Pengamat: Pengalihan IKN adalah bentuk pemerataan pembangunan
JAKARTA (ANTARA) – Pengamat sosial politik Dahlan Wattihelu mengatakan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Pulau Kalimantan merupakan langkah maju untuk pembangunan yang berkeadilan di Indonesia.
“Ini langkah Presiden Jokowi untuk pemerataan pembangunan antara Indonesia timur dan barat, atau dengan kata lain menggeser pangsa pertumbuhan pembangunan dari barat ke timur atau ke arah Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Dijelaskannya, perspektif IKN ke depan adalah kota berkelanjutan di dunia sekaligus mesin masa depan perekonomian Indonesia, yang akan mencakup pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan klaster yang berbeda-beda.
Dia mengatakan klaster itu termasuk teknologi bersih, farmasi terintegrasi, pertanian berkelanjutan, ekowisata dan wisata kesehatan, bahan kimia dan turunannya, dan energi rendah karbon.
Wattihelu mengatakan penempatan IKN di Kalimantan sangat strategis untuk kemajuan Indonesia secara keseluruhan. Oleh karena itu, langkah besar ini harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.
“Saya sangat yakin ini akan berhasil karena lokasi Kalimantan berpotensi menjadi superhub logistik untuk wilayah Indonesia bagian tengah, timur dan utara. Mari kita dukung pemerintah untuk kemajuan Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa sebagai negara besar, Indonesia harus memiliki keberanian untuk berkembang dan memiliki agenda besar untuk kemajuan negara. Salah satu langkah besarnya adalah menyambut pembangunan di ibu kota nusantara (IKN).
IKN merupakan bentuk perubahan peradaban Indonesia dengan menghadirkan konsep pembangunan Indonesia. Dengan berkembangnya IKN, pemerataan pembangunan dan angka ekonomi daerah yang tinggi tidak lagi terfokus di Pulau Jawa.
“Indonesia butuh keadilan ekonomi, sekali lagi ada 17.000 pulau, bukan hanya satu pulau. Kita butuh pembangunan yang adil, kita butuh pembangunan yang adil. Kami ingin menghadirkan itu, yaitu dengan membangun ibu kota nusantara,” kata Jokowi, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20 Oktober).
Menurut Jokowi, Indonesia tidak hanya terdiri dari Pulau Jawa, tetapi terdiri dari 17.000 pulau dari Sabang hingga Merauke. Namun, 58 persen dari PDB perekonomian saat ini terkonsentrasi di Jawa. Juga, 56 persen dari populasi, atau 149 juta, tinggal di Jawa.
“Betapa tertekannya Jawa dengan beban yang begitu besar. Ini membutuhkan keadilan ekonomi, pembangunan yang berkeadilan, itulah yang ingin kita hadirkan dengan pembangunan ibu kota nusantara,” tegasnya.
Jokowi mengatakan masyarakat tidak perlu meragukan keberlanjutan pengembangan IKN karena landasan hukum dan proses persetujuan pembangunan proyek ibu kota baru sangat kuat, yang memiliki kekuatan hukum dan didukung oleh hampir semua fraksi di DPR RI. .
Reporter: Fauzi
Penerbit : Agus Setiawan
HAK CIPTA © ANTARA 2022
Source: news.google.com