Pada ajang East Java Tourism Awards (EJTA) 2022, Gubernur Khofifah menyebutnya sebagai momen untuk mendongkrak PDRB Jatim di sektor pariwisata. - WisataHits
Jawa Timur

Pada ajang East Java Tourism Awards (EJTA) 2022, Gubernur Khofifah menyebutnya sebagai momen untuk mendongkrak PDRB Jatim di sektor pariwisata.

Pertumbuhan PDB pariwisata Jawa Timur pada tahun 2022 akan mencapai 5,6% pada setiap triwulan

KOTA BATU|DutaIndonesia.com – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, produk domestik regional bruto (PDRB) sektor pariwisata Jatim terus mengalami pertumbuhan signifikan untuk tahun 2022.

Alasannya berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi. Jawa Timur pada triwulan I (Q) tahun 2022, Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku sektor pariwisata sebesar Rp36.986,76 miliar. Naik menjadi Rp 38.243,41 miliar di kuartal kedua dan kembali menjadi Rp 39.408,48 di kuartal ketiga.

“Kekuatan pariwisata terhadap perekonomian Jawa Timur luar biasa. Dengan meningkatnya pariwisata, hotel, makanan, transportasi, dan UKM kreatif akan tumbuh bersama-sama,” ujar Gubernur Khofifah dalam acara East Java Tourism Award (EJTA) 2022 di Ballroom Singhasari Resort, Kota Batu, Sabtu (10/12/2022) malam. .

Gubernur Khofifah mengatakan selain PDRB, jumlah wisatawan yang datang ke Jatim juga meningkat. Pada Oktober 2022, terjadi peningkatan yang signifikan dibanding tahun 2021. Tercatat 45.660 kunjungan wisatawan mancanegara dan 52.731.514 kunjungan wisatawan domestik.

Tren positif sektor pariwisata Jawa Timur ini juga terus didorong oleh potensi 1.316 objek wisata yang ada. Jumlah tersebut terdiri dari 449 wisata alam, 354 wisata budaya, 513 wisata buatan dan 596 desa wisata. Selain itu, terdapat 7.889 perusahaan wisata restoran bintang dan non bintang, 1.576 hotel, dan 1.743 homestay di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.

Di sisi lain, Gubernur Khofifah juga mengapresiasi terselenggaranya ajang EJTA 2022. Tercatat sebanyak 68 penghargaan dari 11 kategori diberikan kepada Desa Wisata, Tempat Wisata, Kuliner, Penggiat Seni Kesenian Asli Jawa Timur.

Kesebelas kategori penghargaan tersebut terdiri dari Penghargaan Daya Tarik Wisata Alam, Budaya dan Buatan, Lomba Video Profil Desa Wisata dan Lomba Film Pendek Pesona Wisata Jawa Timur. Kemudian Penghargaan Bisnis Pariwisata untuk kategori Hotel Non Bintang, kategori Pondok Wisata/Homestay, kategori Bisnis Rumah Makan dan kategori Rumah Makan.

Selain itu, ada juga Penghargaan Festival Makanan Khas Jawa Timur, Penghargaan Video Profil Kuliner Terbaik, Penghargaan Festival Dalang Terbaik, dan Penghargaan Warisan Budaya Takbenda (WBTB).

Mengenai WBTB, menurutnya Jatim patut berbangga karena 87 Situs Warisan Budaya Takbenda Nasional (WBTB) berada di Jatim.

Dengan banyaknya WBTB dari Jatim, Gubernur Khofifah pun menegaskan betapa pentingnya tugas pelestarian budaya ke depan. Dikatakannya, Sholawat Badar yang baru saja mendapat predikat WBTB ini menjadi bukti nyata banyaknya potensi budaya daerah yang perlu digali dan didaftarkan.

“Kecuali kita mendaftar ke Hak Kekayaan Intelektual atau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, saya khawatir anak cucu kita tidak akan mengenal kekayaan budaya bangsa. Karena itu penting kita satukan WBTB dan bawa mandat dari masing-masing daerah,” jelas Khofifah.

Selain itu, Khofifah mengaku kagum dengan banyaknya potensi Dalang Muda sebagai pewaris budaya wayang yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Timur. Selain itu, pada Young Dalang Awards tahun ini tercatat daerah perkotaan seperti Surabaya, Malang dan Gresik berhasil mengirimkan wakilnya dan menjadi juara. Dengan demikian potensi dalang tidak lagi identik dengan daerah Nganjuk, Blitar, Tulungagung dan Ngawi yang dikenal dengan Mataram, tetapi lebih merata dalam kualitas dan regenerasi dalang muda.

“Bagi dalang dari Jawa Timur, ada potensi regenerasi yang lebih merata dengan mereka yang berpendidikan tinggi. Mereka menyelesaikan studi kemudian memperkuat diri di sisi budaya, menurut saya itu luar biasa. Misalnya, saya sangat senang dengan dalang muda dari Surabaya karena saya berencana untuk berinovasi dengan mengawinkan Ludruk Surabaya dan Wayang,” jelas Khofifah.

Khofifah mengaku sudah berkali-kali mencoba mengembangkan pasar ludruk di kawasan Surabaya namun belum sesukses Wayang Show.

“Animo masyarakat terhadap Ludruk harus didorong semaksimal mungkin dengan dukungan lighting yang menarik disertai dengan berbagai penampilan agar menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk ikut dan menikmatinya,” jelasnya.

Di akhir acara, Gubernur Khofifah tak lupa menyemangati seluruh penerima penghargaan yang hadir. Ia berharap acara ini dapat menjadi upaya kerjasama untuk lebih meningkatkan promosi pariwisata di daerah masing-masing. Terima kasih juga kepada para juri atas karya mereka yang luar biasa.

“Kita lihat dari sisi digital, ada juga lomba video pendek dan siaran dari beberapa desa dan daerah wisata. Ini tentu sangat baik untuk saling memajukan daerah masing-masing,” ujar gubernur pertama Jawa Timur itu.

“Itulah sebabnya mempromosikan potensi lokal menjadi bagian yang sangat penting. Masalahnya terletak pada infrastruktur untuk menjangkau kawasan-kawasan yang memiliki keindahan luar biasa. Bersama dengan pemerintah dari desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi untuk menciptakan aksesibilitas bersama,” pungkasnya.

Turut hadir Sekretaris Daerah Prov. Adhy Karyono dari Jawa Timur, Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Hudiono, ratusan penggiat pariwisata se-Jawa Timur dan para ketua OPD Pemprov Jatim terkait. (Gas)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button