Penataan Kawasan Pesisir Selatan Menunggu Rancangan UGM - WisataHits
Yogyakarta

Penataan Kawasan Pesisir Selatan Menunggu Rancangan UGM

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pariwisata Bantul memastikan rencana penataan kawasan wisata Pantai Selatan (Pansela) tetap berjalan. Saat ini pihaknya masih menunggu desain penataan yang sedang dikerjakan tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan pihaknya sudah beberapa kali melakukan pengecekan di kawasan Pansela terkait kesepakatan dengan tim UGM. Kemungkinan besar, penataan akan dimulai di Pantai Depok yang beberapa kali mengalami abrasi. Namun setelah itu seluruh area Pansela juga ditata.

“Rencananya bulan depan desainnya sudah siap,” kata Kwintarto saat ditemui, Kamis (25/8/2022). Menurut dia, jika desainnya sudah selesai, akan dipresentasikan terlebih dahulu kepada Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

“Jika Ngarso Dalem setuju [dengan desainnya] maka Pemda DIY dan Pemkab akan segera maju. Pada tahap awal, Pantai Depok akan menjadi prioritas, namun Parangkusumo dan Parangtritis juga telah diminta untuk menyiapkan dokumen desainnya,” jelasnya.

Menurut Kwintarto, dalam beberapa kesempatan Sultan telah menyatakan bahwa kawasan Pansela perlu dibuat lebih aman dan nyaman serta keindahannya tetap terjaga bagi wisatawan. Tentunya jika ada bangunan di dekat pantai, tidak nyaman bagi wisatawan karena wisatawan pantai ingin melihat pantai dan laut.

Baca Juga: Di Jalur Pansela Gunungkidul, Desa Berubah Jadi Reruntuhan dan Rumah Menjadi Megah

Ketika ada bangunan di tepi pantai, menjadi tidak nyaman bagi wisatawan dan juga tidak aman bagi penduduk lokal yang memiliki bangunan atau toko di tepi pantai karena selalu mengalami abrasi. Setidaknya menurut aturan dan jarak 100 meter dari gelombang tertinggi yang ditransmisikan Sultan, tidak ada bangunan.

Pihaknya beberapa kali melakukan mediasi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan bisnis di sepanjang Pansela. Hanya masyarakat yang meminta kepastian agar bisa terus berusaha mencari nafkah di sektor pariwisata di sekitar pantai.

Salah satu solusinya, kata dia, adalah relokasi. “Jika kita perlu memindahkan beberapa bangunan, kita perlu menyiapkan lahan pengganti. Di mana negara cadangan? Ini masih proses, masih dalam proses desain,” katanya. Namun, Kwintarto menegaskan belum ada langkah yang dilakukan tahun ini.

Sebelumnya, Kwintarto mengatakan banyak pilihan lokasi relokasi yang disiapkan bagi para pelaku usaha, salah satunya di Parangtritis bagian barat atau di dekat Parangkusumo. Kawasan tersebut saat ini masih digunakan sebagai tempat atraksi wisata seperti festival layang-layang, festival kuliner, dan berbagai kegiatan yang dapat menarik wisatawan.

Diakuinya, tempat-tempat tersebut belum semenarik Parangtritis dan Depok, sehingga para pebisnis tidak terlalu tertarik untuk berjualan di sana. Namun, Kwintarto yakin kawasan tersebut akan ramai dengan aturan yang nantinya diterapkan.

Ia menjelaskan, para pengusaha yang sudah lama berjualan di Parangtritis seharusnya lebih hidup saat pindah nanti, bukan sebaliknya. Kwintarto tidak mau pindah begitu saja. Namun bila sudah saatnya penataan, dipastikan masyarakat sudah siap. “Kita punya diperingatkan Sejak awal memastikan masyarakat siap bergerak tanpa merasa terpaksa,” kata Kwintarto.

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Parangtritis Tri Waldiana mengatakan sosialisasi terus dilakukan kepada setiap pelaku ekonomi di sektor pariwisata di sepanjang pantai, sekaligus mengancam diri sendiri dan orang lain jika mendirikan usaha di pantai.

Menurut dia, para pelaku ekonomi pada prinsipnya tidak menentang pemukiman kembali selama lokasi pemukiman masih berada di dekat pantai, namun dia juga menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkab Bantul penataan seperti apa yang akan dilakukan, karena belum jelas sampai saat ini. Sekarang, karena itu, warga selalu ingin tidak pindah.

“[Keberatan warga] Ada kekhawatiran bahwa langkah itu tidak akan memenuhi harapan. Tapi apapun itu, tergantung kebijakan pemerintah daerah seperti apa yang kita tunggu, demi kebaikan masyarakat luas,” kata Tri Waldiana.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button