Pembangunan infrastruktur TMMD ke-114 tetap menjaga kearifan lokal yang ada di desa - WisataHits
Jawa Timur

Pembangunan infrastruktur TMMD ke-114 tetap menjaga kearifan lokal yang ada di desa

Perkembangan infrastruktur jalan dan taman di kawasan Sendang Lumbangsari diperhatikan oleh warga Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup dan sekitarnya. [Alimun Hakim-Suprayitno]

Rasionalisasi kegiatan ekonomi pertanian dan wisata alam Tujuh Mata Air milik Desa Tunggunjagir
Kabupaten Lamongan, Bhirawa

Pelaksanaan pembangunan program Pembangunan Desa (TMMD) TNI ke-114 di Kodim 0812 Lamongan telah memasuki detik-detik terakhir. Fakta menarik muncul dari sejumlah program TMMD baik fisik maupun non fisik yang sudah berjalan maksimal.
Dengan tetap mendengarkan kearifan lokal Desa Tunggunjagir, maka segala pembangunan fisik, baik pembangunan jalan maupun pembangunan infrastruktur lainnya, akan dilakukan dengan ramah lingkungan. Jangan merusak apa yang sudah ada di desa, terutama yang memiliki nilai sejarah penting.
Ya, seperti di Sendang Lumbangsari yang sedang dibangun sekarang. Mulai dari infrastruktur jalan penghubung desa hingga pembangunan taman khusus untuk memberikan suasana sejuk dan rindang bagi masyarakat desa.
Ada dua pohon beringin besar di hulu yang masih dirawat dan belum ditebang, menciptakan keindahan tersendiri sebagai pohon pelindung taman dengan pemandangan persawahan yang indah.
Kepala Desa Tunggunjagir, Aris Kusmariyono, mengatakan dalam pertemuan dengan Bhirawa, Minggu (21,8) lalu, berbagai program TMMD untuk meningkatkan infrastruktur masyarakat desa sangat membantu. Dimulai dengan pembangunan jalan penghubung antara dusun dan desa serta pengembangan tempat-tempat yang memiliki potensi wisata di desa tersebut.
Aris berkata: Seperti menanami taman di salah satu mata air ini, dari tujuh mata air yang dimiliki seseorang. Keberadaan taman ini sangat membantu karena Sendang Lumbangsari merupakan tempat warga desa bisa bersantai. Baik yang selesai beraktivitas di sawah maupun anak-anak kini bisa juga bermain di taman untuk berobat sejenak menikmati alam dan mandi di Sendang.
“Potensi desa ini sangat penting untuk pengembangannya, dan pengembangannya tetap memperhatikan kearifan lokal desa tersebut,” ujarnya.
Kepala desa yang pernah menjadi anggota TNI ini melanjutkan, desanya yang memiliki 7 mata air ini memiliki keunikan tersendiri. Ketujuh sumber tersebut antara lain Sumber Lumbang, Sumber Gede, Sumber Nganten, Sumber Kotak, Sumber Bendo, Sumber Nyamplung dan Sumber Bangeran.
Keberadaan mata air tersebut juga mampu memenuhi kebutuhan dasar air bersih masyarakat pedesaan untuk sektor air persawahan warga yang dialiri Sendang Gede.
Sendang Pitu sebelumnya dieksplorasi oleh mahasiswa Surabaya. Saat ini tim sedang mendalami nilai-nilai sejarah yang ada pada zaman dahulu terkait keberadaan desa dan mata air yang dimiliki oleh desa Tunggunjagir.
“Selama para tetua masih ada, kami akan membentuk tim khusus untuk mencari fakta sejarah dan mengumpulkan cerita dari para tetua desa,” kata Aris Kusmariyono.
Sementara itu, Aris dari sektor pembangunan jalan mengakui, eks akses jalan tersebut merupakan jalan makadam, yang sebelumnya tidak bisa dilalui dan berlubang.
Kini, kata Aris, program TMMD ke-114 sudah lebih baik, lancar dan mampu menghubungkan beberapa dusun seperti Dusun Glendeh sehingga bisa terkoneksi dengan jalan utama di desa Puter di kecamatan Kembangbahu.
“Warga sudah merasakan manfaatnya, akses lancar dan distribusi hasil pertanian lebih cepat. Hasil pertanian yang terbuat dari tebu, beras dan jagung,” tambahnya.
Dengan infrastruktur pendukung potensi alam tujuh mata air tersebut, merupakan contoh pembangunan yang ramah dengan kearifan lokal. Ketujuh mata air tersebut sangat berharga bagi kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Karena dengan satu sistem perpipaan, penduduk 3 dusun bisa menyuplai 1 desa.
Sebagai sumber air, keberadaan mata air dapat memenuhi kebutuhan air bersih ratusan kepala keluarga (KK).
Secara terpisah, Dandim 0812 Lamongan Letkol Kav Endi Siswanro Yusuf mengatakan, “Warga Desa Tunggunjagir memiliki harapan besar. Kehadiran TMMD ke-114 menjawab semua kesulitan dan keluhan warga sekitar selama ini,” ujarnya.
Letnan Kolonel Kav Endi menyatakan bahwa mereka sekarang akan senang memiliki jalan dan taman baru. Yang terpenting jangan khawatir menyirami lahan pertanian warga.
“Faktanya, sebagian warga yang memiliki rumah tidak layak huni kini sudah mendapatkan rumah layak huni. Semua ini tentunya berkat kerja keras dan kerja keras para anggota Satgas TMMD ke-114 Kodim 0812 Lamongan dan pemerintah kabupaten. Lamongan dan masyarakat sekitar,” jelas Dandim 0812.
Dengan target waktu yang telah ditetapkan, pelaksanaan Pembangunan Desa Manunggal (TMMD) ke-114 di Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan menunjukkan hasil yang signifikan.
“Kami terus memupuk rasa gotong royong antara personel Satgas TMMD ke-114 dan elemen masyarakat dan ini terus kami tanamkan selama bulan kemerdekaan ini. Karena gotong royong adalah identitas bangsa kita. Alhamdulillah tidak ada kendala dalam semua pekerjaan, cuaca juga mendukung sehingga kita bisa akselerasi semua target dengan maksimal,” tambah Letkol. Kol. Kav. Endi Siswanto Yusuf menambahkan. [Alimun Hakim-Suprayitno]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button