Peresmian Wisata Sejarah Monumen Perjuangan di Bandung - WisataHits
Jawa Barat

Peresmian Wisata Sejarah Monumen Perjuangan di Bandung

PITA – Monumen Pertempuran atau Monju adalah salah satu bangunan bersejarah paling terkenal di Bandung. Tugu di Jalan Dipatiukur ini didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Jawa Barat melawan penjajah.

Jika dilihat dari lokasinya, Tugu Perjuangan yang saat ini menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Bandung ini berdiri tepat di seberang Gedung Sate dan membelakangi Gunung Tangkuban Parahu di Kawasan Bandung Barat.

Ketua Monumen Perjuangan, Mochamad Rikrik mengatakan, pembangunan monumen ini memakan waktu 4 tahun. Diawali dengan upacara peletakan batu pertama pada tanggal 1 Juni 1991 dan peresmian oleh Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana pada tanggal 23 Agustus 1995. Arsitek bangunan ini adalah Slamet Wirasonjaya dan seorang seniman, Sunaryo.

Ke atas, pengunjung akan menaiki 17 anak tangga dan juga terdapat 8 tiang. Bentuk monumen ini adalah lingkaran dengan diameter 45 meter. Angka tersebut melambangkan Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Di puncaknya naik 5 tugu yang melambangkan lambang dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Ketinggian tugu adalah 17 meter, yang melambangkan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia.

Berbentuk seperti bambu, tugu ini merupakan simbol masyarakat Bandung. Karena sejak dahulu kala, masyarakat Bandung sudah terbiasa menggunakan bambu.

Selain itu, bentuk tugu seperti tombak bambu juga menjelaskan bahwa alat perang bangsa Indonesia melawan penjajah adalah tombak bambu.

Dahulu diketahui bahwa wanita yang melahirkan akan dipotong ari-arinya dengan hinis, alat pemotong yang terbuat dari bambu. Juga, anak laki-laki yang disunat disunat dengan hindi.

Di sisi kanan dan kiri Monumen Perjuangan terdapat relief yang menceritakan perjalanan perjuangan rakyat Jawa Barat. Mulai dari kerajaan, kedatangan pasukan kolonial, dalam penaklukan dan pertahanan kemerdekaan.

Di bagian bawah relief terdapat pintu masuk ke Battle Memorial Museum, yang terletak tepat di bawah memorial. Isi museum menjelaskan peristiwa dan tokoh perjuangan di wilayah Jawa Barat.

Pada awal rintisannya di tahun 2012, museum ini masih bernama showroom. Untuk menjadi museum, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Baru pada tahun 2018 ruang pamer, bersama dengan koleksi yang terus bertambah, dapat disebut sebagai museum.

Museum ini menawarkan beberapa ruangan dan fasilitas yang dapat digunakan oleh pengunjung museum, seperti auditorium, ruang dokumentasi, ruang diorama, ruang benda-benda bersejarah, dan perpustakaan.

Saat masuk, pengunjung disuguhkan beberapa foto sosok pejuang dari Jawa Barat. Ada juga 12 manekin dari berbagai seragam prajurit kuno yang dipajang dengan rapi di etalase.

Film pertarungan yang disesuaikan dengan usia pengunjung ditampilkan di auditorium. Daya tampung pengunjung yang tadinya mencapai 150 orang, kini dibatasi menjadi 50 orang sejak pandemi Covid-19.

Ada pendidikan tentang pejuang era kerajaan, pahlawan pendidikan dan politisi di Jawa Barat. Ada juga sejarah singkat serta bendera masing-masing kabupaten/kota dan foto-foto bangunan bersejarah yang banyak ditemukan di Bandung.

Selain itu, ditampilkan 9 diorama yang menceritakan berbagai peristiwa. Ada peristiwa invasi Portugis ke Indonesia, peristiwa Laut Api Bandung, Perjanjian Linggarjati dan peristiwa lainnya.

Ruang terakhir adalah ruang pameran benda-benda bersejarah. Peninggalan Raden Ayu Lasminingrat, Dewi Sartika, Inggit Garnasih, RE Martadinata, IR Juanda, Otto Iskandar Dinata dan Mak Eroh dipamerkan.

Peninggalan zaman kolonial juga dipajang di sini. Ada senjata api, helm baja, teropong, parang, telepon, topi baja, belalai besi, tombak, keris, samurai, katana, dan pistol VOC.

Mengunjungi monumen ini gratis. Monumen dan museum buka dari hari Senin hingga Jumat dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB dan tutup pada hari Sabtu hingga Minggu dan hari libur nasional.

Pengunjung dapat melakukan reservasi di kantor UPTD Pengelolaan Kebudayaan Jawa Barat seminggu sebelum berkunjung.

Source: inisumedang.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button