Nikmati atraksi budaya dan cicipi masakan tradisional di The Waroeng of Raminten Yogyakarta
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dunia pariwisata Yogyakarta terus menunjukkan geliat saat ini, seiring dengan situasi pandemi Covid-19 yang semakin menurun.
Fenomena ini juga dimanfaatkan oleh para pelaku pariwisata untuk kembali beraktivitas normal.
Tak terkecuali pengelola The Waroeng of Raminten yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km 15 Sleman.
Rangkaian acara budaya yang sempat terhenti selama dua tahun terakhir akibat merebaknya virus corona kini mulai bergulir kembali.
Marketing Manager Waroeng Raminten, Daka Iswara, mengatakan, pihaknya kini menghadirkan suguhan baru bagi masyarakat.
Yakni, pertunjukan Ketoprak Sang Hanoman yang digelar setiap Jumat Kliwon.
“Produk budaya itu sebenarnya sudah ada sejak 2015, tapi terhenti karena pandemi. Kemudian kita mulai lagi tahun ini. Kemudian kami akan mencoba menghadirkan Ketoprak Sang Hanoman juga. Ternyata pengunjungnya tertarik ya,” kata Daka, Minggu (9/11/2022).
Benar saja, penonton begitu hingar bingar. Suasana muram menambah kekhidmatan para wisatawan menikmati atraksi puluhan seniman kolaborator The Waroeng of Raminten.
Selain Ketoprak Sang Hanoman, unit usahanya terus menghadirkan Tari Raya Panen, Balet Desa Bersih dan musik Keroncong live setiap Sabtu dan Minggu malam.
“Banyak pengunjung yang datang dari luar karena mungkin banyak yang penasaran saat ke Yogyakarta untuk piknik. Jadi segmentasinya lebih ke keluarga,” kata Daka.
Dijelaskannya, keputusan untuk menghadirkan budaya-budaya tersebut sejalan dengan slogan dan visi The Waroeng of Raminten sebagai pusat aksi, atraksi dan edukasi budaya Jawa. Sehingga acara-acara tersebut menjadi suatu keharusan baginya.
“Apalagi Kanjeng Nindyo (pemilik) adalah pemain budaya. Maka kami memiliki misi untuk ikut serta dalam pelestarian budaya Jawa. Memang ada visi ke arah itu,” katanya.
Kabar baiknya bagi wisatawan adalah semua sajian budaya The Waroeng of Raminten dapat diakses secara gratis.
Di sana, pengunjung juga bisa mencicipi aneka kuliner tradisional yang lezat, jelasnya.
“Mulai dari tumpeng panen utama, Sega Wiwit, Ayam Tenong, Gudeg, pokoknya lokal. Tapi nuansa modern ya tetap dihadirkan, jadi kemungkinannya banyak,” jelas Daka.
Source: jogja.tribunnews.com
