Pengembangan wisata religi terpadu belum maksimal - WisataHits
Jawa Timur

Pengembangan wisata religi terpadu belum maksimal

Komisi B DPRD Jatim Ahmad Iwan Zunaih

DPRD Jawa Timur, Bhirawa

Pemerintah Provinsi Jawa Timur diminta lebih mendorong pengembangan wisata religi, khususnya di wilayah Surabaya dan pesisir utara Gresik, Lamongan, dan Tuban.

Keberadaan situs gastronomi dan religi di kawasan tersebut, seperti makam Sunan Ampel, Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim, Sunan Drajat dan Sunan Bonang, merupakan potensi wisata yang menjanjikan jika dikelola secara maksimal.

Menurut Ahmad Iwan Zunaih, anggota Komisi B DPRD Jatim, potensi tersebut belum sepenuhnya terealisasi. Konsep wisata religi terpadu, salah satu konsep Gubernur Khofifah, belum terwujud nyata.

“Ya, itu tidak ideal. Konsep wisata religi terpadu yang merupakan bagian dari program gubernur belum terlaksana secara maksimal. Kita harus menyukainya. Padahal ini potensi ekonomi yang menjanjikan dari sektor pariwisata,” kata Gus Iwan sapaan akrab Ahmad Iwan Zunaih dalam keterangannya di Surabaya, Senin (28/11) kemarin.

Menurut Gus Iwan, masih banyak tempat wisata religi di kawasan pantura yang belum tergarap secara maksimal sebagai tempat wisata religi. Bahkan jika dimaksimalkan akan menjadi wisata religi yang cukup menjanjikan bagi Jawa Timur.

“Seperti Makan Sunan Drajat, masih banyak situs lain yang juga memiliki nilai sejarah namun belum tergali dengan baik. Itu cukup disayangkan, padahal bernilai ekonomi jika dimaksimalkan,” jelasnya.

“Kalaupun dimaksimalkan, akan ada keterkaitan antara tempat wisata religi dengan wisata religi lainnya. Dan ini akan memiliki catatan sejarah yang tinggi,” lanjutnya.

Diakui Gus Iwan, persoalan ini belum maksimal karena keterbatasan anggaran. Karena itu, pihaknya meminta kepada gubernur agar diperhatikan gubernur agar mengalokasikan anggaran untuk memaksimalkan potensi wisata religi, khususnya di wilayah Pantura.

Selama ini, lanjut politikus Nasdem itu, meski sudah beberapa kali dikaji, dinas pariwisata hanya sebatas sosialisasi, bukan kegiatan konkrit untuk meningkatkan potensi wisata religi.

“Masalahnya adalah keterbatasan anggaran. Ke depan harus ada anggaran yang disisihkan agar benar-benar maksimal mengubah tempat-tempat yang ada menjadi wisata religi yang menjanjikan peningkatan ekonomi,” ujarnya.

Politisi yang juga keluarga besar Sunan Drajat ini pun yakin, memaksimalkan situs-situs di kawasan Pantura menjadi wisata religi terpadu akan berdampak positif bagi perekonomian.

“Sampai saat ini dampak ekonomi yang besar baru terasa saat makan sunan ampel. Jika wisata religi terpadu di kawasan Pantura ini dilakukan secara optimal, pertumbuhan ekonomi ke depan akan merata di antara total wisata religi di kawasan Surabaya dan Pantura (Gresik, Lamongan, dan Tuban),” pungkasnya. [geh.dre]

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button