Perpaduan antara pertunjukan seni dan budaya vs industri kreatif bisa membuat orang kaya - WisataHits
Yogyakarta

Perpaduan antara pertunjukan seni dan budaya vs industri kreatif bisa membuat orang kaya

WhatsAppFacebookTwitter

BANDUNG – Komisioner X DPR RI Sodik Mudjahid berharap perkembangan dunia pariwisata bersama sektor industri kreatif dapat lebih dioptimalkan dengan memadukan budaya lokal untuk menjamin kesejahteraan pelakunya.

“Di sektor pariwisata, termasuk industri kreatif dan budaya, bisa lebih kita optimalkan agar kehidupan pelaku lebih sejahtera,” kata Sodik pada Can Fest Pesona Karya Seni Tradisional Jawa Barat di Teater Terbuka Dago Tea House, Bandung, Jawa Barat, Kamis, 21 Juli 2022.

Menurut Sodik, hanya dengan mengoptimalkan beberapa sektor pariwisata, industri kreatif akan membuat para pelakunya bisa menjalani kehidupan yang layak. Selain itu, lanjut Sodik, sektor kreatif menghadapi tantangan yang lebih serius karena terkait dengan ekonomi yang layak di masa depan.

Politisi yang pernah menjadi guru dan pendakwah ini mengapresiasi dunia seni budaya bisa dijadikan mata pencaharian untuk menghidupi keluarganya jika dijalankan dengan lebih baik dan profesional. Namun, ia mengakui bahwa ada seniman yang hanya bekerja untuk kepentingan seni, bukan untuk mencari uang.

“Ada juga yang membuat seni untuk kelangsungan hidup karena tuntutan yang membuat mereka lebih kreatif di tengah keterbatasan sumber daya manusia,” ujarnya.

Untuk itu, minta pemerintah mendukung sektor seni, termasuk industri kreatif. Karena kota Bandung dikenal sebagai pusat dunia kreatif, maka hanya pemerintah yang mengatur mekanismenya dengan baik.

“Kami berharap pemerintah bekerja lebih serius untuk memajukan dunia pariwisata bersama industri kreatif dengan memadukan unsur seni dan budaya. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bandung khususnya,” jelas Sodik.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Darul Hikmah menjelaskan, selain memberikan dukungan, pemerintah juga harus memberikan pembinaan kepada sektor industri kreatif dengan memberikan akses pertunjukan.

“Saya kira dengan akses pertunjukan yang diberikan kepada para pencipta budaya ini sebagai ruang pertunjukan, sektor industri kreatif akan lebih banyak terekspos dengan mempromosikan produk atau jasanya melalui pertunjukan tersebut,” jelas Sodik yang pernah menjadi anggota HMI dan organisasi PII.

“Kita butuh inovasi melalui kolaborasi agar seni budaya dapat terus hidup sebagai kelanjutan dari budaya yang diandalkan dan dibina ini. Dengan memajukan seni budaya dan memajukan industri kreatif, Katena akan membuat kita lebih sejahtera,” lanjut Sodik.

Pada kesempatan yang sama, Arief Syaifudin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, sependapat dengan gagasan Sodik Mudjahid. Bagi Arief, Kota Bandung merupakan sanggar seni budaya bagi para seniman untuk mendukung kemajuan industri kreatif.

“Industri kreatif memang banyak di Bandung, tapi tidak sepopuler Bali dan Jogja. Itu pertanyaan besar kami. Itu pertanyaan besar,” kata Arief.

Arief mengakui Bandung memiliki kawasan seni budaya yang luas dengan karakter yang kuat. Namun, Arief mengakui kualitas terobsesi seperti Bali dan Jogja tidak didukung oleh prestasi.

“Kita perlu mengubah pola pikir kita mulai sekarang, tidak hanya meningkatkan pembinaan, tetapi tidak pernah tampil. Mengapa kami melakukan pembinaan setiap tahun tetapi tidak ada pertunjukan? Apa yang kamu lakukan selanjutnya?” jelas Arief.

Bahkan, menurut Arief, banyak pertunjukan digelar untuk membuat seni budaya lebih populer dan dikenal. Tentunya dengan mendorong Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif untuk menampilkan seni budaya tersebut di tempat umum.

“Saat ini, kaum milenial belum terlalu mengenal seni tradisional. Cobalah pertunjukan Barongsay di mal dan bahkan populer untuk tampil di tempat umum. Berbeda dengan seni budaya tradisional kita,” kata Arief.

Laporan: Andi

Penerbit : Habib Harsono

Tampilan Digiqole

Source: www.lintasparlemen.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button