PAD sektor pariwisata Bantul akan turun jika pemerintah memberlakukan pembatasan mobilisasi - WisataHits
Yogyakarta

PAD sektor pariwisata Bantul akan turun jika pemerintah memberlakukan pembatasan mobilisasi

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Kasus Covid-19 mengalami lonjakan di berbagai wilayah di Indonesia. Kondisi ini berpotensi membatasi mobilisasi masyarakat yang juga akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan.

Padahal sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan Kabupaten Bantul untuk menjaga Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengakui kasus Covid-19 semakin meningkat di seluruh tanah air.

Oleh karena itu, sektor pariwisata harus ikut mengantisipasi dengan selalu mematuhi protokol kesehatan (Prokes).

Baca Juga: UPDATE Tragedi Itaewon, Badan Intelijen Polisi Ditemukan Tewas Di Rumah, Diduga Bunuh Diri

“Upaya kami ditujukan untuk meningkatkan kesadaran bahwa masyarakat perlu memastikan bahwa mereka sehat saat bepergian. Karena jika Anda memiliki gejala, Covid-19 berisiko atau tidak. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker dan menjaga jarak saat bepergian atau bepergian,” ujarnya, Sabtu (11/12/2022).

Jika Anda sudah merasa demam atau gejala flu dari rumah, pertimbangkan untuk menunda rencana perjalanan Anda terlebih dahulu.

Apalagi sekarang para pelancong tidak perlu mengambil jalan pintas.

Ia menilai, sifat Covid-19 kali ini, meski penyebarannya cepat, risiko kematiannya rendah.

Sehingga ada kemungkinan mekanisme aksi seperti restriksi tidak sama seperti pada penyebaran varian delta.

Selain itu, diharapkan jika kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan, maka kasus Covid-19 akan segera menurun.

“Saya berharap akhir tahun tidak naik, tapi November ini dengan kesadaran bersama akan ada penurunan yang signifikan sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan di akhir tahun,” imbuhnya.

Jika pemerintah memberlakukan batasan, maka akan berpengaruh pada PAD.

Kwintarto menjelaskan, meski Covid-19 tidak menyebar, target PAD Rp 32 miliar sulit tercapai.

“Bukan karena destinasi wisatanya tidak menarik, tapi karena harga BBM naik, ekonomi tidak bagus dan kasus Covid-19 meningkat. Jadi kalau (kunjungan) berkurang, itu bukan kemauan kami,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button