Pengelola wisata alam harus mengikuti aturan pelestarian alam - WisataHits
Jawa Barat

Pengelola wisata alam harus mengikuti aturan pelestarian alam

Pengelola wisata alam harus mengikuti Conservation Rules 239

BOGOR NEWS – Jawa Barat memiliki beberapa kawasan alam yang dikembangkan menjadi destinasi ekowisata untuk mendukung perekonomian masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Curug Leuwi Hejo atau lebih dikenal dengan Curug Leuwi Hejo di Perum Perhutani KPH Bogor Properti 4b RPH Babakan Madang BKPH Bogor yang terletak di wilayah administrasi desa Karang Tengah.

Kawasan pegunungan ini memiliki sejumlah air terjun dan panorama alam hutan pegunungan. Proses mengembangkan kawasan ekowisata tidak sesederhana membalikkan telapak tangan. Karena selain peraturan yang mengikat dalam perjanjian kerjasama, juga diperlukan adanya pengelolaan yang kooperatif dan berkelanjutan yang melibatkan pemerintah, pemerintah kota dan pihak terkait lainnya.

Baru-baru ini, pada 17 Juni 2022, Perum Perhutani/KPH Bogor menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dan Nota Kesepahaman (NKK) dengan pengusaha Tjutju Supriawan Sip untuk pengolahan lahan wisata seluas 18,5 hektar.

Baca Juga: Disbupar Tuan Rumah Wartawan Fam Trip 2017

Kepala Bidang Produksi dan Ekowisata Perum Perhutani/KPH Bogor Edwin Hafidz menegaskan bahwa hutan sebagai suatu ekosistem yang pengelolaannya lestari, berbasis sumber daya dan berorientasi sosial, memanfaatkan lingkungan sekitar untuk lebih melibatkan masyarakat sekitar secara aktif dalam pengelolaannya. dari hutan.

Pihaknya menekankan kewajiban pengelola wisata alam untuk menjaga sarana dan prasarana serta mematuhi ketentuan maksimal 10% dari luas areal yang dikerjasamakan serta mentaati kaidah konservasi sumber daya alam yang telah disahkan Perum Perhutani.

Ia mengingatkan, regulasi yang melibatkan masyarakat juga harus mengutamakan pengelolaan keamanan, kebersihan dan ketertiban, serta siap menerima teguran dari Perum Perhutani bila ada pelanggaran yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Jika masyarakat setempat sudah merasakan manfaat ekonomi dari keberadaan ekowisata, otomatis mereka akan berupaya melestarikan dan melestarikan kawasan tersebut,” kata Edwin Hafiz yang dihubungi Masyarakat Bogor, Senin (18/7/2022).

Sementara itu, Manajer Pesona Leuwi Hejo Tjutju Supriawan Sip mengatakan telah menanam 600 bibit Alpukat Nangka Mahoni Mkalitus Salam di lahan seluas 1 hektar di Bukit Leutik Leuwi Hejo dan secara bertahap akan menanam 8.000 pohon di lahan seluas 18,5 hektar sebagai salah satu tugas kepala daerah.

Baca Juga: Implementasi Desa Wisata Tidak Mengorbankan Perlindungan Hutan

“Secara bertahap kami akan memenuhi sejumlah komitmen seperti: Seperti membersihkan lingkungan alam, melestarikan alam, mengantisipasi keselamatan pengunjung, dan lain-lain. “Rencananya sampah organik dan non-organik dipisahkan dari sampah yang kita bersihkan dari permukaan bumi ke Sungai Ciherang,” ujarnya.

Tujuannya, kata Tjutju, untuk menciptakan ekowisata yang mendukung pelestarian lingkungan alam dan mengajak wisatawan berwisata dengan cara yang ramah lingkungan. Wisatawan juga dididik untuk bertanggung jawab terhadap konservasi alam dan keanekaragaman hayati.

“Kami akan mulai mengerjakan fasilitas dan wahana terbaru pada awal Agustus 2022, seperti: B. Perkemahan 3000 meter, toilet, pendopo, pusat kuliner, fasilitas berkuda, jalur tracking, dan asrama berupa Kampung Jadul yang dibangun dengan bahan alami. Harga tiket per orang dewasa Rp 30.000, anak-anak Rp 10.000, mobil Rp 20.000, sepeda motor Rp 10.000, tiket sekali masuk dan diasuransikan,” pungkasnya. (Bil)

Baca Juga: Penangkaran Rusa Cariu Butuh Investor

Source: beritabogor.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button