Panthers vs warga di insiden Sweet on the Lips - WisataHits
Jawa Barat

Panthers vs warga di insiden Sweet on the Lips

bandung

Dalam sepekan, berbagai insiden terjadi di Jawa Barat, dari seorang pria di Tasikmalaya meninju temannya karena menyanyikan “Manis di Bibir” hingga macan kumbang menyerang dan berduel dengan tiga warga Sumedang.

Berikut rangkumannya di West Java Weekly:

Pria Tasik Tusuk Temannya Lewat Lagu ‘Sweet on the Lips’

Ahmad Faisal menjadi korban kekejaman sahabatnya Arif Hidayatulloh. Arif sangat ingin menebas temannya sendiri secara brutal. Ahmad menderita luka tusuk di kepala, lengan, kaki, dan punggung.

Seperti diberitakan sebelumnya, tragedi berdarah ini terjadi Kamis (1/9) lalu. Bahkan korban harus dirawat di rumah sakit.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan polisi, Arif mengaku tersinggung dengan perilaku korban yang merupakan temannya.

Sebelum kejadian, Ahmad menyanyikan syair “manis di bibir” yang merupakan lagu “Mencari Alasan” oleh band Malaysia Exist.

Ahmad bernyanyi keras di depan wajah Arif. Arif, yang berutang kepada Ahmad Rs 50.000, langsung emosional.

“Saya tersirat bahwa dia menyanyikan ‘manis di bibir’ di depan saya saat dia berteriak. Seperti sarkasme, saya berutang Rs 50.000, ”kata Arif.

Arif berutang langsung pada Ahmad. Ia merasa minder karena belum membayar Rp 50.000. Arif kebetulan sedang dalam pengaruh alkohol saat itu.

“Pelaku memiliki hutang yang belum dibayar. Pelaku tersinggung dan dalam pengaruh alkohol,” kata Dian Pornomo, Kepala Badan Reserse Kriminal Tasikmalaya, AKP.

Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa parang, sarung, baju lengan pendek, permen, dan celana.

Akibat perbuatannya, Arif berada di balik jeruji besi. Dia didakwa dengan penuntutan berdasarkan Bagian 351(2) KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 7 tahun penjara.

Wanita Bobotoh menyerukan untuk menolak pelecehan seksual di stadion

Viking Girls, sekelompok wanita pendukung Persib Bandung, berkampanye melawan pelecehan seksual di stadion. Viking Girls menggunakan berbagai cara untuk mempromosikan promosi.

Salah satu cara Viking Girls melakukan ini adalah dengan memasang spanduk besar bertuliskan, “Hentikan Pelecehan Seksual Di Stadion.”

Spanduk tersebut dipasang di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat pertandingan antara Persib melawan RANS Nusantara FC, Minggu (4/9) lalu.

Ketua Viking Girls Risna Juliawati terang-terangan menjelaskan kondisi pelecehan seksual di stadion yang sedang mereka perjuangkan.

Risna mengatakan, pelecehan seksual di stadion sebenarnya sudah ada sejak lama. Tetapi perbedaannya adalah bahwa pelecehan yang dialami Viking Girls lebih dari sekadar pelecehan verbal.

“Dari awal ada caci maki, tidak ada fisik, hanya telepon, siulan saja,” kata Risna.

Namun setelah pelecehan verbal, pelecehan berubah menjadi kekerasan fisik. Penonton wanita di stadion mulai mengeluh bahwa banyak penggemar yang tidak bermoral melecehkan mereka secara fisik.

Menurut Risna, beberapa waktu lalu salah satu anggota Viking Girls menyaksikannya bahkan saat pertandingan antara Persib melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Piala Presiden 2022.

“Baru kemarin insiden itu mencapai tingkat fisik yang bisa Anda pegang di tangan Anda. Karena mungkin ada tekanan saat melawan Persebaya. Sayang sekali itu terjadi,” katanya.

Kabag Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo mengatakan pihaknya belum menerima laporan apapun terkait insiden pelecehan seksual di Stadion GBLA.

“Memang, tidak ada laporan tentang situasinya, kami juga tidak menganalisis kejadian itu,” kata Ibrahim melalui telepon.

Terkait informasi tersebut, pihaknya akan terus memberikan saran kepada masyarakat, salah satunya menjaga jarak agar tindakan pelecehan seksual ini dapat dihindari.

“Mudah-mudahan kita akan mengimbau masyarakat di sana untuk menjaga jarak. Kalau kursinya tertata rapi, akan tertata rapi, masalah bisa kita antisipasi,” jelasnya.

