Peringatan Tsunami Hebat di Museum Tsunami Aceh - WisataHits
wisatahits

Peringatan Tsunami Hebat di Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh merupakan tempat mengenang dahsyatnya tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 silam.

Jam buka: 09.00-16.00 WIB
Tiket masuk: Gratis
Nomor telepon: 0651 40774
Aktivitas: Berjalan di sekitar museum, mengambil gambar
Waktu terbaik: 10.00 WIB
Perlu membawa: Air minum, kamera
Larangan: jangan berisik
Alamat: Jl.Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh
Fasilitas umum: Parkir, mushola, toilet, toko suvenir, ruang geologi, perpustakaan, warung makan
Akses jalan: Bagus
Toko: Ada
Peta daring: Tampilkan peta

Masih ingatkah besarnya bencana yang mengguncang Aceh pada tahun 2004? Ya, bencana itu adalah tsunami. Tsunami yang melanda Aceh saat itu merupakan salah satu tsunami terkuat di dunia.

Mungkin Anda yang berada di Serambi Mekah saat itu tidak bisa melupakan keganasan tsunami. Namun, ada cara untuk mengingat atau mengingat kembali keganasan gelombang tsunami yang melanda Aceh. Metode ini melibatkan kunjungan ke Museum Tsunami Aceh.

Apa yang ada di museum ini? Disini tim dolanyok akan mengajak anda untuk bernostalgia tentang keganasan tsunami Aceh dengan mengajak anda untuk mengulas tempat tersebut melalui artikel di bawah ini.

Presentasi Museum Tsunami Aceh

Apa yang kamu ketahui tentang museum ini? Museum ini adalah tempat di mana Anda dapat mengingat bencana tsunami yang mengguncang Serambi Makkah pada tahun 2004. Peristiwa tragis ini menewaskan lebih dari 240.000 orang.

Museum ini diresmikan pada tahun 2008 dan dibuka untuk umum pada tahun 2011. Tempat ini juga menyimpan sejarah dan kenangan memilukan dari bencana tsunami yang dahsyat.

Museum ini merupakan tanda atau simbol bangun bagi masyarakat Aceh saat terjadi bencana tsunami yang meluluhlantahkan tanah air mereka. Apalagi museum ini mengingatkan generasi muda bahwa tsunami pernah mengguncang tanah air tercinta dan menyebabkan ratusan ribu korban jiwa. .

Cerita

BRRN Aceh atau Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nagroe Aceh Darussalam-Nias bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia di Aceh menyelenggarakan kompetisi. Lomba tersebut berupa lomba desain pembangunan museum tsunami.

Lomba tersebut dimenangkan oleh seorang arsitek ITB bernama Bapak Ridwan Kamil. Usai memenangkan kompetisi tersebut, Ridwan Kamil mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 275 juta.

Museum ini berdiri di atas lahan yang sangat luas yaitu 2.500 meter persegi. Pemerintah juga bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dalam pembangunan museum ini. Setelah pembangunannya selesai, Presiden Republik Indonesia yang saat itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono langsung meresmikan museum tersebut. Pemerintah kota Banda Aceh juga mengontrol pengelolaan objek wisata museum ini.

Keunikan

Perancang museum ini ternyata adalah Pak Ridwan Kamil yang kini menjabat sebagai Gubernur Bandung. Ridwan Kamil merupakan salah satu dosen ITB yang memenangkan kompetisi desain museum saat itu.

Kemudian pembangunannya dilakukan oleh BRR Nad Nias dan menelan biaya lebih dari 140 miliar. Bangunannya sangat unik. Jika Anda melihat dari atas, Anda akan melihat gelombang tsunami.

Tetapi jika Anda melihat dari bawah, Anda akan melihat kapal penyelamat. Kapal dilengkapi dengan jembatan sebagai tempat penyelamatan.

Perancangan museum ini bertemakan Rumah Aceh as Escape Hill yang mengadopsi rumah adat Aceh. Lantai bawah gedung ini terbuka sebagai ruang publik dan memberikan jarak aman jika terjadi tsunami.

Dindingnya juga memiliki pola yang tidak kalah menarik, yaitu pola yang mengadopsi tarian saman. Dimana tarian tersebut merupakan simbol kekuatan, kedisiplinan dan kepercayaan umat Islam Aceh.

Kamar atau Wahana

Bangunan berkonsep tradisional modern ini memiliki 4 lantai dengan 4 area yang berbeda.

ruang kontemplasi

Pertama kali Anda memasuki gedung ini, Anda akan melewati sebuah lorong kecil. Lorong ini agak gelap karena hanya sedikit cahaya yang bisa masuk ke lorong ini. Celah di lorong ini sangat sempit yang diapit oleh tembok hitam.

