Peresmian Disability Culture Week 2022, Ndaru Ndarboy Genk Jadi Immunity Booster Sahabat Difabel - WisataHits
wisatahits

Peresmian Disability Culture Week 2022, Ndaru Ndarboy Genk Jadi Immunity Booster Sahabat Difabel

Acara Pekan Budaya Disabilitas (PBD) 2022 resmi dibuka pada Senin, 28 November 2022 di Panggung Ayom, Desa Wisata Kebon Agung, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Acara pembukaan Pekan PBD 2022 dilakukan secara simbolis dengan pemukulan tongkat secara serentak oleh panitia, perwakilan desa, dinas terkait, serta tamu.

Pekan Budaya Disabilitas 2022Pekan Budaya Disabilitas 2022, foto: PBD2022

Mengusung tema Ngayomi Ngayemi

Pekan Budaya Disabilitas 2022 mengusung tema “Ngayomi Ngayemi” yang juga divisualisasikan dengan maskot daun pisang.

Daun pisang sebenarnya sangat bergizi dan bergizi.

Hal tersebut di atas, sebagaimana disampaikan dalam sambutan Dra. Y. Eni Lestari Rahayu sebagai Kepala Balai Pembinaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Budaya dan Seni pada Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sambutan Ibu Eni disampaikan setelah acara dibuka oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.

“Dengan memaknai keberadaan daun pisang yang banyak tumbuh di desa ini, kita semua dapat memberikan perlindungan dan kebahagiaan, perlindungan dan
Nikmati,”

Ibu Eni menambahkan.

Diselingi penampilan Punokawanito yang ketiga anggotanya tuna netra, sambutan selanjutnya datang dari Broto Wijayanto selaku ketua panitia sekaligus manajer produksi acara Disability Culture Week 2022.

Pada kesempatan tersebut, Broto juga mengajak 2 orang untuk tampil di atas panggung, masing-masing Patoni sebagai perwakilan warga Desa Wisata Kebon Agung, dan juga Cublik Sulistyo yang merupakan penyandang disabilitas sekaligus warga Desa Wisata Kebon Agung dan aktif. sebagai penggerak dalam komunitas non-tradisional.-profit bernama Sapadifa.

Sapadifa sendiri merupakan yayasan yang akan diresmikan, namun nyatanya dalam beberapa tahun terakhir kegiatannya sehari-hari adalah membantu teman-teman difabel dan juga ODGJ.

Dalam sambutannya, Broto mengungkapkan bahwa banyak dari kita yang menyadarinya atau tidak.
kita masih sering memandang rendah orang lain dan memandang rendah orang lain, apalagi ketika pangkat, jabatan atau strata sosial kita lebih tinggi.

Stigma negatif sering menyertainya; orang lain yang berpangkat lebih rendah hanya dipinggirkan, lebih parah lagi bila melihat orang lain dengan keterbatasan fisik, hanya dipandang sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan.

Tak bisa kita pungkiri, memang keseimbangan kekuatan masih sering melekat pada diri kita.

Kita masih sering memandang rendah teman kita yang difabel dan sering merasa iba secara berlebihan.

Kami kehilangan ingatan bahwa mereka sebenarnya identik dan mirip dengan kami; Keduanya diciptakan Tuhan dengan banyak kekurangan dan keterbatasan.

Sayangnya, alih-alih mengingat keterbatasan diri sendiri, kita sering menilai kekurangan orang lain, apalagi saat kita merasa lebih lengkap dan berada di level yang lebih tinggi.

Padahal, banyak sekali potensi, kemampuan bahkan semangat yang dimiliki oleh para sahabat difabel untuk dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, yang tidak dimiliki oleh kita semua.

“Cublik Sulistyo adalah salah satu contoh penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu teman-temannya.

Ia menjadi penggerak di Sapadifa yang kemudian mampu sedikit meringankan beban rekan-rekannya yang difabel, terutama yang tidak bisa mengakses luar, dan hanya bisa tidur di dalam rumah menghitung genting dan usuk” ,

kata Broto.

