Jawa Timur

Pengentasan Kemiskinan Lewat Desa Wisata, Kemuning Sudah Terbukti – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Pengunjung melakukan river tubing atau arung jeram di Kali Pucung, Dusun Jlono, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Minggu (26/12/2021). (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten Karanganyar terus mendorong tumbuhnya desa wisata untuk mengentaskan kemiskinan. Penguatan masyarakat dengan mengoptimalkan potensi desa merupakan salah satu langkah untuk mendorong perekonomian daerah berkembang.

Salah satu desa wisata yang berhasil menurunkan angka kemiskinan penduduknya adalah Desa Wisata Kemuning di Kecamatan Ngargoyoso. Berdiri sejak tahun 2014, Desa Wisata Kemuning menjadi rujukan wisatawan yang berwisata ke Karanganyar selain Tawangmangu.

Iklan Nimo Highland, wisata hits Bandung mirip Santorini, Yunani

“Pengelolaan pariwisata sepenuhnya dikelola oleh pemerintah kota. Pendapatan dari pengelolaan pariwisata masuk ke masyarakat,” kata Kepala Desa Kemuning, Widadi Nur Widyoko . Solopos.comSenin (10/3/2022).

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata adalah dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Setelah beberapa tahun, hasilnya terlihat. Tingkat pengangguran di Kemuning turun signifikan.

Kemudian muncul usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kemuning. Dulu hanya sekitar 10 UMKM, sekarang ada 100 UMKM. Tingkat kesejahteraan warga meningkat.

Baca Juga: Usai Timus, Getuk Porang Di Ngargoyoso Karanganyar Makin Diburu Wisatawan

“Menurut data di sini, tidak ada orang yang sangat miskin. Penguatan ekonomi akan terus dilakukan dari desa-desa wisata yang sudah maju,” ujarnya.

Ia pun mendukung langkah Bupati Karanganyar yang memberikan perlakuan Pengentasan kemiskinan melalui pengembangan desa liburan. Namun demikian, diperlukan pedoman teknis dan operasional sebagai dasar bagi desa untuk melaksanakan program tersebut.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan ada 26 desa wisata di Bumi Inwithoutri yang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK). Desa liburan ini diharapkan dapat menjadi pilar dalam mengentaskan kemiskinan warganya.

“jargonnya tidak ada orang miskin di desa wisata atau desa wisata tanpa orang miskin. perlakuan Kami mengentaskan kemiskinan di desa wisata ini,” kata Juliyatmono saat workshop bersama Kemenko PMK di Desa Wisata Karanganyar, Kemuning, Minggu (10/2/2022).

Baca juga: Desa Berjo Karanganyar Punya Bumi Perkemahan Baru, Pemandangannya Menakjubkan

Lokakarya terkait optimalisasi penanggulangan kemiskinan ekstrem ini dihadiri oleh para pengelola dari 26 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang pariwisata di Karanganyar.

menjadi pilot

Juliyatmono mengatakan pengentasan kemiskinan melalui desa wisata ini merupakan pilot project bersama. Bentuk pengentasan kemiskinan ini dapat dicapai dengan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang sangat miskin. Misalnya, pekerjaan di sektor pariwisata atau pelatihan dalam persiapan makanan dan hal-hal lain. Mereka kemudian membuka toko di kawasan wisata milik desa itu.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Karanganyar akan memberikan suntikan modal kepada BUMDes untuk pengelolaan desa wisata tersebut. Suntikan modal dalam bentuk hibah itu akan disiapkan pemerintah kabupaten pada APBD tahun depan.

“Saya percaya ketika semuanya berjalan dengan baik, orang-orang yang sangat miskin ini dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ada intervensi dari kita bersama melalui desa wisata,” jelasnya.

Baca Juga: Pemkab Karanganyar Kumpulkan Dana CSR Bangun Tangga di Gunung Lawu

Juliyatmono mengatakan, pemerintah kabupaten terus mendorong desa-desa lain untuk mengembangkan potensi wisatanya. Pengembangan pariwisata ini diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Berbagai sektor akan diperkuat jika potensi pariwisata dapat dioptimalkan.

“Ya, saat ini baru 26 desa liburan yang sudah kita tetapkan. Kami mendorong bentuk desa wisata lainnya,” katanya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button