Penduduk setempat menyerahkan temuan fosil ke Museum Sangiran sebagai bagian dari prosesi Kirab
RADARSOLO.ID – Puluhan fosil yang ditemukan warga setempat diserahkan kepada kepala Museum Sangiran kemarin. Kereta serah terima itu unik karena dibungkus dengan bungkus budaya lokal berupa karnaval. Diharapkan hal ini menjadi cikal bakal pengembangan desa wisata di kawasan peninggalan manusia purba.
Karnaval penyerahan temuan fosil oleh warga Desa Manyerejo Kecamatan Plupuh ini merupakan bagian dari kegiatan Keker Krajan. Perangkat desa Manyerejo sekaligus koordinator kegiatan Paimin mengatakan, karnaval ini juga dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Ada lima warga Manyerejo yang bisa disebut sebagai pahlawan masa kini. Karena mereka selalu menjaga cagar budaya dengan melaporkan ke museum bila menemukan fosil.
“Karnaval ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa budaya dan warisan dunia harus dilestarikan. Jadi itu diperlihatkan langsung di atas karnaval agar lebih menarik,” jelasnya.
Puluhan jenis fosil dan fragmen hewan telah diukir dari titik awal penemuan fosil di Desa Manyerejo hingga Museum Bukur. Situs tempat ditemukannya fosil ini belum digali dan masih dijaga oleh masyarakat.
“Pesertanya cukup banyak, mulai dari tokoh masyarakat, mahasiswa, mahasiswa, akademisi. pekerja budaya dan sebagainya,” jelasnya.
Pemerintah desa kemudian mengajukan surat agar fosil yang ditemukan bisa digunakan. Salah satu tempat wisata di Manyerejo. Desa ini menjadi salah satu pusat fosil yang menyumbangkan banyak temuan museum yang dibawa ke Bukur. Pemeliharaan ditempatkan di cluster.
Pamong Budaya Pamong Sangiran Dodik Wiranto, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Muda (BPSMP), menjelaskan, kegiatan ini dilakukan secara simbolis sebagai bentuk penghormatan sesuai budaya setempat. Puluhan fosil telah diserahkan. Termasuk temuan gigi gajah purba.
Dodik menjelaskan, fosil tersebut tidak sengaja mereka temukan saat melakukan kegiatan pertanian dan perkebunan. Dengan erosi dan tanah longsor, kebanyakan orang menemukannya secara tidak sengaja. Kemudian dilaporkan di situs.
Ia juga menilai langkah ini sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat untuk waspada melaporkan temuan fosil. Kemudian dilakukan show dengan packaging art. “Penyerahan simbolis oleh upacara prosesi fosil. Kegiatan ini baru pertama kali di Sangiran,” jelasnya.
Penemuan fosil diatur dalam UU No. 11 Tahun 2010. Para penjelajah dapat menerima kompensasi finansial dan teknis.
“Jumlah ganti rugi berdasarkan kajian sebelumnya. Mereka menemukannya secara tidak sengaja. Jika saat ini musim hujan, kemungkinan ditemukannya fosil lebih tinggi,” jelasnya. (kebisingan/sanggul/bendungan)
Source: news.google.com