Peningkatan investasi masyarakat, proyek kereta gantung dimulai pada 2023 - WisataHits
Jawa Timur

Peningkatan investasi masyarakat, proyek kereta gantung dimulai pada 2023

Masyarakat mengikuti penjelasan pembangunan kereta gantung yang dijelaskan langsung oleh perwakilan Doppelmayr Austria Hans Jost di Graha Balai Kota Among Tani, Kota Batu. (Suara/M. Noer Hadi)

SUARA WARNA – Miracle in The Town, lahirlah semangat untuk mewujudkan proyek ropeway di Kota Batu. Wacana pembangunan kereta gantung sudah dikenal sejak zaman Wali Kota Batu Eddy Rumpoko. Namun, ada sejumlah peraturan yang mempersulit pelaksanaannya.

Pembangunan kereta gantung ini didukung oleh anggaran swasta. Diantaranya adalah Tani Foundation (ATF) yang memprakarsai pembangunan kereta gantung sepanjang 1 kilometer secara perorangan.

ATF juga telah menandatangani letter of intent dengan perusahaan Austria, Doppelmayr Geraventa Group. Perusahaan Austria terlibat dalam proyek ini dari sisi teknis konstruksi kereta gantung.

Ketua Yayasan ATF Nurbani Yusuf mengatakan ATF telah menjadi pihak penghubung bagi keinginan masyarakat dan pengusaha. Sehingga cita-cita yang digagas mantan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, segera terwujud. Dengan demikian, kehadiran kereta gantung dapat mendongkrak kesejahteraan warga Kota Batu. Jika dilihat dari pendanaannya adalah investasi publik dengan porsi 40 persen. Sisanya 60 persen didatangkan oleh investasi pihak ketiga, yakni PT Among Tani Indonesia (ATI).

Baca juga: Pembelian Tempat Parkir Kayutangan Heritage Menunggu Rekomendasi KPK

Baca juga: Sutiaji Lepas 150 Atlet Dari Kota Malang Untuk Ikuti Popda 2022

Baca juga: 600 peserta ambil bagian dalam lari ulang tahun Whiz Prime

Baca juga: Tanggapan Rapat Owners Club, Arema: Cukup kita melaksanakan sanksi tanpa penonton

“Pembangunannya tidak menggunakan APBD. Kami berpihak kepada masyarakat agar mereka merasakan manfaat dari proyek kereta gantung. Kami akan terus pantau agar tidak dikuasai satu atau dua orang. Harus humanistik, tidak kapitalistik”, ujarnya.

Nurbani mengatakan konsep ropeway yang didukung oleh ATF ini merupakan yang baru dan pertama di Indonesia. Mengusung konsep pariwisata, bukan urban. Pembiayaan juga murni pribadi dan bergantung pada swadaya komunal melalui koperasi yang sudah mapan. Diakuinya, dengan sistem pendanaan ini, konsekuensinya akan lebih panjang dan rumit. Lain halnya saat mengandalkan investor, saat investor datang, maka pembangunan terwujud.

“Sebenarnya bisa saja melibatkan investor. Tapi bukan itu konsepnya. Karena hasilnya tidak akan sosial, tapi kapitalis. Jika terwujud, akan sangat luar biasa. Target pasar kereta gantung ini tidak hanya wisatawan lokal. Tapi juga akan menjangkau wisatawan mancanegara,” jelasnya.

Baca juga: Dewanti menjadi proyek terkemuka dan meluncurkan pembangunan kereta gantung

Baca juga: Nota Kesepahaman antara ATF dan perusahaan Austria, langkah definitif menuju realisasi kereta gantung di Kota Batu

Baca juga: Perusahaan yang berbasis di Jakarta melihat peluang untuk proyek kereta gantung di Kota Batu

Baca juga: Sumber pendanaan swasta, proyek kereta gantung bukan lagi program RPJMD

Mega proyek tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Jawa Timur. Namun demikian, pendanaan dari sumber-sumber swasta didukung. Targetnya, kereta gantung di Kota Batu sudah bisa beroperasi pada 2024. Nilai investasi untuk pembangunan diperkirakan sekitar Rp 100 miliar.

Pembangunan lintasan sepanjang 1 kilometer ini masih dalam tahap awal. Selain itu, ada kemungkinan lintasan diperpanjang. Pada tahap awal, rest area Jalibar di desa Oro-oro Ombo dipilih sebagai lokasi stasiun utama. Dari sana kereta gantung melewati kawasan Perhutani menuju kawasan wisata Coban Rais.

Nantinya, pemandangan pegunungan ditawarkan kepada para wisatawan yang menaiki kereta gantung. Perlu diketahui bahwa kawasan di sekitar Kota Batu dijuluki De Kleine Schweiz atau Swiss Kecil di pulau Jawa, dengan topografi berada di ketinggian antara 700 hingga 2.000 meter dan suhu udara 11 hingga 19 derajat Celcius.

Baca juga: KPU Batu enggan pakai dana hibah Rp 1 miliar

Baca juga: PSD 2023-2026, kelanjutan program prioritas bertahap RPJMD

Baca juga: Jaksa selidiki dugaan pemerasan sumbangan sukarela di SMAN 1 Kota Batu

Baca juga: SMAN 1 Kota Batu Mengeluarkan Surat Pernyataan Dugaan Pemerasan Sumbangan Sukarela

Perwakilan Doppelmayr Austria, Hans Jost, mengatakan pihaknya tidak akan kesulitan membangun kereta gantung di Kota Batu. Meskipun lokasinya berada di daerah pegunungan. “Kami tidak merasa kesulitan untuk melakukan pembangunan. Karena kami sudah sangat berpengalaman,” ujarnya.

Tomy B Satria, Presiden Komisaris PT Among Tani Indonesia, mengatakan pembangunan kereta gantung itu rencananya akan dimulai pada awal Januari 2023. Sebelumnya, pihaknya menargetkan pembangunan dapat dimulai pada Agustus 2022, namun beberapa proses administrasi masih harus diselesaikan.

“Topografi sudah selesai tapi kita masih dalam proses penyelesaian AMDAL dan lain-lain, kita masih koordinasi dengan Perhutani karena lahan yang digunakan dari Perhutani dan tanah kas desa, targetnya tahun ini selesai, lalu pada Januari 2023 terjadi terobosan,” kata Tomy.

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, Pemkot Batu sangat mendukung pembangunan kereta gantung tersebut. Transportasi penunjang pariwisata diharapkan dapat mendukung berbagai tujuan. Misalnya, meningkatkan jumlah wisatawan, menciptakan lapangan kerja, memberdayakan UMKM, menjadi daya tarik wisata dunia, dan lain-lain.

“Semoga cable car ini bisa menjadi kebanggaan perekonomian nasional,” pungkasnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button