Panen cabai di atap rumah? Orang ini punya triknya - WisataHits
Yogyakarta

Panen cabai di atap rumah? Orang ini punya triknya

Harianjogja.com, JOGJA — Daliman membudidayakan ratusan pohon cabai dari atap rumahnya di pusat kota Jogja. Kini ia gencar membagikan ilmunya tentang menanam cabai untuk menjaga ketahanan pangan seiring melonjaknya harga cabai.

Lahan sempit di tengah kota tidak membuat Daliman menyerah bertani. Warga yang tinggal di Desa Gemblakan Atas, Desa Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Jogja ini pandai menyikapinya.

BACA JUGA: Lagu dan film bisa jadi jaminan utang bank, begini caranya

Pria berusia 51 tahun itu memanfaatkan area di lantai dua rumahnya sebagai taman. Ruang seluas 160 meter persegi itu kini dipenuhi tanaman, mulai dari cabai, tomat, terong, anggur, srikaya hingga jamur tiram. Namun, tanaman cabai rawit masih mendominasi di sana.

“Sudah tujuh tahun saya menanam cabai, ibu kota saja senang menanamnya,” kata Daliman saat dikejutkan Harianjogja.comakhir-akhir ini.

Dia mengatakan bahwa dia menyukai tanaman sejak kecil. Saat duduk di bangku SMK, Daliman mengaku sering membawa tanaman yang dipelajarinya di sekolah dan menanamnya di rumah.

Hobinya dengan tanaman ini dimotivasi sepenuhnya oleh hasrat murni. Orang tuanya juga bukan petani. Karena keluarganya awalnya adalah warga Suryatmajan yang rumahnya berada di tengah pemukiman padat penduduk bahkan dekat dengan pusat kawasan wisata Malioboro.

Keterbatasan lahan untuk bercocok tanam tidak membuat Daliman gila. Ayah dua anak ini kemudian mengubah area di atap rumahnya menjadi taman.

Daliman pertama dimulai dengan anggrek. Namun, ia berhenti karena kesulitan menyiram tanaman di lantai dua. Ia juga sempat beternak burung untuk dikembangbiakkan. Dia kemudian beralih ke menanam sayuran. Yang tampaknya paling menggairahkannya adalah tanaman cabai.

Tangkapan layar aksi Daliman di kanal Youtube-nya./Daily Jogja/Lajeng Padmaratri

Untuk menyerahkan ilmu
Daliman mengaku menanam cabai dilakukan secara otodidak. Dia membaca buku dan majalah pertanian beberapa kali, lalu berlatih sendiri. Selain itu, ilmu pertanian dibedakan di masa lalu Youtube tidak begitu banyak sekarang.

“Sekarang pengetahuan keluar Youtube banyak. Saya juga diundang untuk mengisi konten Youtube tentang menanam cabai ini,” katanya.

Meski dimulai secara otodidak, namun inovasi Daliman dalam budidaya cabai sungguh beragam. Dia menggunakan tanah tidak hanya sebagai media untuk menanam cabai, tetapi juga untuk sekam dan padi sepotong bagasi Jamur tiram.

Sebagai petani, ia juga berkomitmen untuk menerapkan pertanian organik. Alih-alih menggunakan obat-obatan dan pupuk buatan, ia lebih memilih memanfaatkan limbah air cucian beras yang terkumpul sebagai pupuk cair.

BACA JUGA: Jika Anda ingin memulai waralaba Geprek Bensu, lihat bagaimana dan berapa biayanya

Berkat kegigihannya menanam cabai di atap rumahnya, kini ia bisa memanen cabai setiap 2-3 hari sekali. Ia juga menjual hasil panennya langsung ke kios sayur.

“Saya menjual hasil panen ini ke toko di Bangunjiwo, Bantul karena saya punya saudara di sana. Saya kadang bilang orang kota hanya bisa menjual cabai di desa, kenapa orang desa tidak bisa?” ujarnya.

Ia ingin lebih banyak orang yang bisa menanam cabai dari rumah. Selain itu, bagi warga yang tinggal di pedesaan, biasanya memiliki lahan yang luas. Karena jika harga cabai naik setinggi saat ini, tanaman cabai di rumah setidaknya bisa menutupi kebutuhan rumah tangga.

“Kalau harga cabai tinggi dan sudah punya tanaman cabai, tinggal dirawat karena tanaman itu bisa terus berbuah,” ujarnya.

Selain bertani, Daliman kini sibuk menjawab berbagai pertanyaan dan nasehat tentang budidaya cabai yang dibawakan kepadanya. Ada banyak konten pendidikan pertanian di beberapa saluran Youtube, Ia diburu banyak orang untuk saran budidaya cabai. “Tidak masalah, saya juga bisa berbagi ilmu tentang Cabai dengan banyak orang,” ujarnya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button