Pemerintah Kabupaten Bogor memberikan sertifikasi kepada petani kopi untuk meningkatkan produksi - WisataHits
Jawa Barat

Pemerintah Kabupaten Bogor memberikan sertifikasi kepada petani kopi untuk meningkatkan produksi

Kabupaten Bogor (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun), melakukan sertifikasi dan pemahaman kepada petani kopi untuk meningkatkan jumlah produksi kopi dari daerahnya.

“Jadi petani punya nilai tambah tinggi karena bisa menghasilkan banyak,” kata Ketua Distanhorbun Kabupaten Bogor Siti Nurianty di Cibinong, Bogor, Selasa.

Menurut dia, program pemberdayaan ini berupa promosi Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP), didukung oleh PT Astra International Tbk dan Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI).

GAP merupakan salah satu sistem sertifikasi praktik budidaya yang baik sesuai standar yang ditetapkan.

GHP kini menjadi pedoman yang memuat tata cara pengelolaan pasca panen hasil pertanian yang baik, dengan tujuan menghasilkan pangan yang bermutu, aman dan layak dikonsumsi oleh calon konsumen.

“Hasilnya adalah peningkatan produktivitas. Misalnya, pohon kopi biasanya menghasilkan 2,5 kilogram, tetapi dengan budidaya yang baik setidaknya 5 hingga 7 kilogram,” kata Nurianty.

Untuk produksi kopi, Nurianty menyebutkan produksi kopi di Kabupaten Bogor sekitar 7.000 ton per tanaman. Kavling ini terdiri dari 6.000 hektar kopi Robusta dan 500 hektar Arabika.

“Produksi dengan 6000 hektar itu 7.000 ton, seharusnya lebih. Selama ini Robusta sudah banyak, kami menambang Arabika,” ujarnya.

Ia juga tidak memungkiri bahwa selama ini permasalahan ada pada petani dalam pemasaran. Hal yang baik dari kerjasama ini adalah PT Astra menjadi offtaker (penjamin membeli atau mendistribusikan produk pertanian dari petani lokal).

“Makanya mereka juga pelanggan, mereka juga menampung dan memasarkan. Harganya disepakati, tetapi harus di atas harga pasar. Jadi ada jaminan pasar bagi petani,” katanya.

Menurutnya, beberapa lokasi telah dipilih untuk program pemberdayaan ini. Untuk kopi dilakukan di klaster kopi di Cisarua, Cikoneng dan Megamending, Paseban.

Sementara itu, berkebun organik dilakukan di Desa Tajurhalang Kecamatan Cijeruk.

“Kita akan tentukan lokasinya bersama-sama. Pertama kita akan memilih rute wisata agar juga menjadi wisata. Kalau ini selesai, mungkin bisa kita lacak di daerah lain,” jelas Nurianty.

Baca juga: Plt Bupati Bogor Ingin Sukamakmur Jadi Coffee Center
Baca Juga: Petani Bogor Diminta Perusahaan Swasta Produksi 160.000 Ton Biji Kopi

Source: megapolitan.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button