Peningkatan signifikan, pelamar program Matching Fund “Vokasi 2022” meningkat 300 persen - WisataHits
Yogyakarta

Peningkatan signifikan, pelamar program Matching Fund “Vokasi 2022” meningkat 300 persen

Peningkatan signifikan, pelamar program Matching Fund “Vokasi 2022” meningkat 300 persen

Krjogja.com – JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), melanjutkan transformasi pendidikan vokasi di Indonesia melalui Merdeka Belajar, termasuk penuntasan program Dana Pendampingan Vokasi 2022. di Peron Kedaireka.

Pada tahun 2022, program Vocational Matching Fund berhasil menghimpun 176 proposal kreatif dari 70 Perguruan Tinggi Penyelenggara Vokasi (PTPPV) dan 156 mitra industri. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah usulan tahun ini meningkat signifikan 300 persen.

Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek, Benny Bandanadjaja menyambut baik peningkatan jumlah proposal kreatif pada 2022. Benny berharap peningkatan tersebut bisa menjadi indikator meningkatnya metode pembelajaran siswa SMK di Indonesia.

“Salah satu tujuan dari program ini adalah untuk mengembangkan metode belajar mahasiswa, dimana mahasiswa juga mendapatkan pengalaman langsung melalui ajakan untuk terjun langsung dengan dunia usaha industri (DUDI) melalui model pembelajaran di teaching factory/teaching industry sebagai pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning (PBL),” kata Benny, Jumat (4.11.2022) di Jakarta.

Sebagai informasi: Program Dana Pendamping Vokasi 2022 merupakan program pendanaan Ditjen Dikti yang melibatkan tenaga pendidikan tinggi vokasi dan DUDI bersama-sama dalam menjawab tantangan dunia industri untuk membentuk Ekosistem Belajar Merdeka Kampus Merdeka.

Platform Kedaireka sendiri sudah diluncurkan sejak tahun 2020 dan target dari program ini adalah Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Setelah universitas dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen universitas dapat mengajukan proposal dana pendamping.

Pendanaan program Matching Fund 2022 meningkat

Pada tahun 2021-2022, sebaran daerah pengusulan program Dana Pendamping Edisi Vokasi 2022 juga mengalami peningkatan yang signifikan di beberapa daerah. Dengan bertambahnya jumlah proposal, dana pemerintah untuk program tersebut juga meningkat pesat. Peningkatan pendanaan ini bahkan mencapai 100 persen.

“Pada tahun 2021, total dana yang dikucurkan Dikti untuk program ini adalah Rp 30 miliar. Pada 2022, total dana yang dikucurkan akan meningkat menjadi Rp 68 miliar. Dana tersebut nantinya akan disalurkan sesuai proposal yang diajukan ke Kedaireka,” kata Benny.

Sementara itu, Program Matching Fund Kedaireka pada 2022 mengusung lima tema prioritas, yaitu Blue Economy, Digital Economy, Green Economy, Health Independence dan Tourism Development. Selain kelima topik tersebut, Matching Fund 2022 juga membuka topik umum lainnya untuk proposal.

Ekonomi biru mencakup budidaya dan pengelolaan sumber daya laut serta pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya laut. Ekonomi digital diwujudkan dalam bentuk pengembangan industri game dan animasi, penciptaan dan pengembangan layanan berbasis teknologi untuk UMKM. Ekonomi hijau mencakup pertanian berkelanjutan, konservasi sumber daya dan energi terbarukan.

Sedangkan masalah kemandirian kesehatan meliputi pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan produk obat herbal dan non herbal serta penanganan gangguan tumbuh kembang. Pengembangan pariwisata meliputi pengembangan dukungan program pariwisata di lima destinasi prioritas, pengembangan platform dan database kurasi budaya.

“Melalui tema-tema tersebut, perguruan tinggi profesional dan mitra industri di seluruh tanah air akan berkesempatan berkolaborasi untuk menghasilkan karya kreatif yang berorientasi pada solusi dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat,” ujar Benny.

Salah satu proyek yang sedang berjalan dari Dana Pendamping Kejuruan adalah Proyek Revitalisasi Kapal yang diketuai oleh I Putu Arta Wibawa dari Politeknik Perkapalan Negara (PPNS) Surabaya.

Proyek ini diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang membuat program Spice Trail. “Oleh karena itu, dilakukan proyek revitalisasi perahu nelayan tradisional. Kapal lama sedang direvitalisasi untuk beroperasi secara modern,” kata Benny.

Proyek yang bertajuk “Revitalisasi Ekosistem Kapal Kayu Tradisional untuk Mendukung Pengelolaan Sumber Daya Laut yang Berkelanjutan” ini tidak hanya melibatkan lembaga PPNS tetapi juga mitra industri yaitu PT Tunas Maritim Global. Kemendikbudristek mendukung dengan menyediakan dana Rp 2 miliar melalui program Matching Fund.

“Dalam pelaksanaannya, proyek ini melibatkan dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan di PPNS, industri, pengrajin kapal kayu dan sebagainya. Dengan cara ini, kolaborasi ini mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung dan pembelajaran terkait pekerjaan, ”kata Benny.

Selain mendukung pembelajaran mahasiswa di kampus, kerjasama dalam program Vocational Matching Fund 2022 juga menjadikan dunia pendidikan sebagai mesin inovasi kreatif yang mendorong percepatan proses hilirisasi teknologi di Indonesia.

Hilirisasi ini terlihat pada salah satu produk hasil hibah MF 2021 yaitu “Hilirisasi Produk RFID Transponder dan Aplikasinya untuk Inventarisasi Barang” oleh Budi Sugandi dari Politeknik Negeri (Polibatam) Batam.

Produk unggulan yang dihasilkan dari kegiatan hilirisasi ini adalah RFID tag transponder beserta aplikasi inventory inventory-nya. Produk tag RFID yang berhasil diproduksi memiliki desain yang unik dengan geometri tag RFID berbentuk elips.

Antena tag RFID yang berhasil diproduksi berbentuk elips dengan panjang elips 30 mm dan lebar 20 mm. Dengan bentuk yang unik ini, tag RFID Polybatam berpotensi untuk mendapatkan hak cipta desain industri serta paten sederhana. (Jantung)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button