen liburan mendatang, pariwisata di Banyuwangi masih perlu digenjot, ujarnya.

Menurutnya, potensi wisata yang belum diketahui harus dikelola lebih baik dan dipromosikan lebih luas. Penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM merupakan peluang untuk mengoptimalkan potensi tersebut.

“Potensi ini bukan hanya destinasi. Tapi juga sektor pendukung lainnya seperti gastronomi,” jelasnya.

Ia mengatakan Banyuwangi memiliki banyak kuliner khas yang belum tereksplorasi dengan baik untuk diperkenalkan kepada wisatawan mancanegara. Tingginya perputaran uang saat Nataru di Banyuwangi didorong oleh banyaknya wisatawan saat Nataru.

Beberapa destinasi wisata di Banyuwangi bahkan mengalami peningkatan kunjungan hingga dua hingga lima kali lipat. Lonjakan kunjungan wisatawan tahun ini termasuk yang tertinggi sejak pandemi COVID-19. Dan saat liburan tahun baru di Grand Watu Dodol (GWD) misalnya, terjadi peningkatan pengunjung yang cukup signifikan.

Di hari pertama tahun 2023, tempat wisata ini dikunjungi oleh 5 ribu wisatawan. Jumlah ini meningkat lima kali lipat dibanding liburan akhir pekan biasa.

“Ada sekitar seribu pengunjung di akhir pekan. Jadi kenaikannya cukup signifikan,” ujar Ketua Pokdarwis, Pengurus GWD Abdul Azis.

Minat wisatawan yang tinggi untuk mengunjungi destinasi memaksa pengelola menerapkan sistem buka-tutup destinasi mulai siang hari. Wisatawan yang ingin masuk harus mengantre dan menunggu pengunjung keluar dari tempat wisata.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, peredaran uang yang diperkirakan mencapai Rp 25 miliar itu belum termasuk pembelian makanan dan oleh-oleh bagi wisatawan.

“Ini belum termasuk makan dan minum di restoran dan warung di Banyuwangi. Belum lagi mereka membeli oleh-oleh. Dan itu tentunya menambah pajak dan PAD Banyuwangi,” pungkasnya.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News

Simak videonya Jalan Casablanca lancar ramai jelang tahun baru
[Gambas:Video 20detik]
(tebal tebal)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button