Pengacara Bule Hana Peng Nyan Qanun Syariah Tayu Hapus Agama Tapeusalah - WisataHits
Jawa Timur

Pengacara Bule Hana Peng Nyan Qanun Syariah Tayu Hapus Agama Tapeusalah

Hari Jadi Dinas Kesehatan Republik Indonesia Asel 2022 Anggota DPRA: Pengacara Bule Hana Peng Nyan Qanun Syariah Tayu Cabut Agama TapeusalahTangkapan layar tulisan Tamizi SP di halaman Facebook-nya (Foto: ist)

BANDA ACEH – Anggota DPRA Tarmizi SP menanggapi viralnya video beberapa turis asing yang kesulitan menarik uang tunai di beberapa ATM di Aceh.

Tanggapan tersebut ditulis dalam bahasa Aceh oleh Tarmizi melalui laman Facebook pribadinya.

Di awal artikel, Tarmizi mengatakan wisatawan yang datang ke Indonesia biasanya bekerja sebagai karyawan dan petani di lahan mereka.

“Wate di Bali, Gunong Bromo, Jawa Timur dan Jogja Lon mencoba berkomunikasi dengan Padum Padum Droe Bulek. Rata-rata orang asing yang berlibur ke Indonesia biasanya pegawai dan petani di Nanggroe Jih,” tulis Tarmizi.

(Ketika saya di Bali, Gunung Bromo, Jawa Timur dan Jogja, saya mencoba berkomunikasi dengan beberapa bule. Rata-rata bule yang datang ke Indonesia berlibur umumnya adalah karyawan dan petani di desa mereka).

Menurut Tarmizi, mengapa mereka menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata karena biaya di Indonesia sangat murah dan terjangkau untuk kalangan bawah.

“Pakon dipilih karena merupakan hari libur nasional bagi Indonesia, khususnya Bali. Karena harganya yang murah, harganya terjangkau untuk kalangan bawah. Disarankan bagi masyarakat umum untuk berlibur ke Eropa,” tambah Tamizi.

(Pakon dipilih untuk berlibur di Indonesia, khususnya Bali, karena biayanya yang sangat murah, terjangkau untuk kalangan bawah ketika orang kaya umumnya berlibur ke Eropa).

Untuk itu, lanjut Tarmizi, kejadian bule tidak punya cukup uang dan kesulitan menarik uang dari ATM hanya terjadi di Aceh karena bank syariah masih baru di Aceh dan sedang dalam proses penerbitan izin pembeli ATM untuk mendapatkan VISA.

Karena itu, bukan karena turis yang viral, ia mendesak masyarakat untuk menghapus Qanun Syariah dan menyalahkan agama.

“Jadi pembela karena Bulek Hana Pengnyan, Qanun Syariah dihapus. Agama yang buruk,” kata Tarmizi lagi dalam suratnya.

(Jadi pembela, karena bule tidak punya uang, kami menyerukan Qanun Syariah untuk menghapusnya, kami menyalahkan agama).

Pada akhirnya, Tarmizi meminta agar permasalahan tersebut diselesaikan dengan lebih bijak agar permasalahan wisatawan asing tidak mempengaruhi penerapan qanun syariah di Aceh.

“Mabuk gob, mabuk geutanyo. Urutkan ibu. Defender stuck yaitu kursi kamu mabuk. Karena na megah yaitu jok kayem dipeugot keu tuak,” kata Tarmizi.

(Orang mabuk, jangan mabuk, jangan pusing, jangan minum air perasan saja, karena diketahui air perasan sering dijadikan tuak).

Berikut isi lengkap surat Tamizi:

“Wate di Bali, Gunong Bromo, Jawa Timur dan Jogja Lon mencoba berkomunikasi dengan Padum Padum Droe Bulek.

Orang asing yang berlibur ke Indonesia rata-rata adalah karyawan dan petani di Nanggroe Jih. Pakon dipilih karena merupakan hari libur bagi Indonesia, khususnya Bali. Biaya rendah ini membuatnya terjangkau untuk kelas bawah.

Sudah menjadi kebiasaan saya untuk ureung2 seperti waktu liburan ke Eropa. Lantas apa yang terjadi saat awak bulek hana cukop peng tersedot tarikan seperti ATM.

Hanya di Aceh karena itu bank syariah, Hana Mupat Tarek Peng. Bank Syariah di Aceh Ban Mantong, ditunjuk oleh VISA dalam administrasi lisensi Preh untuk pengakuisisi ATM Meusen. Supaya kamu lua nanggroe jeut tarek peng di aceh.

Jadi pembela dihapuskan karena Bulek Hana Pengnyan, Qanun Syariah. agama yang buruk.

Mabuk gob, geutanyo mabuk. Urutkan menurut ibu. Defender macet, artinya kursi itu mabuk pada Anda. Karena na megah, yaitu jok kayem dipeugot keu tuak”.

Seperti diberitakan sebelumnya, video warga negara asing (WNA) mengeluh tidak punya uang di Aceh karena tidak bisa menukar atau bahkan menarik uang di sejumlah ATM di Aceh viral di media sosial.

Video pengaduan WNA tersebut diunggah oleh seorang warga Aceh, Fendra Trysanie, di akun Tiktok miliknya, Fendra_trysanie. Ia menceritakan pengalaman tidak menyenangkan turis asing di Aceh.

Dalam video berdurasi tiga menit itu, Fendra membagikan pengalamannya jalan-jalan bersama tiga orang teman asingnya, yang ia perkenalkan dengan nama Larry, Paul, dan Kelly.

“Hari ini kami sedang dalam perjalanan, kami kesulitan mencari uang, tidak ada penukaran. Jadi kita tidak ada perubahan karena bank di Aceh hanya ada Bank Aceh dan Bank Syariah Indonesia (BSI), jadi kita tidak bisa menukarkan uang,” jelas Fendra.

Beberapa saat kemudian, Paul meminta kamera untuk menyorotnya: “Saya tidak punya uang, tidak ada bank, tidak ada makanan, tidak ada gas, … saya di Aceh, tolong saya, (saya tidak punya uang, bank, makanan, gas, saya saya di Aceh, tolong saya),” katanya.

Source: anteroaceh.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button