Pencarian Penemuan Makam Wali Agung di Hutan Jambu Mete Dusun Jurang Pelen, Tegalan, Desa Bulusari - WisataHits
Jawa Timur

Pencarian Penemuan Makam Wali Agung di Hutan Jambu Mete Dusun Jurang Pelen, Tegalan, Desa Bulusari

Spanduk 300250

Harianmerdekapost.com, Pasuruan, Jawa Timur – Sabtu (22/10/2022) wib – berakhir, tim media Harian Merdeka Post melakukan penelusuran penemuan makam Wali Agung di hutan jambu mete di pelen dusun Jurang, Tegalan, desa Bulusari, kecamatan Gempol, kabupaten Pasuruan. .

Sesampai di lokasi penemuan makam, tim media menemui salah satu warga atas nama Suhad yang didampingi Suwandi, untuk memastikan asal usul ditemukannya makam Sipir Agung, kemudian menjelaskan:
Di tengah malam, saat bersekutu dengan Tuhan dalam keadaan Munajad, tiga sosok manusia berjubah dengan wajah bercahaya didekati dan kemudian diundang untuk datang ke makam Wali di hutan jambu mete, yang diyakini telah ada selama ini. kuburan berusia ratusan tahun di hutan tidak terawat.
Ini terjadi pada tahun 2004 dan/atau 18 tahun yang lalu.

Kami kemudian dalam keadaan seperti setengah mimpi dan bahasa 3 orang dengan wajah bersinar adalah: “Ayo nak, ikut aku, lalu aku dibawa ke sini, ke kuburan ini, aku ditunjukkan nama-nama kuburan. yang ada disini 1. Seh Imam Qhozali, 2. Sayyid Abdullah, 3. Nyai Khotiah. Ketiga makam ini ditemukan terlebih dahulu, baru kemudian makam-makam lainnya. Itupun saya menyamarkan namanya menjadi nama Jawa, Eyang Ghozali, Eyang Abdullah dan Nyai Katiah. ‘ kata Suhad.

Suhad adalah orang pertama yang mulai membersihkan areal pemakaman hutan jambu mete di Dusun Jurang Pelen Tegalan, Desa Bulusari dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh 3 orang berjubah putih dengan wajah berseri-seri. Suhad meyakini bahwa makam-makam yang diperlihatkan oleh orang-orang berjubah tersebut adalah makam para ulama atau kiai atau wali yang sudah lama terbengkalai dan tidak tersentuh oleh masyarakat sekitar.

Pada hari pertama pembukaan hutan jambu mete yang diduga sebagai tempat pemakaman, tidak banyak warga sekitar yang ikut membabat semak karena hutan tersebut sebelumnya langka dan terkenal dengan wingit (angker) dan belum pernah dijamah, demikian Suhad dilanjutkan oleh warga.

“Tempat ini dulunya Alas (Hutan), tempat ini terkenal angker, tiga bulan kemudian saya bersihkan tempat ini, saya bersihkan sendiri. Sebenarnya kami tidak membersihkan hutan ini lebih jauh, tetapi karena kami ingin berkah para ulama dan wali Allah SWT, saya bermaksud untuk menghormati keberadaan para leluhur dan memberikan nilai pendidikan dalam hal etika kepada generasi penerus bangsa. di wilayah desa Bulusari, sehingga mereka mengenal nenek moyang mereka berdasarkan Lillaahi. Saat itu saya memberi makam ini tenger dengan susunan batu seadanya. ‘ kata Suhad.

Kini warga semakin yakin bahwa sebuah makam Waliyullah dengan 9 batu nisan terpisah ditemukan di hutan jambu mete. Terakhir, setiap tahun pengunjung datang dari Jombang, Tuban, Banten, Mojokerto, Jogjakarta, Madura, Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Gresik, Malang, Jember, Wringin Anom.

“Mereka ada di sini dan mengatakan mereka ditugaskan untuk berziarah ke makam yang ada di sini. ” dia berkata.

Menurut Suhad, Mbah Kun datang sekitar tahun 2005 di awal hutan jambu mete di Dusun Jurang Pelen, Desa Bulusari saat itu, dari Trowulan Mojokerto kuno, yang mengatakan asal usul makam di sini adalah makam kuno. , kerabat Sayyid Sulaiman di Mojoagung Jombang .

Di hutan jambu mete sekitar 500 meter barat daya area makam yang baru ditemukan, keberadaan Watu Rante, peninggalan menurut legenda Dampuawung, diketahui, dan keberadaannya dikenal di kalangan masyarakat Bulusari, khususnya masyarakat Pasuruan.

Dab Suhad juga mengatakan bahwa kawasan makam tersebut berusia ratusan tahun. Bahkan, kata dia, saat pertama kali merawat kuburan, banyak orang yang memfitnah dan menghinanya dengan kata-kata bijak, bahkan menganggapnya gila.

Lagi dan lagi, tahun demi tahun, sekitar tiga bulan menjelang hari jadi pemerintahan Pasuruan, pengusaha rokok Haji Rohmawan dari desa Bulusari, yang sering melewati jalan saat Gowes, melihat secara langsung warga membuat jalan masuk ke hutan terjadi, Abah Rohmawan menemukan apa dilakukan warga.

Saat itu Aba Mawan ada di sini berbincang dengan Aba Su’ud: “Makam siapa kamu, Mas?!! , karena saya sering ke sini bersama Mas Suhad, saya akan menjelaskan bahwa makam ini adalah makam Waliyulloh. kata Suwandi, teman sekolah Aba Rohmawan yang saat ini sedang dipercaya untuk membangun kembali pembangunan pendopo makam.

Atas pernyataan Suwandi dan Suhad tersebut, Haji Rohmawan merasa berkewajiban untuk menjaga makam leluhur, khususnya makam para Waliyulloh yang menyebarkan agama Islam.
Lihat Imam Qhozali. Bangunan paviliun, yang sebelumnya sederhana dan rapuh dimakan usia, telah sepenuhnya dipugar, batu nisan dibuat dengan elegan, kerangka bangunan, fondasi pagar, semuanya dibuat kokoh. Pintu masuk yang dulunya jalan setapak kini sudah diaspal sehingga bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Status renovasi gedung saat ini masih 30%.

Selain itu, Suhad Saad mengenang Dawuh Wali yang pernah bertemu dengannya dan bagaimana kesabarannya diuji dalam membuka makam dan merawatnya. “Kadang aku menangis, ketika menangis ada suara, sabar, sabar kamu akan menemukan hikmah, biar orang bilang kamu gila, sok pintar, yang terpenting kamu dekat dengan Allah, bergandengan tangan dengan Allah. “Dia komplain.

Bahkan salah seorang ulama dari Madura mengingatkan Suhad untuk bersabar dalam merawat makam Waliyulloh.

“Kamu Istiqfar sabar yang kuat, suatu saat di sini kalau buka semuanya akan penuh di sini. Para Sipir di sini adalah makam para Sipir (hebat). kata seorang pengunjung asal Madura yang enggan disebutkan namanya.

Saat ini suasana makam di hutan jambu mete sudah tenang, sejuk,
dapat membantu menenangkan ingatan. Suhad berharap tempat ini nantinya dapat dijadikan sebagai destinasi wisata religi, sebagai bentuk warisan leluhur yang melestarikan sejarah. (Budhi H).

Posting dilihat: 69

Spanduk 300250

Spanduk 300250

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button