Jawa Barat

Pelabuhan Muara Angke lebih modern setelah Anies Baswedan berkantor di Kepulauan Seribu

TEMPO.CO, jakarta – Wajah Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara kini berubah menjadi lebih modern dan tertata setelah direvitalisasi. Sistem parkir gerbang sistem dan rute masuk dan keluar penumpang telah ditetapkan. Ada juga kantin untuk UKM

Dengan luas dua hektar, Pelabuhan Muara Angke saat ini memiliki berbagai fasilitas wajar yang menawarkan kemudahan bagi penumpang.

Menurut beritajakarta.id, situs resmi Pemprov DKI Jakarta, fasilitas pelabuhan ini antara lain tempat parkir mobil dan motor yang luas, ruang tunggu ber-AC, kantin atau food court, dan taman. Selain itu, pelabuhan ini dibangun dengan konsep ramah difabel dan senior karena dilengkapi lift dan moving walkway.

Direktur Pelayanan Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Leo Armstrong Manalu mengatakan Pelabuhan Muara Angke merupakan satu-satunya pelabuhan Pemprov DKI Jakarta yang melayani penduduk dari daratan Jakarta hingga Kepulauan Seribu.

Pelabuhan ini telah direvitalisasi karena banyak bagian bangunan yang harus direnovasi karena pengaruh usia. Selain itu, revitalisasi tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi warga khususnya bagi penumpang yang melakukan perjalanan atau berencana melakukan perjalanan ke Kepulauan Seribu.

“Bangunan lama dihancurkan dan kemudian kami membangun yang baru. Ketinggian dasar bangunan kami tingkatkan 1-2 meter agar tidak tergenang air saat air pasang. Sistem parkir gerbang sistem dan rute masuk dan keluar penumpang telah ditetapkan. Kantin tempat jualan UMKM juga ada yang nyaman,” kata Leo, Selasa (12/7).

Leo mengatakan Pelabuhan Muara Angke akan memiliki kapasitas hingga 2.040 penumpang setelah direvitalisasi. Hanya penumpang yang diperbolehkan memasuki area pelabuhan yang merupakan pemegang tiket.

Baru-baru ini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga telah memasang pagar di kawasan pelabuhan agar tetap steril. Ini berbeda dengan kondisi pra-kebangkitan, pelabuhan itu tidak steril memungkinkan siapa pun untuk masuk. “Ada dua loket sementara yaitu loket kapal Dishub dan loket umum untuk operator ojek. Sekarang perimeter pelabuhan dipagari. Jadi yang bisa masuk pasti sudah beli tiketnya,” kata Leo.

Ia menuturkan, pembelian tiket di pelabuhan Muara Angke masih akan dilakukan secara manual hingga sistem tiket online selesai pada Oktober 2022. “Tahap pertama adalah pengembangan fisik, kemudian perangkat lunak. Sekarang proses aplikasi online lagi. Diharapkan paling lambat Oktober sudah selesai,” jelasnya.

Leo berharap dengan revitalisasi Pelabuhan Muara Angke, jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Kepulauan Seribu akan meningkat. Selain itu, dapat menggerakkan perekonomian warga dan pelaku UMKM lokal.

“Revitalisasi ini tidak hanya sebagai bentuk pelayanan terbaik, tetapi juga dapat membentuk karakter masyarakat. Karena sekarang sudah terbiasa dengan fasilitas pelabuhan yang tertib,” ujarnya.

Pelabuhan Muara Angke memudahkan masyarakat yang melakukan perjalanan ringan dan akan berwisata ke Kepulauan Seribu. Saat ini, 13 kapal Unit Pengelola Transportasi Transportasi DKI Jakarta ditambatkan di Pelabuhan Muara Angke untuk membawa warga ke tujuan sebagai berikut:

-Pulau Tidung.

– Pulau Untung Jawa.

-Pulau Paris.

-Pulau Lancang.

-pulau payung

-Pulau Pramuka.

– Pulau Sabira.

-Pulau Kelapa.

– Pulau Panggang.

Anies Baswedan tinggal di Kepulauan Seribu

Sebelumnya, pada Jumat, 22 Maret 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkantor di Kabupaten Kepulauan Seribu. Dalam agendanya, Anies membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pulau Pramuka. “Selain agenda Musrenbang, ada kunjungan ke lokasi tertentu di Pulau Pramuka antara lain: Dermaga Kapal, Taman Laut Nasional Pulau Pramuka dan SWRO,” demikian siaran pers balai kota yang diperoleh Tempo.

Dalam forum Musrenbang, Anies mendengarkan masukan, kritik dan ide masyarakat terhadap program-program yang dijalankan Pemprov DKI Jakarta. Hasil musrenbang, kata Anies, menjadi acuan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2020.

Sebelumnya, Anies telah membuka Musrenbang di Kepulauan Seribu dan sebelumnya telah membuka Musrenbang di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Di setiap daerah, Anies memberikan instruksi berbeda.

Anies Baswedan Puji Kepulauan Seribu

Anies Baswedan menyebut dirinya satu-satunya Gubernur DKI Jakarta yang dua kali berkunjung dan menginap di Pulau Sebira, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Jumat, 30 April 2021. “Saya datang ke sini pada April 2019, dua tahun lalu tepatnya. Sekitar 20 tahun, kosong, tidak pernah dan tidak ada gubernur yang datang seperti itu,” kata Anies.

Ia bertempat tinggal di rumah Ketua RW 03 Desa Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu Ali Kurniawan. “Kita akan bermalam di sini, silaturahmi dengan warga, kemudian kita ngobrol dan berdiskusi dengan warga, baru nanti insya Allah besok kita kembalikan ke Jakarta,” kata Anies, Jumat malam, 30 April 2021.

Pulau Sebira sebelumnya dikenal sebagai Nochtwater atau Penjaga Utara. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, Pulau Sebira beberapa kilometer lebih dekat ke daratan Sumatera daripada daratan Jawa. Namun pulau ini masih menjadi bagian dari Provinsi DKI Jakarta.

“Hitungan jarak tempuh mungkin jauh dari Monas, tapi perasaan, hati dan ikatan kebersamaan kita sangat kuat dan sangat erat. Padahal jarak tempuhnya jauh,” kata Anies.

Anies mengatakan kesempatan ini merupakan kesempatannya untuk mengunjungi Pulau Sebira secara penuh. Dia menepati janjinya untuk menginap satu malam untuk berdiskusi dengan penduduk setempat.

Dalam kesempatan itu, Anies juga melaksanakan salat Isya dan Tarawih di Masjid Jami’ Nurul Bahri. Komunitas meledak pada malam 18 Ramadhan. Mereka ingin melihat Gubernur DKI Jakarta dari dekat.

Anies menilai penduduk Pulau Sebira luar biasa tangguh: meski awalnya hanya desa nelayan di tanah tak berpenghuni 120 kilometer dari ibu kota daratan pada 1975, peradaban Pulau Sebira terus berkembang dengan sendirinya.

Mereka mengatur kebutuhannya sendiri, mengelola masalahnya sendiri, hingga bisa hidup mandiri. Jadi pemerintah sedang mengalami pertumbuhan masyarakat di mana segala sesuatu dapat diselesaikan dengan sendirinya.

“Ini luar biasa, bukan? Bayangkan jika bagian dari ibu kota adalah sebuah pulau yang tumbuh secara mandiri. Itu yang membuat menarik di pulau ini. Menurut saya, orang-orang di sini keras,” kata Anies Baswedan.

Baca Juga: Anies Baswedan Punya Kantor di Kepulauan Seribu, Itu Agendanya

Source: metro.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button