Patung Bung Karno dari anyaman bambu ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi di dunia - WisataHits
Jawa Tengah

Patung Bung Karno dari anyaman bambu ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi di dunia

GIANYAR, BALI EXPRESS – Sebuah mahakarya berupa patung Proklamator Bangsa, Ir. Soekarno atau Bung Karno yang terbuat dari anyaman bambu ini dibuat oleh seniman asal Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, I Wayan Agus Eri Putra, 36 tahun. Patung itu akan setinggi 19 meter dan lebar 15 meter dan beratnya 3 ton, dikatakan sebagai yang tertinggi di dunia.

Agus Eri Putra ditemui di Balai Banjar Kelingkung tempat pembuatan patung tersebut, dan mengatakan bahwa penciptaan Presiden pertama Republik Indonesia tersebut sebenarnya adalah ide dari pemilik Objek Wisata Alas Harum Bali di Tegallalang I membuat Ardana dan Nano. “Jadi patung ini nantinya akan dipajang di objek wisata Alas Harum Bali,” ujarnya, Minggu (4/9).

Patung Bung Karno sendiri memiliki konsep ramah lingkungan karena terbuat dari anyaman bambu. Dan ukurannya tidak main-main, tingginya sekitar 19 meter, lebar 15 meter dan berat 3 ton. Karena ukurannya yang sangat besar, ia juga memiliki Balai Banjar Kelingkung sebagai tempat pengerjaan patung tersebut.

Agus Eri Putra tidak sendiri dalam hal ini, namun didukung oleh sedikitnya 15 seniman muda di Desa Lodtunduh. Selain itu, anyaman bambu yang menjadi bahan dasar pembuatan patung ini dibuat dengan sistem rumah oleh warga Desa Lodtunduh. “Banyak pihak yang mendukung proses tersebut. Anyaman bambu itu buatan warga, lalu kita kumpulkan dan rakit di sini untuk nanti menjadi anatomi Bung Karno,” jelasnya.

Patung Bung Karno yang dimaksud adalah Bung Karno duduk sambil memegang tongkat dan menunjuk. Hampir mirip dengan pose patung Karno di Jalan Bypass Ir. Soekarno di Tabanan.

Pengerjaan patung yang sudah berjalan selama 2 bulan ini kini memasuki tahap akhir. Dimana pengerjaannya sudah mencapai lebih dari 80 persen. “Sebenarnya sudah jernih. Ya, 80 persen. Kita tinggal menunggu rencana transportasi dari sini (Balai Banjar Kelingkung) ke Alas Harum,” tambah pria yang juga pelukis alam itu.

Mengingat jarak dari Banjar Kelingkung ke Alas Harum Bali yaitu 13 kilometer, patung Bung Karno juga dibuat dengan sistem knockdown atau multiple piece. Total ada 15 buah yang masih dirakit di Alas Harum Bali. “Untuk kemudahan transportasi, patung ini hadir dalam 15 buah. Kemudian bagian-bagian tersebut diangkut ke sana satu per satu, mulai dari kepala, pinggul, perut, dada, tangan, kepala dan terakhir bagian kaki yang dirangkai. Tapi dipasang dulu stagernya,” jelas alumni Sekolah Seni SMSR atau SMKN 1 Sukawati ini.

Dan meski patung anyaman bambu ini bukanlah proyek pertamanya, Agus Eri Putra mengaku membuat patung Bung Karno ini bisa dibilang yang paling sulit. Karena Bung Karno bukan sembarang karakter. Ia adalah pewarta bangsa yang dikenal seluruh masyarakat Indonesia sehingga pembuatannya harus benar-benar menyerupai bung karno. Tidak hanya ekspresi wajah, tetapi juga postur.

Oleh karena itu, sebelum memulai pembuatan patung, ia terlebih dahulu mempelajari seluk-beluk pose wajah dan fisik Bung Karno dengan mencari di internet lebih dari 50 foto dirinya. “Butuh banyak referensi. Semua orang di Indonesia tahu tentang Bung Karno, jadi perbedaan kecil saja bisa mengurangi nilainya,” ujarnya.

Meski demikian, keahlian Agus Eri Putra di bidang seni rupa tidak perlu diragukan lagi. Sejak kecil ia bercita-cita menjadi seniman, apalagi melihat ayahnya, I Ketut Gemuh, yang seorang pematung. Dan kali ini ia berharap dapat memberikan kontribusi pada seni, budaya, pariwisata dan sejarah dengan karyanya.

Sementara itu, pemilik Alas Harum Bali, I Made Ardana, dikonfirmasi secara terpisah, mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk menggunakan bahan ramah lingkungan di properti pariwisatanya sejak tahun 2021. Tempat selfie yang terbuat dari bahan ramah lingkungan dan yang terbaru adalah pemasangan patung sembilan bidadari yang terbuat dari anyaman bambu menjadi saksinya. “Kemudian saya memutuskan untuk mendirikan patung Bung Karno untuk menyemangati kita untuk bangkit dalam situasi yang sangat buruk karena pandemi. Jadi semangat perjuangannya untuk kemerdekaan sangat baik untuk kita tiru,” ujarnya.

Ia pun mencari momen Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus untuk meresmikan patung Bung Karno. G20 diselenggarakan terutama di Bali. Namun karena tidak bisa selesai tepat waktu, peresmian ditunda. “Belum bisa selesai kemarin, 17 Agustus, karena berbagai faktor antara lain musim kremasi dan cuaca yang tidak menentu,” tambahnya.

Namun, jika tidak ada kendala, patung Bung Karno akan diresmikan pada 17 atau 18 September 2022. Dimana rencananya, patung tersebut akan dipersembahkan oleh putri Bung Karno, Sukmawati Soekarno Putri. “Dan akan kami serahkan ke MURI, Astungkara memiliki rekor sebagai patung Ir. Soekarno tertinggi di Indonesia dan terbuat dari anyaman bambu,” lanjut Ardana.

Dengan dipasangnya patung Bung Karno di Obyek Wisata Alas Harum Bali, pihaknya berharap kunjungan ke Alas Harum bisa lebih ramai dan banyak pengusaha lokal yang akan memanfaatkan seniman dan warga lokal dalam usahanya. “Agar pengusaha dan seniman saling merangkul dalam budaya yang stabil,” katanya.

Source: baliexpress.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button