Namanya ekstrim tapi rasanya mengenyangkan, makanan khas ini asalnya dari Gunungkidul – KUPASS - WisataHits
Yogyakarta

Namanya ekstrim tapi rasanya mengenyangkan, makanan khas ini asalnya dari Gunungkidul – KUPASS

Girisubo, (kupass.com)–Kabupaten Gunungkidul populer tidak hanya karena destinasi wisatanya. Digali lebih dalam, lingkungan yang dulu konon mahal airnya saat musim kemarau ini juga kaya akan wisata kuliner. Selain tiwul (beras dari singkong) dan belalang, ada makanan khas yang sangat enak dan murah. Penduduk masyarakat pesisir selatan menyebutnya Bendrat.

Ya, nama Bendrat sudah sangat dikenal di masyarakat sebagai bahan bangunan kawat besi. Namun berbeda dengan warga Desa Jerukwudel, Kapanewon Girisubo. Bendrat adalah julukan dari nama makanan yang terbuat dari daun singkong.

Makanan khas yang tidak dapat ditemukan di tempat lain ini merupakan satu-satunya yang dibuat oleh anggota masyarakat Padukuhan Kargede B, Desa Jerukwudel, Kapanewon Girisubo. Adalah Mbah Warti adalah orang yang pertama kali menciptakan makanan ini. Mbah Warti ditemui di rumahnya dan menjelaskan apa itu makanan ekstrim.

Seperti gorengan pada umumnya, Bendrat tidak berbeda jauh dalam produksinya. Perempuan berusia 70 tahun itu menjelaskan, selain daun singkong, bahan baku Bendrat adalah tepung terigu. Pertama kali daun singkong direbus dan dibiarkan semalaman.

Proses kedua, daun singkong diremas dengan tepung terigu bumbu khusus. Baru setelah itu bendrat siap digoreng seperti bakwan goreng, mendoan atau yang lainnya.

“Raose savoury (rasa gurih)”, kata Mbah Warti.

Bersama suaminya, Mbah Waru hanya berjualan Gorengan Bendrat di rumahnya. Ia memulai kegiatan penggorengan pada pukul 16.30 WIB. Uniknya, proses pemanggangannya masih tradisional, menggunakan kompor dan kayu bakar. Menurutnya, memasak seperti ini menjaga cita rasa masakan Bendrat.

“Le dodolan sak telase mas (jual beli mas),” jelasnya.

Mbah Warti biasa menjajakan makanan Bendrat ini dengan nasi hangat dibungkus daun jati dan di atasnya diberi tempe goreng. Jika Anda ingin membeli Bendrat, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Harga bendrat sebungkus nasi putih bisa disebut cukup murah, yakni Rp 3.000.

“Jadi tahun 80-an (dari tahun 80-an),” kata Mbah Warti saat ditanya awal mula berjualan.

Tidak hanya pembeli dari daerah sekitar rumahnya, tetapi juga banyak orang dari daerah lain yang sengaja datang untuk membeli bendrat dari Mbah Warti ini. Hanya saat larut malam masakan ini selalu habis terjual oleh warga sekitar, terutama pelanggan.

“Setiap dinten mau goreng meniko, harus goreng (setiap hari harus goreng untuk jualan, nanti habis,” ujarnya.

Meski merupakan perintis pertama membuat makanan Bendrat, langkah Mbah Warti diikuti oleh anggota masyarakat lainnya untuk menjualnya. Menjelang bulan puasa, bendrat kerap menjadi bahan utama menu buka puasa warga.

“Pelanggan mengatakan itu karena Tepus Rongkop mriki tumbas bendrat (banyak pelanggan Tepus Rongkop Arts yang membeli bendrat),” kata Mbah Warti.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button