Pandangan tentang kesiapan regional untuk transisi energi untuk mengurangi emisi CO2 - WisataHits
Jawa Barat

Pandangan tentang kesiapan regional untuk transisi energi untuk mengurangi emisi CO2

Pandangan tentang kesiapan regional untuk transisi energi untuk mengurangi emisi CO2

Merdeka.com – Pemerintah terus bekerja keras untuk mencapai emisi nol bersih. Untuk mencapai hal tersebut, kebijakan terus dilakukan, salah satunya adalah transisi ke energi bersih. Menuju Net Zero Emission (NZE) mendorong pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di sektor energi untuk mempersiapkan diri di institusi masing-masing.

“Kementerian ESDM telah menyiapkan roadmap net-zero emission untuk menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi net-zero pada tahun 2060,” kata Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari seperti dikutip jakartaSabtu (22/10).

Artikel media taboola

Dalam peta jalan, Departemen Energi dan Sumber Daya Alam bertujuan untuk mengurangi emisi sekitar 232,2 juta ton karbon dioksida, atau CO2, pada tahun 2025. Untuk fase ini, kementerian mencakup pengembangan energi baru terbarukan (EBT), penggunaan pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik biomassa skala kecil. Penerapan pembangkit listrik ini akan berlanjut hingga tahun 2030, sehingga dapat mengurangi emisi sekitar 327,9 juta ton CO2.

Pemerintah daerah tidak hanya menjadi penonton dalam mempersiapkan net-zero emisi di tahun 2060. Sebanyak 22 provinsi telah menetapkan peraturan daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang akan menjadi acuan transisi energi di daerah.

Provinsi-provinsi yang bergerak cepat tersebut adalah Jawa Tengah, Bali, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian Kalimantan Timur, Jambi, Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Sumatera Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Barat. Sedangkan 12 provinsi lainnya masih mempersiapkan RUED.

Salah satu provinsi yang aktif menggalakkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan adalah Bali. Menurut Gubernur Bali I Wayan Koster, energi bersih merupakan salah satu unsur visi pembangunan di suatu daerah yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Dia mengatakan Bali memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.

“Potensi yang akan dikembangkan antara lain tenaga surya, angin, hidro, gelombang, biotermal, dan biomassa. Potensinya sekitar 12.000 megawatt,” kata Koster.

2 dari 2 halaman

Ketersediaan energi yang cukup

Menurut Koster, Bali adalah negara kepulauan kecil dan tujuan wisata utama bagi wisatawan dari seluruh dunia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menjamin ketersediaan energi yang cukup dan berkelanjutan. “Makanya kebijakan di Bali adalah Bali Mandiri Energi dengan energi bersih dari hulu hingga hilir,” kata Koster.

Kepala Biro ESDM Provinsi Gorontalo Bambang Trihandoko mengatakan Gorontalo membuat Perda Nomor 7 Tahun 2019 dengan misi mewujudkan keadilan dan kemandirian energi. Dengan keyakinan tersebut, transisi energi akan dilakukan melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan dan peningkatan peran swasta.

“Karena Gorontalo sebagian besar berhutan, kami mendorong investasi dan swasta untuk berpartisipasi dalam konsumsi energi,” kata Bambang.

Dia mengatakan Gorontalo bekerja sama dengan PLN untuk menggunakan persentase tertentu dari tambahan energi terbarukan untuk menyalakan PLTU Anggrek 2×12,5 MW. “Tiga persen diperuntukkan bagi sumber energi terbarukan Kaliandra,” katanya.

(mdk/idr)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button