Pekan Budaya di Lembah Dongde Karanganyar, menampilkan tarian tradisional masa lalu - WisataHits
Jawa Tengah

Pekan Budaya di Lembah Dongde Karanganyar, menampilkan tarian tradisional masa lalu

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Pengelola Desa Wisata Lembah Dongde Desa Gentungan Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar menyelenggarakan Pekan Budaya Tahun 2022 dalam rangka memperingati HUT desa wisata ke-2 sekaligus HUT ke-77 Kemerdekaan RI.

Pekan budaya berlangsung selama empat hari dari Kamis hingga Minggu (25-28 Agustus 2022). Dalam kesempatan tersebut, berbagai kegiatan mulai dari konser musik, seminar budaya, peragaan busana dan tari-tarian Ciplukan disuguhkan, termasuk tarian khas Lembah Dungde yang baru dibuat bekerjasama dengan ISI Solo, yaitu tari Botokolo. Puncak acara adalah karnaval budaya pada Minggu (28.8.2022).

Ketua Pengelola Wisata Lembah Dongde Mulyono mengatakan, penyelenggaraan pekan budaya ini bekerjasama dengan mahasiswa ISI Solo melakukan KKN di Desa Gentungan. Selain mengadakan pekan budaya, para mahasiswa juga memberikan pelatihan bagi warga sekitar, mulai dari anak-anak hingga orang tua, seperti B. Kelas tari, melukis, alat musik dan kerajinan. Hasil pelatihan tersebut kemudian dipresentasikan dalam pekan budaya.

Selain itu, mereka membantu menciptakan pawai dan tarian desa yang akan menjadi ciri khas Lembah Dongde. Tarian tersebut dinamakan tari Botokolo. Penciptaan tarian didasarkan pada penggalian informasi dari para tetua desa.

“Kita tanya dulu hiburan publik seperti apa,” ujarnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (27/8/2022).

Tarian Botoklo terinspirasi dari permainan anak-anak yang ada di Dusun Milir, Desa Gentungan pada tahun 1960-an. Permainan ini menggunakan sedotan yang diikatkan ke tubuh. Kemudian anak-anak berjalan di sekitar desa bersorak.

Ia mengatakan tarian tersebut akan dipatenkan sebagai tarian khas Lembah Dongde di desa Gentungan. Jika dulu jerami digunakan, saat ini para penari yang membawakan tari Botokolo memakai kostum yang terbuat dari mendong, atau sejenis rumput yang biasanya dijadikan alas dan anyaman bambu.

Ia berharap dengan diadakannya pekan budaya di Lembah Dongde ini dapat menjadi perjalanan edukasi bagi masyarakat untuk lebih mengenal budaya dan desa Gentungan.

Ada pasar darurat di Lembah Dongde yang disebut Pasar Ciplukan. Sejauh ini, 40 pedagang telah menawarkan barang, kuliner, dan barang tradisional di pasar setiap akhir pekan. Selain itu, ada juga Tol Sawah yang bisa menjadi spot selfie ditengah persawahan.

“Karena konsep kami adalah desa wisata, kami berharap tamu luar lebih mengenal Lembah Dongde, suasana pedesaan, budaya masyarakat setempat, menikmati makanan tradisional, belajar tentang pertanian dan seni,” katanya. (Ais).

Source: jateng.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button