Sambutan selanjutnya datang dari Bapak Aris Eko Nugroho, SP, M.Si yang menjabat sebagai Paniradya Pati (Kepala Dinas) Paniradya Kaistimewan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengenai penyelenggaraan Pekan Budaya Disabilitas, Pak Aris mengungkapkan kegembiraannya ketika masyarakat begitu bergembira, karena acara yang dibiayai oleh Privileges Fund semacam ini bisa mencapai target.

“Dana keistimewaan ini akan sangat bermanfaat apabila tepat sasaran, sehingga dapat lebih bermanfaat, murakabi, dan transferable bagi kehidupan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta”,

kata Pak Aris.

Usai meresmikan Pekan Budaya Penyandang Disabilitas 2022 dengan memukul tongkat secara bersama-sama, acara dilanjutkan dengan penampilan musik yang menampilkan grup Puser Bumi.

Adalah sebuah band pentatonik dan diatonis dari Bantul, Yogyakarta, yang seluruh personelnya buta dan cacat.

Penampilan Ndaru Ndarboy Genk

Penampilan Ndaru Ndarboy Gnek di Disabled Culture Week 2022Penampilan Ndaru Ndarboy Gnek pada Pekan Budaya Difabel 2022, foto: PBD2022

Yang menarik selama pertunjukan adalah kehadiran ‘tamu misterius’, yaitu Ndaru ‘Ndarboy Genk’, yang tiba-tiba muncul dari belakang panggung dan kemudian berduet dengan Mbak Rizka Rinonce, vokalis Puser Bumi.

Tiba-tiba, banyak tamu bertepuk tangan menunjukkan kebahagiaan yang tak terukur.

Empat lagu yang dibawakan Ndaru diiringi Puser Bumi adalah Wong Sepele, Ojo Nangis, Kaya Jogja Istimewa, Mendung Tanpo Udan.

Sembari menyanyikan lagu-lagunya, Ndaru Ndarboy pun tak segan-segan turun dari panggung untuk kemudian berbaur dengan para pengunjung yang sebagian besar adalah para penyandang disabilitas, termasuk tunarungu, di dahinya.

Penampilan Ndaru Ndarboy di Pekan Budaya DifabelPenampilan Ndaru Ndarboy di Pekan Budaya Disabilitas, foto: PBD2022

Tidak ada partisi dan tidak ada jarak. Karena itu, usai menyanyikan lagu berjudul ‘Wong Sepele’ kemudian dilanjutkan dengan lagu ‘Ojo Nangis’, beberapa di antaranya terlihat bersuara ‘brebes mili’, air mata pun keluar. Berteriak.

Dia mengatakan itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Sulit baginya untuk meninggalkan rumah, dia benar-benar tidak percaya, siluet penyanyi yang selalu dia inginkan, yang suaranya hanya bisa dia dengar, kali ini benar-benar muncul di depan matanya.

Tentu menjadi kekebalan bagi mereka untuk tetap semangat apapun batasannya, karena semua akan menjadi nyata ketika ada usaha dari kita.

Pekan Budaya Disabilitas 2022 yang dibuka pada 28 November di kawasan Tegal Jayan Bendung – Desa Wisata Imogiri Kebon Agung, rencananya akan digelar selama 6 hari.

Banyak program yang disajikan, termasuk pertunjukan, lokakarya, pasar populer, dan operet inklusi.

Penutupan Pekan Budaya Disabilitas 2022 bertepatan dengan perayaan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember 2022.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, seluruh program yang dihadirkan pada Pekan Budaya Disabilitas 2022 kembali dapat dinikmati masyarakat secara gratis.

Selain diprakarsai oleh beberapa kelompok penggiat seni dan budaya yang memiliki kedekatan dengan teman-teman penyandang disabilitas, kali ini juga didukung oleh Privileges Fund melalui Dinas Kebudayaan Yogyakarta.

Source: www.piknikdong.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button