Nikmati "penyembuhan" di Desa Wisata Alamendah - WisataHits
Jawa Barat

Nikmati “penyembuhan” di Desa Wisata Alamendah

Keindahan alam Desa Alamendah di Kecamatan Rancabali, Prefektur Bandung sudah lama dikenal. Desa wisata di kaki Gunung Patuha ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam dan pertanian, tetapi juga inovasi dengan menawarkan wisata edukasi dan atraksi budaya.

Desa Alamendah di Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung merupakan salah satu desa yang mengandalkan ekonomi agraris dan pariwisata. Di sini mayoritas masyarakatnya hidup sebagai petani dan pedagang.
Secara geografis, Desa Alamendah yang terdiri dari lima dusun dan 30 RW berada di dataran tinggi. Ketinggiannya antara 1.300-2.350 m, tak heran jika suhu rata-rata di tempat ini cukup sejuk antara 19 hingga 24 derajat Celcius.
Luas desa mencapai 500 hektar berupa hutan, ladang dan ladang. Hasil pertanian berupa produk sayur dan buah antara lain daun bawang, strawberry, bawang putih, wortel, seledri, asparagus dan lain-lain.
Pada tanggal 2 Februari 2011, desa ini didirikan dengan Surat Keputusan Bupati Bandung No. 556,42/kep.71-DISBUDPAR/2011. Sejak itu, kunjungan wisatawan mengalir deras ke tempat itu.
Mereka umumnya ingin menikmati wisata pertanian atau agrowisata. Siapa yang tidak tertarik menjelajahi perkebunan warga yang menanam berbagai sayuran dan buah-buahan dataran tinggi yang jarang ditemukan seperti daun bawang, stroberi, bawang putih, wortel, seledri, asparagus, dan lain-lain?
Karena potensi alam yang ada, DWA awalnya hanya berkonsentrasi pada kegiatan agrowisata. Kegiatan agrowisata yang sudah lama berkembang adalah pemetikan strawberry, pembelajaran tentang pengolahan hasil pertanian, agrowisata dan pengemasan di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, wisata pertanian dan jalan-jalan menikmati suasana persawahan.
Itu tidak cukup untuk menarik wisatawan agrowisata. Sejak 2019, tim manajemen DWA fokus pada pengembangan pariwisata dengan menciptakan inovasi produk dan paket wisata dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Alhasil, DWA mampu menjaring lebih dari 30 rombongan pengunjung dari berbagai institusi pada semester II 2019, seperti institusi negara, sekolah, paguyuban keluarga atau masyarakat umum. Selama periode tersebut, jumlah wisatawan yang datang mencapai lebih dari 2.500 orang.
Mereka umumnya mengikuti paket Alamendah Trip yang menampilkan kegiatan bertani, mengamati burung, memerah susu dan UMKM. Tim juga mengembangkan kerajinan dan seni. Produk dan paket wisata ini sebenarnya berasal dari kebiasaan dan aktivitas masyarakat setempat, yang dikemas lebih menarik.
Saat ini, mengamati burung adalah salah satu kegiatan utama desa. Setelah kegiatan ini, wisatawan dapat mengamati burung di alam liar, baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan teropong.
Ada 124 jenis burung diantaranya Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), berbagai jenis burung Poksay (Garrulax spp) dan lain-lain. Di tempat pengamatan, wisatawan dapat memberi makan beberapa burung, beberapa di antaranya agak jinak.
Beberapa warga DWA juga memelihara sapi perah yang hasilnya dijual ke koperasi. Selain menjual ke koperasi, ada juga produsen susu yang mengolah susu menjadi yoghurt yang bisa dinikmati wisatawan.
Kegiatan memerah susu sapi ini termasuk dalam kegiatan wisata dalam paket wisata DWA. Kegiatan susu sapi ini memungkinkan wisatawan mendapatkan pengalaman baru memerah susu sapi, memandikan sapi dan mencicipi susu segar yang baru diperah.
Bagi pecinta buah, mereka dapat melakukan perjalanan memetik stroberi dan belajar cara menanam tanaman stroberi. Salah satu kelebihan strawberry di tempat ini adalah rasanya yang manis, sehingga banyak orang yang tidak tahan asam bisa menikmatinya.
Daya tarik lainnya adalah seni tradisional. DWA memiliki berbagai kesenian tradisional yang menjadi daya tarik wisata, mulai dari seni tari, musik dan pencak silat. Kesenian tradisional yang ada berupa tari jaipong, reog, seni karinding, calung, kecapi suling, pencak silat dan lain-lain.
Sayangnya, tidak ada panggung atau gedung seni di lokasi ini untuk menampilkan seni. Saat ini para pelaku kesenian masih menggunakan kantor RW untuk berlatih dan pentas.
Terletak di kawasan vulkanik, DWA menawarkan wisata Punching Pass dengan pemandian air panas sebagai daya tarik utamanya. Pengelola menawarkan trekking untuk menikmati alam yang berbeda. Setelah berjalan beberapa saat, Anda akan sampai di puncak Bukit Keraton. Dari atas, wisatawan bisa menikmati pemandangan sekitar.
Punceling Pass sudah memiliki berbagai fasilitas berupa bumi perkemahan yang biasa digunakan untuk berkemah. Ada juga paviliun, kabin untuk bermalam, pemandian air panas, kolam terapi ikan, pemandian, cuci dan kakus (MCK), tiga kamar kecil dan tempat parkir yang luas.
DWA juga mengembangkan atraksi wisata edukasi berupa pembelajaran membuat makanan dan kerajinan tradisional. Untuk melihat atau mempelajari cara membuat makanan bisa belajar di UKM Kharisma dan UKM Rizqia, sedangkan membuat bantal bisa dipelajari di Nazwa Collection.
Bagi yang suka bersantai sambil minum kopi, bisa mampir ke Careuh Coffee, kedai kopi yang produk utamanya adalah kopi luwak. Cabangnya terletak di Jl Raya Ciwidey-Patengan KM 5 No. 151, di desa tersebut. Di sini pengunjung bisa menikmati kopi dari ketinggian dengan pemandangan alam sekitar.
Di Careuh Coffee Anda juga bisa melihat dan merasakan langsung proses produksi kopi luwak. Kopi luwak memiliki beberapa manfaat kesehatan antara lain mencegah penyakit saraf, melindungi gigi, mengurangi risiko kanker payudara, melindungi kulit dan mencegah diabetes. Halo

