Olah Umbi Porang, Desa Oro-oro Ombo Juara Kreasi Kuliner Khas Desa Wisata - WisataHits
Jawa Timur

Olah Umbi Porang, Desa Oro-oro Ombo Juara Kreasi Kuliner Khas Desa Wisata

Desa Oro-Oro Ombo dinobatkan sebagai juara pertama lomba kreasi kuliner khas desa/kelurahan wisata di kota Batu. (MVoice/M.Noer Hadi)

SUARA WARNA – Desa Oro-oro Ombo dinobatkan sebagai juara pertama lomba kreasi kuliner khas desa/kelurahan wisata di Kota Batu. Desa di Kecamatan Batu ini mengembangkan produk budidaya porang yang diolah menjadi berbagai olahan masakan.

Sumber karbohidrat alternatif tersebut diolah menjadi tepung kemudian diversifikasi menjadi berbagai produk pangan. Seperti bakso, siomay, kue kering, bakso tahu, tahu walik hingga nasi. Semuanya terbuat dari tepung porang.

Umbi porang diperoleh dari budidaya oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Panderman. Mereka memanfaatkan wilayah administrasi desa Oro-oro Ombo seluas 10 hektar dengan program Kawasan Model Konservasi Pendidikan (AMKE). Lokasinya berada di kaki Gunung Panderman.

“Ketika bahan baku diolah dan dikembangkan menjadi produk olahan, nilai ekonominya pasti meningkat. Ketika menjadi tepung, komposisi makanan apapun bisa dibuat,” ujar Oro-oro Ombo pengelola AMKE Sri Asih saat lomba kreasi kuliner yang diselenggarakan Kota Batu. Dinas Pariwisata (Disparta) di Ekowisata Coban Talun Tulungrejo (Minggu, 20/11).

Baca juga:

Ketua PWI Pusat yang meninjau kesiapan venue Porwanas meminta sportivitas dan silaturahmi tetap terjaga.

Penebusan dari hilang, ribuan driver menyerbu jalan-jalan Kota Batu

Munas Widyagama Ekonomi dan Bisnis diikuti 300 peserta

Kontingen Porwanas XIII 2022 mulai berdatangan di Malang

“Mengolah umbi porang menjadi tepung merupakan proses yang panjang dan harus sangat teliti. Karena jika tidak bersih dari kandungan oksalatnya, memakannya bisa menyebabkan gatal-gatal bahkan keracunan,” imbuhnya.

Juara kedua lomba kreasi kuliner diraih oleh desa Beji yang mengolah tempe menjadi berbagai kreasi makanan. Antara lain stik tempe, mie sayur, kulit tempe dan puding tempe. Selanjutnya di urutan ketiga adalah kecamatan Songgokerto yang menyajikan olahan nasi lima warna, sayur mayur, getuk kurir, dan sayur potong dadu.

Baca juga:

Batu Art Festival, lomba menghias pohon dengan hadiah puluhan juta

KWB Auto Rally 2022, Ciptakan keseruan saat menjelajahi Kota Batu

12 mahasiswa asing program I-YES terkagum-kagum dengan keindahan kota Batu

Rasa Kuliner Nusantara Harga Jalanan Bintang 5 Disajikan di BSFF 2022 Kota Batu

Ketua Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu Mochammad Dadi menjelaskan, setiap desa/kelurahan menyajikan makanan tradisional yang beragam. Kriteria penilaian yang dilakukan oleh dewan juri meliputi rasa, penampilan, cara penyajian bahkan keunikan.

“Melalui lomba ini, setiap desa/kelurahan dapat mengeksplorasi kreasi racikan kuliner unik yang mewakili ciri khas daerahnya. Karena setiap desa/kelurahan memiliki ciri khasnya masing-masing,” kata Dadi.

Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, kuliner dan wisata saling melengkapi. Kehadiran kuliner khas setiap desa/kelurahan tentunya akan meningkatkan nilai Kota Batu sebagai destinasi wisata. Serta menambah keunggulan desa wisata untuk menarik minat pengunjung.

“Ini strategi Disparta untuk mendongkrak pariwisata berbasis potensi desa. Sehingga ada daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata,” pungkasnya.(the)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button