Saat Anda berjalan melewati lorong, Anda akan mendengar dan merasakan percikan air. Suara gemericik air juga diiringi dengan suara adzan. Itu membuat Anda merasa seperti berada di tempat tsunami.

Inilah sebabnya mengapa koridor ini disebut Ruang Kontemplasi atau Ruang Kontemplasi. Emosi Anda akan dipermainkan saat melewati koridor.

Kamar Cahaya Tuhan

Ruangan kedua yang akan kamu lewati adalah ruangan Light of God dimana ruangan ini lebih gelap dari ruangan sebelumnya. Ruangan ini berupa lorong vertikal yang menyerupai cerobong asap yang menjulang dari tengah bangunan.

Di dinding sekitar perapian, Anda bisa membaca nama-nama korban yang tewas dalam bencana tsunami 2004. Di bagian atas dinding ini, Anda bisa melihat sosok yang bertuliskan kata Allah dalam bahasa Arab.

Kamar Jembatan Harapan

Setelah meninggalkan ruangan ini, Anda akan melalui jalan melingkar. Jalan ini dibuat melingkar sebagai pengingat saat para korban berusaha menyelamatkan diri dari hantaman gelombang tsunami.

Kemudian Anda akan menemukan jembatan di mana Anda dapat melihat bendera 25 negara tetangga. Inilah negara-negara yang membantu Indonesia, khususnya Aceh, untuk pulih dari keruntuhan gelombang tsunami.

Ruang pelarian

Ruangan ini terletak di lantai paling atas museum ini. Seperti namanya, ruang evakuasi, ruangan ini memang berfungsi sebagai tempat evakuasi atau penyelamatan jika terjadi tsunami jika terjadi di kemudian hari.

Tapi Anda tidak bisa masuk ke ruangan ini karena tujuannya untuk mengungsi. Bagian ini akan digunakan jika terjadi masalah.

Secara umum museum ini memiliki beberapa koleksi yang berkaitan dengan tsunami 2004. Koleksi tersebut terdiri dari 22 alat peraga, 7 model dan 26 foto bencana tsunami.

Alamat

Anda bisa mengunjungi museum di Jl. Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh. Museum ini terletak sangat dekat dengan Masjid Raya Aceh atau Masjid Baiturrahman Aceh yang hanya berjarak sekitar 700m dan bisa ditempuh dalam waktu 2 menit saja.

Meski sebagian besar wilayah Aceh hancur diterjang tsunami, Anda akan menemukan banyak tempat wisata di dekat museum ini. Tempat wisata yang bisa anda kunjungi adalah Monumen Kereta Api Aceh, Taman Bustanussalatin, Taman Budaya Aceh, Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Kerkhoff Poetjoet dan masih banyak lagi.

Biaya masuk

Untuk mengingat dan menikmati museum ini, Anda tidak akan dipungut biaya apapun alias gratis. Jadi segera kunjungi museum ini karena kamu akan mendapatkan pendidikan gratis.

Jam operasional

Untuk menikmati museum ini, Anda bisa datang setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Anda juga dapat mengunjungi museum ini pada hari libur nasional.

Meredakan

Museum ini tidak hanya dimaksudkan sebagai tempat untuk memperingati bencana tsunami, tetapi juga sebagai tempat untuk mengedukasi masyarakat tentang bencana tsunami. Oleh karena itu, fasilitas yang dapat Anda temukan di museum ini adalah:

  • Tempat parkir
  • ruang sholat
  • Toilet
  • Toko cendera mata
  • ruang geologi
  • Perpustakaan
  • penjual makanan

Nah untuk fasilitas akomodasi, museum ini belum memiliki fasilitas tersebut. Tapi Anda bisa mencari akomodasi atau hotel di sekitar museum.

Akomodasi tersebut adalah Raya Hotel, Gunung Kila Inn, Aceh Hotel, Crystal Guest House dan lain-lain. Akomodasi ini memiliki harga yang bervariasi tergantung fasilitas yang Anda inginkan.

Pertanyaan dan jawaban

Baca pertanyaan tentang museum untuk informasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Traveling tidak harus mahal dan menyenangkan. Coba saja ke Museum Tsunami Aceh. Di museum ini, Anda akan merasa terhibur sekaligus terharu melihat betapa dahsyatnya bencana tsunami yang melanda Aceh.

Yuk ajak kerabat dan teman kamu untuk berlibur di museum ini. Anda bisa belajar tentang dahsyatnya tsunami yang mengguncang Serambi Mekah.

Source: dolanyok.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button