Yogyakarta

Pengelolaan BUMD di DIY menjadi bahan kajian Komisi C – DPRD JAWA TENGAH

BERIKAN PERANGKAT LUNAK: Riyono anggota Komisi C menyerahkan cinderamata kepada Ketua Komisi B DPRD DIY, Andriana Wulandari. (Foto: Chorulamin)

YOGYAKARTA – Jajaran Komisi C DPRD Jateng melakukan studi banding pendapatan asli daerah (PAD) sektor perbankan dengan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (28/12/2022).

Dalam diskusi tersebut, Komisaris C Riyono menanyakan kepada manajemen Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tentang penerimaan PAD di sektor perbankan oleh DIYers untuk meningkatkan potensi pendapatan di sektor ini.

“Banyak masukan yang akan kami bahas terkait pengelolaan BUMD kami. Mudah-mudahan kita bisa berbagi potensi pendapatan dan mensinergikan beberapa informasi dari DPRD DIY,” ujar politikus PKS itu.

Menanggapi hal itu, Ketua Komite B DPRD DIY Andriana Wulandari mengatakan, Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir menjaga tingkat perekonomian dan pendapatan PAD tetap stabil.

“Seperti di provinsi lain, semuanya berdampak selama pandemi Covid-19. Namun, setelah pandemi berangsur-angsur membaik, menurut kami DIY cukup stabil dari segi pendapatan PAD dan tingkat ekonomi. Saat ini ada lima BUMD di DIY,” kata politikus PDI-P itu.

Ia menambahkan, di sektor perbankan mitra BUMD DIY hanya memiliki DIY-BPD.

“Sampai saat ini BPD DIY berperan aktif dalam pengembangan sektor UMKM pasca pandemi sebagai mitra kami. Intinya, BPD ini lebih fokus membantu km do-it-yourself, tambahnya.

Sementara itu, anggota Komite C lainnya, Bambang Eko Purnomo, menanyakan langkah-langkah pengembangan PAD dan tujuannya.

“Langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembangunan DPRD DIY dan apa tujuan UMKM?” dia berkata.

Yang ditanggapi Andriana, pihaknya akan terus memasang target untuk BUMD. “Harus ada tujuan, kemudian kita bekerja sama dengan UMKM untuk pengembangannya. Banyak juga destinasi wisata disini. Kami mengembangkan UMKM melalui destinasi wisata do-it-yourself,” katanya.

Selama ini BPD DIY telah melaksanakan program “gendongan”. Program ini dilaksanakan khusus di kota Yogyakarta. “Jadi untuk UMKM digabungkan dan telah membawa. Kami fokus pada penyelesaian masalah kemiskinan dan memberikan pelatihan, seperti yang kami katakan sebelumnya. Tujuannya agar UMKM bisa berdiri tegak lagi di DIY ini,” pungkasnya.amin/priyanto)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button