Pemulihan infrastruktur memakan waktu lebih dari sebulan, kawasan wisata Pantai Gemah dan Midodaren ditutup sementara - WisataHits
Jawa Timur

Pemulihan infrastruktur memakan waktu lebih dari sebulan, kawasan wisata Pantai Gemah dan Midodaren ditutup sementara

JATITIMES – Pemkab Tulungagung menutup sementara kawasan pantai Gemah dan Midodaren. Hal ini terjadi karena 2 kawasan wisata di Tulungagung terkena bencana alam Banjir Bandang.

Selain kawasan wisata yang rusak parah akibat banjir, akses jalan menuju kedua tempat wisata itu juga rusak parah akibat bebatuan dan longsor.

Baca juga: Kementerian Kelautan bersama KAI Siapkan Alternatif Cepat Angkut Ikan dengan Kereta Api

“Pemulihan akan memakan waktu lebih dari sebulan karena batu-batu yang jatuh seukuran sepeda motor juga perlu dibersihkan. Untuk sementara akses ke pantai Gemah dan Midodaren ditutup,” kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo usai upacara peringatan HUT Provinsi Jawa Timur ke-77 di halaman kantor pemerintah setempat. Rabu (12/10/2022).

Bupati mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Tulungagung sudah mendapat perhatian terkait bencana alam yang melanda kawasan Pantai Gemah. Bahkan Forkopimda Tulungagung telah turun ke lapangan untuk mendokumentasikan keadaan bencana alam.

Selain itu, Forkopimda Tulungagung juga menggelar rapat koordinasi untuk membahas langkah-langkah prioritas penanganan bencana alam di kawasan wisata tersebut.

“Kami sudah membahas apa yang perlu ditangani, termasuk mereka yang terkena dampak langsung, misalnya. Misalnya, jika rumah mereka rusak, kami akan membantu mereka, dan mereka yang gagal panen akan diberi ganti rugi seminimal mungkin, ”katanya.

Untuk perbaikan infrastruktur, Maryoto mengakui pihaknya melakukan perbaikan dan mencicil perbaikan rumah warga yang rusak akibat bencana alam.

Pemerintah Kabupaten Tulungagung juga telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,7 miliar dari APBD 2022 dengan pos anggaran BTT (Unexpected Costs).

Baca Juga: Banjir Sering Jadi Langganan Saat Hujan di Kota Batu, Dewanti Sebut Ini Penyebabnya

“Mitigasinya harus baik selain kami yang selalu siap sedia, Bhabinkamtibmas dan Babinsa, untuk memberikan saran apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Menurut Maryoto, saat melakukan pembinaan terhadap dampak bencana alam, pihaknya selalu mengacu pada hasil rapat Forkopimda Tulungagung. Hal ini dilakukan agar pembangunan dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga tidak salah secara hukum.

Untuk alat berat, kata Maryoto, Pemkab dikerahkan di titik lokasi kampung game. Saat lokasi selesai, alat berat akan ditarik ke selatan untuk membersihkan puing-puing bencana di Pantai Gemah dan Midodaren.

“Di sana (Desa Gambing) alat berat Pemerintah Kabupaten digunakan untuk menarik lumpur dan rumpun bambu yang menyumbat sungai. Setelah itu, kita tarik ke selatan,” pungkasnya.

Source: jatimtimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button