Pahami pentingnya menjaga masa depan keluarga sejak dini - WisataHits
Yogyakarta

Pahami pentingnya menjaga masa depan keluarga sejak dini

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia selama lebih dari dua tahun, mengajarkan bahwa perlindungan diri dan perlindungan keluarga tidak peka usia dan waktu, sehingga diperlukan perlindungan sedini mungkin.

Menunda perlindungan sebenarnya sama saja dengan meningkatkan biaya pengeluaran di masa depan, karena tidak ada yang tahu kapan kita akan menghadapi penyakit atau musibah.

Salah satu perlindungan yang dapat dipilih oleh individu dan keluarga adalah asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan adalah asuransi yang memberikan pertanggungan asuransi kepada tertanggung untuk menutupi semua biaya pengobatan yang meliputi biaya rumah sakit, biaya pembedahan dan biaya pengobatan.

Selain itu, biaya perawatan kesehatan sekarang semakin mahal karena terus meningkat setiap tahun sejalan dengan inflasi.

Kalaupun sekarang ada jaminan kesehatan negara (JKN), tidak ada yang bisa dikatakan menentang jaminan kesehatan tambahan. Ada banyak pilihan asuransi kesehatan yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi, mulai dari asuransi kesehatan klasik untuk individu dan keluarga hingga asuransi kesehatan yang dipadukan dengan unsur investasi.

Tidak hanya asuransi kesehatan, asuransi jiwa juga dibutuhkan untuk melindungi keluarga. Asuransi jiwa adalah perjanjian kontraktual antara pemegang polis (tertanggung) dan perusahaan asuransi (penanggung).

Perusahaan asuransi menjanjikan manfaat setelah tertanggung meninggal dunia atau manfaat setelah hidup tertanggung dengan manfaat yang besarnya tetap dan/atau berdasarkan hasil penatausahaan dana.

Asuransi ini melindungi tertanggung dari dampak kerugian finansial yang tidak terduga (kerugian finansial yang tidak terduga) yang disebabkan oleh kematian mendadak, cacat tetap, atau kondisi tidak produktif (terlalu tua atau hidup terlalu lama) seseorang, yang mengakibatkan hilangnya sumber pendapatan.

PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (Sinarmas MSIG Life) dapat menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan perlindungan asuransi jiwa. Berbagai produk dari asuransi individu, bancassurancesehingga polis asuransi kelompok dapat dengan mudah dimiliki oleh masyarakat.

Lanjut membaca

Selain itu, Sinarmas MSIG Life baru saja menambah pilihan produk asuransi klasik dengan jaminan pengembalian premi di atas 100 persen dengan nama SIX dan SMiLe Income Protection X-tra. Sebagai pengamanan tambahan, SIX juga memberikan perlindungan tambahan bagi nasabah yang meninggal dunia akibat COVID-19.

Meski memiliki manfaat yang signifikan, pasal Indonesia menyebutkan masih banyak masyarakat yang acuh tak acuh terhadap asuransi. Hal ini terlihat dari masih sangat rendahnya penetrasi asuransi di dalam negeri.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan penetrasi asuransi hanya akan mencapai 3,18 persen pada 2021. Penetrasinya meliputi asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, asuransi sosial 1,45 persen, dan asuransi wajib 0,08 persen. Kepadatan yang tercatat baru mencapai Rp 1,82 juta.

Salah satu penyebab rendahnya penetrasi asuransi adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia. Survei Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional (SNLIK) 2019 menemukan indeks literasi keuangan baru sebesar 38,03 persen.

Kompetensi asuransi sendiri baru mencapai 19,4 persen. Oleh karena itu, pendidikan masyarakat tentang asuransi perlu ditingkatkan agar individu dapat melihat pentingnya melindungi diri dan keluarganya.

Masa depan bumi

Tidak hanya masa depan keluarga yang perlu dilindungi, masa depan bumi juga perlu dilindungi untuk Anda dan keluarga.

Faktanya, pandemi tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang melindungi diri sendiri dan keluarga. Namun, COVID-19 juga menyerukan penyesuaian dalam perencanaan pembangunan agar lebih berkelanjutan.

Sebagai bagian dari Perjanjian Paris, Indonesia telah menetapkan sendiri tujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 sendiri dan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional.

Oleh karena itu, semua pihak kini berbondong-bondong menerapkan ekonomi hijau dalam kegiatan dan perusahaannya. Bagi individu, perubahan gaya hidup melalui hal-hal kecil tentu dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Misalnya, mengurangi konsumsi kertas, sapu tangan, botol kemasan, kendaraan pribadi dan listrik yang tidak perlu.

Untuk mengurangi konsumsi kertas, orang dapat bekerja atau belajar dengannya Laptop atau ponsel pintar Jadi Anda tidak perlu menggunakan buku untuk mencatat. Jika terpaksa menggunakan kertas, kertas bekas bisa menjadi pilihan untuk dokumen yang tidak begitu penting.

Penggunaan tisu bisa dikurangi dengan membawa handuk kecil jika hanya diperlukan untuk membersihkan wajah dan mengeluarkan keringat. Membiasakan membawa botol minum sendiri dan tidak menggunakan sedotan plastik juga bisa menjadi langkah kecil selanjutnya.

Selain itu, menggunakan angkutan umum untuk beraktivitas dapat menjadi solusi untuk menggunakan kendaraan pribadi, dan untuk jarak dekat, berjalan kaki atau bersepeda dapat menjadi pilihan. Jika terpaksa harus membawa kendaraan sendiri, cobalah bepergian dengan teman yang memiliki tujuan yang sama, atau gunakan sistem berbagi kendaraan.

Langkah kecil lain yang dapat dilakukan individu antara lain mengurangi konsumsi listrik dengan mematikan lampu atau AC yang tidak digunakan. Penggunaan pengering juga dapat dikurangi dengan menjemur pakaian di bawah sinar matahari langsung.

Institute for Essential Service Reform (IESR) mengungkapkan, laju pertambangan batu bara, migas, sebenarnya didorong oleh kebutuhan energi masyarakat dari berbagai kalangan seperti industri, domestik dan lain-lain.

Kebutuhan energi tersebut tentunya dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Jika masyarakat konsumtif, maka kebutuhan energi otomatis semakin tinggi.

Sebaliknya, jika masyarakat dapat mengendalikan gaya hidup konsumtif, maka tentu saja lebih sedikit energi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang-barang yang mereka butuhkan.

Oleh karena itu, peran individu dalam mengamankan masa depan bumi sangatlah penting. Tentunya tidak butuh waktu lama untuk melakukan hal-hal kecil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, kita semua bisa memulainya sekarang.

Baca Juga: Menurut AIA, Investasikan Rp 1,7 Triliun di Pemasar Berkualitas
Baca Juga: Menurut AAJI, Penetrasi Asuransi Jiwa di Indonesia Masih Rendah
Baca Juga: 34.000 Nelayan Tradisional di Kepulauan Riau Dapatkan Jaminan Ketenagakerjaan

Source: id.berita.yahoo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button