Pasar malam ala Sekaten Yogyakarta, atraksinya bukan hanya wahana dan makanan - WisataHits
Yogyakarta

Pasar malam ala Sekaten Yogyakarta, atraksinya bukan hanya wahana dan makanan

TEMPO.CO, Yogyakarta – Kerinduan masyarakat terhadap pasar malam buatan Sekaten yang digagas beberapa elemen masyarakat di Yogyakarta akhirnya tersalurkan. Meski acara sekaten buatan Pasar Rakyat Jogja Gumregah tidak lagi digelar di Alun-Alun Utara Yogyakarta seperti semula, namun keseruan seputar acara yang dipusatkan di bekas lokasi kampus STIEKER Jalan Parangtritis Yogya itu tak kalah semarak.

Pada hari pertama acara pasar malam, Jumat 16 September 2022, pengunjung dari berbagai daerah memadati lokasi acara. Tak kurang 250 warung kuliner dan puluhan wahana spesial seperti Devil’s Barrel, Rumah Hantu, Ombak Banyu dan Trampolin dipadati warga.

Tidak cukupnya tempat parkir untuk kendaraan sampai mereka berlari ke jalan, menyebabkan lalu lintas macet di Jalan Parangtritis.

Acara yang digelar hingga 16 Oktober oleh Sekretaris Khusus DIY dan Produksi Altar Ria ini dipadati pengunjung yang mencari kuliner tradisional seperti Sego Gurih, Ndog Brother, Ketan Ketan, Dawet, Martabak, Bolang Baling dan Gudeg Mercon yang dicari Jawa. mie ke angkringan.

“Pada hari pertama, ribuan warga berdatangan baik dari dalam maupun luar Yogya, sehingga lahan parkir yang disediakan tidak cukup, namun warga sekitar juga turut membantu agar warga bisa memarkir kendaraannya dengan aman,” ujar koordinator umum Pasar Rakyat Jogja. . Gumregah Widihasto Wasana Putra, Sabtu 17 September 2022.

Area parkir yang disiapkan panitia sendiri kurang lebih 20 x 111 meter. Menurut Hasto, salah satu magnet yang membuat Volksmarkt tetap hidup dan menarik minat warga sekitar bukan hanya banyaknya wahana hiburan dan suguhan nostalgia ala Sekaten, tetapi juga karena adanya pentas seni di sisi timur kawasan Volksmarkt, yang bergilir berbeda setiap hari jenis pertunjukan seni.

Selama bulan pasar malam, sekitar 150 kelompok seni akan memenuhi Volksbühne. Mulai dari kesenian Hadroh, Shalawatan, Ketoprak, Musikal, Keroncong, Tari Klasik, Tari Kreatif, Jathilan, Koes Plusan, Lagu Kenangan, Stand-up Comedy, Drama dan lain-lain.

Di hari pertama, grup musik Kopi Plus membawakan lagu-lagu kemenangan Koes Plus era 70-an. Grup ini membuat kerumunan kekasihnya bernyanyi dan menari sambil denting di pasar malam.

“Dengan ditutupnya acara ini, kami berharap dapat memuaskan kerinduan masyarakat akan Pasar Malam Sekaten yang terakhir diadakan di Yogya pada tahun 2018 ini,” ujar Hasto.

Hasto mendorong para pengambil keputusan politik untuk terus mendorong keberadaan ruang-ruang ekonomi bagi para pelaku ekonomi, khususnya sektor informal, secara berkelanjutan. “Tantangan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi dalam pembenahan rumah perlu disikapi dengan program-program konkrit yang diakui secara luas oleh masyarakat,” ujarnya.

Koordinator Pasar Malam Panggung Rakyat Nano Asmorodono mengatakan usai alunan musik Koes Plus pada Sabtu malam, grup kethoprak Ngentak Bangun Jiwa Kasihan Bantul Bloko Suto tampil. Grup yang memiliki banyak penggemar ini menghadirkan cerita berjudul Renggani Pulungsari karya Purnama Kastowo.

Pembukaan pasar malam ala Sekaten hanya akan berlangsung pada Minggu, 18 September 2022. Akan ada karnaval Bregada Rakyat Paku Wojo dan Gunungan Bakpia. Selain itu, Sanggar Seni Pusporinonce menampilkan tarian Rarasumirat dan panggung TTK musik proyek.

“Pembukaan pasar malam ini akan dilakukan oleh Permaisuri Keraton Yogya Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Bupati Bantul,” kata Nano.

Nano mengatakan, pada malam harinya, pengunjung dan pedagang pasar malam akan dihibur oleh legenda musik Campursari Cak Dikin. Musisi asal Boyolali, Jawa Tengah ini akan membawakan lagu-lagu hitsnya antara lain Cinta Tak Terpisahkan, Susu Murni dan Tali Kotang.

Baca juga: Festival Tong Tong di Den Haag, Belanda, berkaitan dengan kerinduan para perantau akan tanah air mereka

Selalu update informasi terbaru. Tonton berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di saluran Telegram “http://tempo.co/”. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button