Nataru Holidays, tingkat okupansi hotel di Jawa Tengah mendekati 100 persen
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Para pelaku industri pariwisata di Jawa Tengah semakin tersenyum di penghujung tahun ini.
Benk Mintosih, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, mengatakan kondisi hotel semakin membaik, terutama saat musim liburan Natal dan Tahun Baru 2023.
Benk mengatakan okupansi hotel mencapai 90 persen liburan Natal ini.
“Tingkat okupansi pada Natal tahun ini sesuai jadwal, sekitar 90 persen,” kata Benk kepada tribunjateng.com, Selasa (27/12/2022).
Benk melanjutkan dengan mengatakan bahwa tingkat hunian yang tinggi selama musim Natal terlihat tepat pada malam Natal.
Menurutnya, saat itu banyak hotel di Jawa Tengah yang okupansi 100 persen, terutama di kawasan puncak atau kawasan wisata pegunungan. “Rata-rata penuh pada malam Natal,” tambahnya.
Sebelumnya, PHRI Jateng optimis okupansi hotel bisa mencapai 90 persen pada peak season ini.
Menurut Benk, gol tersebut bukan tanpa alasan. Akhir tahun lalu, pemanfaatannya sekitar 90 persen.
Hal ini sejalan dengan meredanya pandemi Covid-19. “PHRI (Jawa Tengah) optimistis bisa mencapai target utilisasi 90 persen hingga akhir tahun ini, seperti tahun lalu sekitar 90 persen,” kata Benk baru-baru ini.
Benk menuturkan, menyambut musim liburan akhir tahun ini, pihak hotel sendiri telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut lonjakan okupansi. Ini termasuk dekorasi untuk menyambut tamu dengan konsep Natal atau Tahun Baru dan menawarkan paket khusus.
Menurut Benk, di tengah tren kenaikan harga pada peak season ini, pihaknya belum menaikkan harga terlalu tinggi.
Disebutkan sementara harganya naik sekitar 20 persen.
“Kenaikan harga rata-rata sebesar itu (20 persen). “Misalnya, hotel yang dikemas dengan program. Acaranya biasanya gala dinner,” ujarnya.
Melihat tren akhir tahun tingkat hunian hotel, Benk menjelaskan bahwa jumlah pengunjung terbanyak pada momentum saat ini adalah pada hari Natal antara tanggal 23 dan 27 Desember. Setelah itu, akan kembali normal dan melebar lagi di awal tahun berikutnya.
“(Hunian tinggi) Malam pergantian tahun tidak terlalu lama, tidak seperti Lebaran. Biasanya hanya tanggal 2-3 (Januari). Yang 4-nyan sudah kembali normal,” bebernya.
Sementara itu, Benk yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Jawa Tengah (Gipi) mengatakan jika dilihat dari tren destinasi wisata yang dipilih pengunjung akhir tahun ini, masih berupa destinasi wisata berkonsep outdoor.
“Arahnya lebih ke area outdoor yang ramai, pasti ramai seperti Tawangmangu, Bandungan, ramai,” duganya. (idy/Tribune Jateng cetak)
Source: news.google.com