Obyek wisata Nagari Koto Malintang, pohon raksasa berusia 560 tahun dan Danau Maninjau - WisataHits
Yogyakarta

Obyek wisata Nagari Koto Malintang, pohon raksasa berusia 560 tahun dan Danau Maninjau

Obyek wisata Nagari Koto Malintang, pohon raksasa berusia 560 tahun dan Danau Maninjau

TEMPO.CO, jakarta – Tidak semua daerah memiliki potensi pohon raksasa. Keberadaan pohon medang raksasa (Litsea SP) di Nagari (desa) Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat juga disiapkan sebagai destinasi wisata yang bisa menarik wisatawan.

Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah Nagari Koto Malintang membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayu Gadang untuk mengelola dan mengembangkan potensi wisata daerah. “Pokdarwis Kayu Gadang sudah diakui oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga Pemuda Agam. Mereka juga mengenyam pendidikan,” kata Wali Kota Nagari Koto Malintang Nazirudin, Kamis, 5 Januari 2023.

Selain itu, jalan menuju pohon besar akan dibangun pada 2022 dengan panjang 1,2 kilometer dan lebar tiga meter. Selain itu, desa akan membangun taman dan area tempat duduk di lokasi pohon besar tersebut agar pengunjung bisa betah di sana.

Karena tidak hanya pepohonan yang besar, kawasan ini juga menjadi tempat yang tepat untuk menikmati pemandangan Danau Maninjau yang jernih. Untuk itu, Nazirudin berusaha mencari dana untuk pengembangan situs tersebut.

“Ini untuk menarik pengunjung ke pohon besar dan salah satu ikonnya bisa melihat Danau Maninjau,” kata Nazirudin.

Pohon raksasa itu dikatakan sebagai yang tertinggi di dunia

Di lokasi ini sebenarnya terdapat lima pohon besar dengan ukuran dan lokasi berbeda di hutan rakyat. Pohon terbesar berdiameter 4,6 meter, keliling 14 meter, tinggi tanpa kaki 34 meter, dan tinggi sebenarnya lebih dari 50 meter.

Umur pohon Medang terbesar diperkirakan sekitar 560 tahun dan ini berdasarkan rumus yang digunakan untuk menentukan umur kayu yang digunakan. “Pohon itu dikunjungi oleh mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), wisatawan domestik dan mancanegara dari Vietnam, Jepang dan negara lainnya. Lokasinya dekat Danau Maninjau,” kata Nazirudin.

Ade Putra, Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau tahun 2021 mengatakan, keberadaan pohon raksasa ini di hutan rakyat merupakan sebuah keistimewaan. “Ketika pohon-pohon kayu besar ditemukan di hutan lindung, itu biasa, tetapi tumbuh di hutan rakyat itu luar biasa,” katanya.

Ade bahkan menyebutnya sebagai pohon raksasa sebagai pohon kayu terbesar di dunia. Pembandingnya adalah kayu Mahota Tane di Selandia Baru yang berdiameter 4,4 meter. Catatan proyek luar ruangan untuk pohon cemara yang dimaksud di Olympic National Park, AS juga menyebutkan bahwa volume batang di bawah pohon Medang Agam adalah 337 meter kubik. Lalu pohon itu Cemara bach merah di Lembah San Juan, Pulau Vancouver, British Columbia, Kanada, memiliki volume 349 meter kubik batang dan pohon kayu dua menara di Tasmania, Australia, memiliki volume 358 meter kubik.

Baca: Kisah Lereng Jembatan Plunyon Gunung Merapi Lokasi Syuting KKN di Kampung Penari

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita terkini dan berita unggulan dari Tempo.co di kanal Telegram Tempo.co Update. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button