Pemimpin daerah harus berani tegaskan bencana lingkungan - WisataHits
Jawa Tengah

Pemimpin daerah harus berani tegaskan bencana lingkungan

SOLO – Selama dua hari berturut-turut, Jumat-Sabtu (21-22/10), beberapa kabupaten/kota di bekas kediaman Surakarta dilanda bencana. Banjir, longsor, jembatan ambruk, lengkap. Fenomena ini mengingatkan semua elemen untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Termasuk para pemimpin daerah yang harus berani menyebut bencana tersebut sebagai bencana lingkungan agar segera diproses dari hulu hingga hilir. Jika hal ini tidak segera dilakukan, kejadian serupa bisa terulang lagi dan lagi.

“Ketika kepala daerah mengatakan apa yang terjadi adalah bencana lingkungan, itu berarti ada lingkungan yang benar-benar perlu diperbaiki. Karena mungkin (eksploitasi) yang mengatasnamakan investasi, pembangunan, dan lain-lain sudah melebihi daya dukung lingkungan,” kata pakar lingkungan UNS Prof Prabang Setyono, Sabtu (22/10).

Namun ketika kepala daerah menyatakan apa yang terjadi adalah bencana alam, Prabang mengatakan tidak ada habisnya. “Jika Anda menyalahkan alam, maka ya, salahkan saja alam. Ini karena hujan lebat atau perubahan iklim. Ya Jangan begitu-lah,” dia berkata.

Prabang lebih melihat banjir dan tanah longsor sebagai bencana lingkungan, sehingga ia mengajak seluruh bupati dan walikota untuk bersama-sama mencari tahu lingkungan mana yang rusak.

“Otoritas dan institusi terkait, bersama akademisi dan masyarakat, bersama-sama mencari lingkungan yang rusak untuk memitigasinya. Perlu diingat bahwa jika bencana lingkungan tidak segera diklaim, kekambuhan akan sangat tinggi, ”katanya.

Apakah upaya pemerintah daerah untuk menghutankan kembali, memperbaiki drainase, membangun tanggul di Sungai Bengawan Solo dan lain-lain tidak efektif? Prabang menyatakan langkah itu tidak efektif atau tidak.

“Apa artinya, perkembangan ini Ke kanan Simpan. Proses konservasi kalah cepat dengan jumlah kerusakan. Di sana, hulu, pembukaan (lahan) untuk pariwisata, pengembangan untuk perkebunan sudah puluhan hektar, sedangkan konversi hanya beberapa ratus meter, ”katanya.

Diketahui beberapa titik di Desa Pucangsawit, Kecamatan Jebres, terendam banjir pada Sabtu (22/10). Luapan tersebut terjadi secara bertahap mulai Jumat (21/10) pukul 22.58.

pemantauan Jawa Pos Radar Solo, air setinggi pinggang orang dewasa membanjiri 18 rumah warga di Pucangsawit RT 02 RW 06. Akibatnya, 112 orang dengan sembilan bayi dan 18 lansia terkena dampaknya. Sebanyak 28 KK harus dievakuasi ke tenda darurat yang disediakan oleh relawan dari BPBD Kota Solo dan PMI.

Pemandangan serupa terlihat di Pucangsawit RT 03. Sebanyak 81 rumah terendam banjir. 324 orang terkena dampaknya. “PMI Kota Solo bergerak cepat dalam implementasinya penilaian dan cepat menilai kebutuhan pengungsi,” kata pejabat PMI Satgana Solo Rendy.

Titik evakuasi menggunakan Posyandu Dahlia di RT 02 RW 06, Masjid Al-Muhajirin RT 03 RW 06 dan Pos Patroli RT 03 RW 06. Pucangsawit. Termasuk rumah warga sekitar yang bebas banjir.

“Kebutuhan yang dibutuhkan antara lain dapur umum, sayur mayur, pasta, obat-obatan dan pelayanan kesehatan,” tambah Rendy.

Selain PMI, BPBD, Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Pucangsawit, Relawan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Solo dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga terlibat.

Sementara di Sukoharjo, jembatan gantung antara Desa Baran dan Karangasem di Kecamatan Nguter nyaris ambruk. Gendongan jembatan sudah lepas, untungnya sekarang sudah bisa dilewati setelah diperbaiki oleh warga sekitar.

Camat Nguter Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, ketinggian air Kali Bengawan Solo naik setelah hujan deras yang terjadi sejak Jumat sore (21/10) hingga malam hari.

barongan (segumpal bambu) terbawa arus sungai yang mengalir ke jembatan gantung yang menghubungkan Desa Baran dan Karangasem hingga hampir putus. “Kejadiannya sekitar pukul 22.30 (Jumat, 21/10),” kata Ari, Sabtu (22/10).

Saat dilakukan pengecekan pada Sabtu pagi, ternyata sling jembatan kendor begitu saja. Perbaikan kemudian dilakukan oleh warga sekitar dan relawan dalam kapasitas swadaya. “Sekarang sudah bisa dilewati, jeratnya sudah dikencangkan,” katanya. (atn/kwl/wa)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button