Baca juga:

Benteng van Der Wijck Saksi bisu Perang Jawa

Mengamati tingkah laku owa jawa di alam liar

Setelah menjelajahi keindahan alam dan kekayaan budaya Desa Wisata Alamendah (DWA) di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, wisatawan dapat melanjutkan ke destinasi lain di daerah tersebut. Tak jauh dari desa wisata, beberapa tempat wisata menarik seperti Kawah Putih dan Ranca Upas bisa dinikmati.
Kawah Putih adalah sebuah danau yang tercipta dari letusan Gunung Patuha seluas 25 hektar. Seperti namanya, tanah di daerah ini berwarna putih karena bercampurnya unsur belerang.
Selain bumi putih di ketinggian 2.194 meter, air danau di kawasan Kawah Putih juga berwarna putih kehijauan dan bisa berubah warna tergantung kadar belerang, suhu dan cuaca.
Pemandangan alam Kawah Putih seperti musim dingin di negeri empat musim, sehingga sering dijadikan subjek foto karena keindahannya. Saat ini Kawah Putih juga memiliki daya tarik lain yaitu Sunan Ibu, tempat melihat matahari terbit yang menghadap Kawah Putih.
Tempat wisata terdekat yang tidak jauh dari DWA adalah Ranca Upas. Tempat ini merupakan kawasan hutan lindung di Kabupaten Bandung yang menjadi rumah bagi berbagai jenis tumbuhan langka seperti Jamuju, Huru, Hamirug, Kihujan, Kitambang dan berbagai satwa seperti burung dan rusa.
Saat ini Ranca Upas banyak dikunjungi wisatawan kecuali sebagai tempat camping. Selain itu, tempat ini juga menawarkan berbagai atraksi seperti memberi makan rusa, waterboom, outbond dan paintball.
Cagar Alam Situ Patenggang kini menjadi kawasan pelepasliaran Owa Jawa (Hylobates Moloch). Sebelum tahun 1980-an, kawasan tersebut merupakan habitat alami hewan-hewan tersebut. Namun setelah beberapa tahun, warga setempat mengatakan, suaranya sudah tidak terdengar lagi.
Sejak 25 Juli 2019 kita bisa kembali mendengar suara owa jawa di Situ Patenggang dengan melepas dua di antaranya bernama Boris dan Inge ke habitatnya. Selain itu, akan dilakukan reintroduksi terhadap hewan hasil sitaan tersebut.
Kini, di cagar alam yang dikelilingi oleh kebun teh yang luas itu, perilaku hewan tersebut dapat didengar dan diamati, baik dengan mata telanjang maupun dengan teropong. Sebagai habitat alami, Owa Jawa memiliki 78 jenis makanan alami, antara lain saninten, puspa, pasang, rasamala, aneka buah beri liar, serta buah vicus atau sejenis beringin.
Ada beberapa jenis tanaman komersial di hutan yang mirip dengan buah-buahan di hutan, seperti lengkeng, anggur, kulit kayu. Kelengkeng adalah buah yang menyerupai buah hutan yang disebut kupa. Sedangkan buah anggur menyerupai buah kenari. Salak digunakan untuk pengobatan mirip dengan buah rotan.
Untuk mengakses kawasan tersebut, pengunjung terlebih dahulu harus menghubungi Yayasan Aspinall di aspinallfoundation.org atau menghubungi langsung Kantor Desa Wisata Alamendah. Pusat rehabilitasi primata merupakan kawasan sensitif dan memerlukan izin.
Owa Jawa merupakan hewan endemik pulau Jawa yang statusnya telah dinyatakan hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Saat ini, diperkirakan hanya tersisa 2.500 ekor di beberapa suaka margasatwa dan hutan lindung di Jawa Barat. Halo

Baca juga:

Jalan-jalan di pantai-pantai indah di Gaplek City


editor : Ilham Sudrajat

penulis : Haryo Brono

Source: koran-jakarta.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button