Pemkot Denpasar belajar tentang inovasi wisata heritage Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

Pemkot Denpasar belajar tentang inovasi wisata heritage Yogyakarta

YOGYAKARTA (ANTARA) – Dinas Komunikasi Protokol dan Pimpinan Kota Denpasar Bali bersama puluhan wartawan Denpasar mempelajari agenda bertajuk “Pekan Informasi Peningkatan Wawasan Sumber Daya Manusia.” ) tentang inovasi publikasi wisata cagar budaya ( peninggalan sejarah) di Yogyakarta.

“Diperlukan langkah-langkah strategis untuk menciptakan daya tarik wisata. Peran publikasi dan promosi sangat penting, apalagi saat ini di tengah era digital,” kata Kepala Dinas Protokol dan Komunikasi Sekretariat Kota Denpasar I Dewa Gede Rai Yogyakarta, Senin.

Kunjungan Dewa Rai dan tim media ke Denpasar diterima oleh Analis Madya Pengembangan Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Dian Astuti di Desa Wisata Purbayan, Kotagede Yogyakarta.

Selain Dian Astuti, Ketua Desa Purbayan, Pokdarwis Nurcahyo Nugroho dan Manajer Antara Dua Gerbang Joko Nugroho juga hadir.

Dengan masih berlangsungnya pandemi COVID-19 yang melanda semua lini, Dewa Rai mengatakan diperlukan cara kerja yang inovatif untuk memaksimalkan potensi tempat wisata.

“Kota Denpasar juga memiliki kawasan heritage di Jalan Gajah Mada Kota Denpasar. Peran penerbitan dan promosi sangat penting, apalagi di tengah era digital saat ini,” ujarnya.

Kegiatan kunjungan dan kajian Pemkot Denpasar ini bertujuan untuk pengelolaan dan pengembangan Obyek Wisata Malioboro, Kesepakatan Prasarana Perkotaan Berbasis Budaya dan Kotagede Yogyakarta.

Pemilihan lokasi, lanjutnya, juga terkait dengan fokus pengembangan kota Denpasar yang telah merevitalisasi pariwisata dan industri kreatif yang telah memberikan PAD dan juga kesejahteraan bagi masyarakat.

“Ini menjadi tantangan untuk menambah sentuhan Jalan Gajah Mada Heritage Area menjadi salah satu wisata terpopuler bagi wisatawan dalam dan luar negeri,” jelasnya.

Dalam kegiatan kunjungan ke kota Yogyakarta, juga dipelajari model penerimaan kunjungan tamu yang datang, yang tidak hanya diterima di kantor pemerintahan, tetapi juga diterima langsung di tempat-tempat yang memiliki daya tarik wisata.

“Model menerima kunjungan tamu di luar kantor juga sangat cocok untuk memperkenalkan objek wisata atau kawasan wisata. Selain itu juga dapat memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar,” kata Dewa Rai.

Ketua Pokdarwis Desa Purbayan yang juga anggota DPRD Kota Yogyakarta, Nurcahyo Nugroho mengatakan, berbagai inovasi terus digalakkan Pemkot Yogyakarta untuk membantu revitalisasi pariwisata.

Diantaranya adalah membentuk kawasan Malioboro dan mengoptimalkan desa wisata sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal untuk mendorong pariwisata berbasis masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

Begitu juga untuk tamu pemerintah yang datang ke kota Yogyakarta kini diterima di sejumlah objek wisata dan desa wisata. Langkah ini diambil untuk merevitalisasi desa wisata dan mengajak para tamu untuk lebih mengenal kota setempat.

“Tentu, terima kasih telah memilih Yogyakarta sebagai tempat untuk dikunjungi. Kami berharap berbagai inovasi yang ada dapat saling bertukar dan belajar untuk kepentingan kedua kota dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Nurcahyo mengatakan, di kawasan cagar budaya seperti Desa Purbayan yang tidak jauh dari situs sejarah Kerajaan Islam Mataram di Kotagede, sedang disiapkan berbagai paket wisata yang bisa dipilih wisatawan asing dan domestik.

Ini termasuk paket ride-sharing, paket perjalanan dan paket foto. Wisatawan tidak hanya dapat melihat kawasan peninggalan sejarah, tetapi juga melihat proses pembuatan perak, batik, kuliner, hiburan musik keroncong dan tarian.

Sementara itu, Dian Astuti, Associate Analyst Bidang Pengembangan Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, menambahkan promosi wisata lokal, khususnya wisata di kawasan bersejarah, dengan memaksimalkan berbagai kanal media sosial yang ada dan berbasis teknologi informasi terjadi.

“Kami juga sedang menyiapkan ‘events calendar’ wisata dan budaya dengan tayangan audiovisual yang akan kami sebarkan ke hotel dan restoran sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan,” katanya.

Mengenai program untuk tamu pemerintah yang datang ke Yogyakarta dan ditampung di desa wisata, program ini sudah dimulai sejak awal tahun 2022.

“Dari penelitian sementara kami, model ini mendapat respon positif karena ada tambahan ‘cultural experience’ atau pengalaman budaya yang bisa dirasakan oleh mereka yang datang ke sini,” kata Dian Astuti.

Source: bali.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button