Ibrahim juga menghimbau kepada penonton khususnya penonton wanita agar tidak takut jika menjadi korban pelecehan seksual untuk melaporkannya ke polisi. “Kalau ada kejadian harus dilaporkan,” katanya.

Sementara itu, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahjono mengatakan manajemen telah membahas pencegahan pelecehan seksual terhadap pendukungnya.

Berdasarkan hasil diskusi, manajemen telah menyediakan rute khusus bagi para suporter wanita yang akan memasuki stadion saat pertandingan kandang Persib Bandung.

“Kami sering melatih dan mengambil inisiatif dengan membuka pintu khusus untuk perempuan, jadi ada pintu khusus. Ini salah satu upaya kami untuk menghindari pelecehan seksual dan lainnya,” kata Teddy detikJabar.

Selain upaya tersebut, Teddy mengatakan sistem ticketing saat ini juga mendukung pencegahan pelecehan seksual di stadion.

Ia bahkan mengaku banyak pihak yang mengapresiasi sistem tiket yang ada saat ini, yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi para suporter saat datang mendukung Persib di stadion.

“Kemudian benar-benar bisa melihat ibu-ibu muda yang menggendong bayinya berjalan-jalan di sekitar stadion, sehingga memang banyak penonton yang memberikan apresiasi dan testimoni bahwa sistem saat ini lebih baik dan menonton dengan aman dan nyaman di stadion.” , singkatnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Viking Girls Risna Juliawati mengungkapkan bahwa anggotanya mengalami pelecehan seksual di stadion beberapa waktu lalu saat pertandingan antara Persib melawan Persebaya Surabaya di ajang Piala Presiden 2022.

“Sudah beberapa kali kami dilecehkan secara seksual. Pertama, beberapa anggota kami dianiaya saat pertandingan Persib vs Persebaya di GBLA, tetapi kami tidak tahu bahwa pelakunya adalah amoral atau pendukung yang tidak bermoral, kami tidak tahu,” kata Risna, Senin (5/9). . ).

2 makhluk gaib penyebab kematian massal Ikan Dewa Cibulan

Dua makhluk gaib yakni bakteri Aeromonas Salmonidae dan Edwardsiella ictaluri menyebabkan matinya sejumlah ikan mas (tor soro) di Obyek Wisata Cibulan, Manis Kidul, Jalaksana, Kuningan.

Seperti diketahui, 20 ekor ikan yang disakralkan bagi sebagian warga Kuningan mati secara misterius secara massal. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata ikan tersebut mati karena bakteri dan parasit.

Denny Rianto, Kepala Dinas Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, mengatakan penyebab kematian diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium.

“Berdasarkan hasil laboratorium, ditemukan dua bakteri dan parasit. Bakteri Aeromonas Salmonidae dan bakteri Edwardsiella ictaluri,” kata Denny saat dihubungi detikJabarKamis (8/9).

Pihaknya mencatat hingga 20 ikan lele mati akibat kejadian tersebut. Dari sampel ikan mas yang diuji di laboratorium, bakteri dan parasit ada di dalam tubuh ikan mas.

“Kemarin kami memeriksa tubuh ikan mas untuk parasit dan bakteri. 20 ekor ikan mati,” katanya.

Saat ditanya apakah bakteri itu berasal dari tambak atau pakan ikan, Denny mengatakan ada banyak pilihan soal itu, tentu pihaknya menyarankan agar pengelola lebih rajin membersihkan tambak.

“Ada banyak kemungkinan (bakteri dan penyakit). Kami hanya memberikan rekomendasi kepada pengelola agar nantinya karena sering berinteraksi dengan masyarakat, mereka lebih rutin mengalirkan air, minimal seminggu sekali,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, puluhan ikan dewa (tor soro) mati misterius di Misa Cibulan. Ikan-ikan yang disakralkan di objek wisata Cibulan, Desa Maniskidul, Jalaksana, Kuningan itu tiba-tiba ditemukan mengambang di permukaan kolam.

Kabar kematian hewan yang diyakini sebagian orang sebagai jelmaan pasukan Siliwangi itu pertama kali beredar di media sosial. Salah satunya di grup Facebook “Maniskidul” yang diunggah dari akun CW.

Video yang terlihat Rabu (31/8) oleh detikJabar, memperlihatkan seekor ikan mas besar yang telah mati dan tampak masih berada di dalam air. Ada juga ikan yang sudah diangkat dan dijajarkan di bagian bawah.

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button