Pameran grafis “SAPA ARUH” di Raos Gallery Kota Batu bertajuk EcoEgo!
Iksan di Galeri Raos di Kota Batu
BATU (SurabayaPost.id) – Tim Pengabdian Guru Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (UB)
Nur Iksan, S.Sn., M.Sn (Dosen Seni Rupa dan Grafika bersama Hatib Abdul Kadir, Ph.D (Dosen Antropologi) bekerja sebagai pemain ganda bagi laki-laki dalam bidang hubungan seni dengan lingkungan dan masyarakat .
Kegiatan tim non profit ini adalah pameran grafis SAPA ARUH bertajuk EcoEgo powered by
Karakter kurator Ana berlangsung di Galeri Raos Kota Batu bekerjasama dengan berbagai pihak.
Yaitu Tyaga Art and Culture Institute dan Zee Work dalam pelaksanaannya.
Hal itu disampaikan Iksan saat berada di Gareri Raos, Kota Batu, Jumat (26/8/2022).
Iksan di Galeri Raos di Kota Batu
“Kegiatan ini berkaitan dengan realitas kehidupan manusia dan lingkungan alam. Terkadang sebagai manusia kita lupa dengan apa yang telah diberikan lingkungan kepada kita,” kata Iksan
Itu, menurut dia, seringkali orang mengabaikan lingkungan bahkan mempermainkan sikap atau perilaku yang berupa “ego”. Sadar atau tidak sadar, manusia memiliki ego terhadap lingkungan yang merupakan bagian dari ekosistemnya,” lanjutnya.
Menurut Ikasan, kesatuan makhluk hidup yang menghuni bumi ini sebenarnya selalu berinteraksi satu sama lain secara harmonis, namun karena munculnya sikap “ego” yang dimiliki manusia, hal ini berujung pada gerbang krisis lingkungan.
“Krisis lingkungan yang dihadapi manusia modern adalah akibat dari pengelolaan lingkungan yang ‘non-etis’, artinya manusia mengelola sumber daya alam hampir tanpa memperhatikan peran etisnya,” serunya.
Senada melanjutkan apa yang disampaikan di Badan Lingkungan Hidup Kota Wisata Apel, Iksan mengatakan pendekatan seni juga berpendapat bahwa seni tidak pernah bisa berdiri sendiri atau terlepas dari lingkungannya.
Iksan bertemu pengunjung seni grafis di Raos Gallery Kota Batu
Oleh karena itu, menurutnya, seni tidak bisa hanya dilihat dari sudut pandang estetis, tetapi harus menghubungkannya dengan dunia di mana ia ditemukan.
“Kritik diri terdiri dari membangun dan bersinergi satu sama lain untuk membuat orang peka terhadap etika dengan lingkungan alamnya. Sehingga gerakan nyata seniman grafis di Indonesia sebagai wujud kelanjutan dari gerakan besar-besaran seni rupa rakyat Indonesia dari tahun 1945 hingga saat ini dapat dilihat pada poster sebagai sarana perjuangan,” ujarnya.
Pameran SAPA ARUH, tegasnya, akan diikuti baik secara personal maupun komunitas grafis, tidak kurang dari 42 desainer grafis/seniman membuat seni poster grafis dan memamerkannya di Raos Gallery di Kota Batu.
“Sejak tanggal 24 Agustus hingga 1 September 2022. Gerakan ini tidak terbatas hanya pada seni poster – grafis dengan teknik cetak tinggi, rangkaian acara penyebaran ide dan teknik grafis, kegiatan workshop untuk siswa SMA/sederajat juga digelar pada hari Sabtu. , 27 Agustus 2022 dan workshop reduksi untuk umum pada Minggu 28 Agustus 2022,” tutupnya (Gus)
Source: surabayapost.id
