Jawa Timur

Perancangan kawasan wisata religi lampu lalu lintas Surabaya berfokus pada membangun warga

JawaPos.com-Kawasan wisata traffic light diharapkan menjadi salah satu kawasan wisata religi yang terintegrasi. Salah satu konsep yang akan digarap Pemkot Surabaya adalah Traffic Light Connecting Hub.

Karya tersebut dilombakan dalam Lomba Desain Arsitektur Ampel Surabaya. Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil memenangkan kompetisi tersebut.

“Masih banyak fungsi di kawasan ini yang belum termanfaatkan secara maksimal. ide ide segar dari anak bangsa sangat diperlukan,” jelas manajer tim Didit Novianto, Selasa (30 Agustus).

Salah satu tantangannya adalah Ampel merupakan kawasan bersejarah yang perlu dilindungi. Jadi perbaikan fungsional dapat dilakukan, tetapi tidak secara fisik.

Didit menjelaskan, tantangan tersebut diolah dengan pertimbangan desain yang lebih modern untuk meningkatkan minat kunjungan. Beberapa hal dievaluasi untuk menyempurnakan ide tersebut.

“Semoga desain ini bisa menjadi salah satu rencana utama dalam ide pembangunan lampu lalu lintas oleh Pemkot Surabaya,” kata Didit.

Tim yang terdiri dari Kresentia Ivena Kristanti, Farrel Adyuta Wiratama dan Bonaventura Rah Abisca mengubah kawasan bekas Rumah Potong Hewan (RPH) menjadi fungsional melalui desainnya. Farrel Adyuta Wiratama atau yang lebih akrab disapa Yuta menjelaskan, ada tiga konsep utama dalam karya tersebut. Itu adalah Komunitas lokal, konektivitasdan menerima.

Menurutnya, ketiga konsep tersebut mengantarkan tim untuk menghasilkan berbagai desain inovatif. Yakni di kawasan RPH yang telah dialihfungsikan menjadi kawasan pendidikan berupa museum. Tim juga menghadirkan terminal sebagai salah satu hub angkutan umum.

“Rencananya terminal akan dibangun terlebih dahulu untuk memudahkan akses pengunjung,” kata Farrel Adyuta Wiratama.

Tim juga memberikan desain taman bisnis yang sebelumnya merupakan kandang ternak. Hal ini dimaksudkan agar menjadi kawasan yang bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk berjualan mulai dari makanan dan minuman hingga oleh-oleh khas.

“Desain ini bertujuan untuk dapat merevitalisasi kawasan potensial yang sebelumnya tidak dimanfaatkan,” kata Farrel Adyuta Wiratama.

Mahasiswa angkatan 2019 itu menambahkan, pada tahap seleksi, ada beberapa hal yang menjadi keunggulan desain timnya. “Salah satu juri sangat mengapresiasi kesan tersebut kesederhanaan dalam susunan yang disajikan. Hal ini terlihat dari sistem tata arsitektural yang mudah dipahami serta hubungan antar ruang yang harmonis dan indah,” ujar Farrel Adyuta Wiratama.

Penerbit: Latu Ratri Mubyarsah

Reporter: Rafika Rachma Maulidini

Source: www.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button