Pembaruan nilai relief Candi Borobudur
RADARSMARANG.ID, Mungkin – Enam pusat kebudayaan di Kabupaten Borobudur mewujudkan nilai relief Candi Borobudur melalui tarian. Pertunjukan tersebut merupakan implementasi nilai-nilai universal dari kisah Mahakarmawibangga, Jataka-Avadana, Lalitavistara dan Gandavyuha.
Keenam sanggar tersebut adalah Ahmad Danom, Sanggar Tari Avadana, Kinnara Kinnari, Omah Guyub, Laskar Menoreh dan Sanggar Seni Sasana Aji. Mereka bergantian menyuguhkan cerita yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur di Tourist Information Center.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati mengatakan, kegiatan bertajuk “Kampanye Pelestarian Nilai-Nilai Relief Candi Borobudur” ini merupakan media edukasi. Yakni, menggelar karya untuk membangun identitas unik Borobudur.
“Candi Borobudur yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1991 memiliki Nilai Universal yang Luar Biasa. Tidak hanya fisik, tapi juga nilai yang terkandung di dalamnya,” ujarnya, Jumat (26/11) malam.
Ia juga ingin memperkenalkan produknya realitas maya Relief Karmawibhangga. Terletak di kaki Candi Borobudur yang berisi 160 loh relief yang dilapisi tangga dan lorong. Disajikan dan bisa dinikmati di dalamnya realitas maya dengan menggunakan kacamata 3D atau dengan memindai kode QR.
Ia mengatakan, pahatan relief Candi Borobudur terdiri dari 1.460 panel dan 1.212 panel hias. Mulai dari dinding kaki candi yang tertutup hingga dinding langkan di tingkat 5. Kisah-kisah tersebut mengandung ajaran agama atau ajaran kebajikan yang patut diteladani.
Disporapar Jateng Plh Purwanto yang diwakili Setyo Irawan mengapresiasi kegiatan tersebut karena banyak isu strategis bagi pengembangan pariwisata di Jateng. Terutama meningkatkan kunjungan wisatawan. “Tahun ini ditargetkan 700 juta kunjungan wisatawan, tahun depan 1,4 miliar,” katanya.
Kepala Bidang Pemasaran dan Industri Kreatif Disparpora Kabupaten Magelang Edi Suharto mengatakan jika dicermati setiap sanggar menghasilkan gaya tari yang khas. Tari Borobudur memiliki ciri khusus sebagai identitas budaya. Sehingga para seniman bisa berbangga karena telah menciptakan karya-karya spektakuler. (mia/lis)
Reporter:
Muhammad Iqbal Amar
Source: news.google.com
