NAGA KAMPUNG Desa wisata yang asri dan asli
Harga tiket masuk Dragon Village: SEPERTI YANG SAYA INGINKAN – Rp 300.000. Jam buka: 08:00 – 18:00. Nomor telepon: -. Alamat/Lokasi: Neglasari, Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia, 46471.
Pernahkah Anda berencana untuk menjauh dari kehidupan kota yang sibuk? Atau mau liburan bermanfaat penuh edukasi? Kedua pertanyaan ini dapat dijawab oleh sebuah tempat bernama Kampung Naga di Tasikmalaya.
Desa ini bukanlah tempat tinggal hewan-hewan gaib, melainkan salah satu desa adat milik Jawa Barat. Meski bukan objek wisata, kawasan pedesaan ini menarik perhatian banyak wisatawan yang tertarik dengan kehidupan tradisional yang penuh budaya dan menghargai alam.
Tiket Masuk Dragon Village
Tidak ada tiket masuk yang dikenakan. Pengunjung bisa masuk ke desa ini secara gratis, asalkan hanya melapor ke satpam yang bertugas. Sangat disarankan untuk berkunjung menggunakan paket wisata dan guide dari penduduk setempat.
Biaya masuk | |
Tiket masuk | SEBANYAK |
Memandu | Rp 150.000 |
Orang sumber | Rp300.000 |
Makan per orang (1 kali) | Rp35.000 |
Tempat parkir mobil | |
Sepeda motor | Rp3.000 |
Mobil | Rp 10.000 |
Peri | Rp 15.000 |
Minibus | Rp 25.000 |
bus | Rp40.000 |
Baca: Tiket Masuk dan Aktivitas Air Terjun Dengdeng Tasikmalaya
Jam buka
Desa wisata ini dibuka untuk umum setiap hari. Pada tanggal-tanggal tertentu berlangsung Hajat Sasih yang bisa dilihat oleh pengunjung.
Jam operasional | |
Setiap hari | 08.00 – 18.00 |
Pesona Desa Naga
Suasana Kampung Naga dikelilingi kondisi alam yang asri dan terawat – Foto: Google Maps/Ahmad Nurkhin
Baca: Tiket Masuk dan Wahana Taman Wisata Karang Resik
Kampung Naga adalah kampung adat yang terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat. Lokasinya hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya. Nama “Naga” berasal dari kata “nagawir” yang berarti “menggantung”. Hal ini karena posisinya yang berada di lembah dan terlihat seperti menggantung di atas bukit.
Desa ini memang tidak resmi menjadi objek wisata, namun tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan. Kehidupan sosial yang sederhana membuat banyak wisatawan terutama dari kota tertarik untuk berkunjung. Di sini wisatawan bisa melihat langsung bagaimana kearifan penduduk setempat dan budaya yang hidup di sana.
Desa di Lembah Perbukitan
Tak kurang dari 400 anak tangga yang harus didaki untuk menuju Kampung Naga – Foto: Google Maps/Christian Andrianto
Baca: DARAJAT PASS Garut Tiket Masuk dan Kegiatannya
Kampung Naga merupakan kawasan pemukiman tradisional yang menempati kawasan lembah. Desa ini terletak di atas lahan seluas 1,5 hektar. Untuk mengaksesnya, wisatawan harus menuruni anak tangga yang berjumlah lebih dari 400 kamar. Tangga ini terbuat dari batu alam sehingga Anda dapat melewatinya dengan aman meskipun turunannya cukup panjang.
Selain menjaga kearifan lokal, mereka juga menghargai alam di sekitarnya – Foto: Google Maps/Eko Wahyudi
Baca: Tiket Masuk dan Wahana Ampera Tasik Water Park
Dari atas, Anda bisa melihat sekumpulan bangunan dengan atap berwarna seragam. Pemukiman ini diapit oleh kawasan hutan lindung akibat larangan mengunjunginya. Hutan di sisi timur dibatasi aliran Sungai Ciwulang yang jernih.
Di sebelah utara dan selatan terdapat sawah. Sawah-sawah ini berbentuk terasering dan menjadi sumber pangan dan mata pencaharian sebagian besar masyarakat. Udara di sini sangat bersih karena hampir tidak ada emisi karbon di kawasan ini.
Sederhana dalam tradisi
Deretan rumah penduduk setempat yang terbuat dari bambu sederhana dan ijuk – Foto: Google Maps/Bhekti Lestari
Baca: Tiket Masuk dan Wahana TEEJAY Water Park
Kampung Nada disebut kampung adat karena masyarakatnya setia pada praktek adat. Budaya yang dipupuk ini meliputi berbagai aspek, mulai dari bangunan hingga kebiasaan tertentu. Ini adalah salah satu daya tarik Kampung Naga sehingga tidak pernah sepi untuk berwisata.
Jumlah rumah dan bangunan di desa ini selalu sama sejak dulu hingga sekarang yaitu 111 unit. Tidak ada bangunan yang dapat dibuat dari dinding semen atau batu bata. Di sini, seluruh bangunan terbuat dari gubuk bambu, papan kayu, atap nipah atau daun lontar dan bahan alami lainnya. Setiap rumah juga hanya memiliki satu pintu di bagian depan dan tidak dilengkapi perabot seperti meja dan kursi di dalamnya.
Kloset tidak bisa dibangun di dalam rumah, sehingga sengaja dibuat di luar dan selalu di atas kolam – Foto: Google Maps/bayu arif
Baca: Pemandangan Hijau Bukit Kacapi Tasikmalaya Pegunungan Menakjubkan
Apalagi Kampung Naga sama sekali tidak menggunakan listrik dan gas untuk kehidupan sehari-hari. Untuk penerangan, masyarakat menggunakan lampu minyak dan sinar matahari alami. Kebutuhan memasak juga dilakukan dengan cooker.
Seluruh penduduknya adalah pemeluk Islam. Pada waktu-waktu tertentu, Hajat Sasih berlangsung, sebuah ritual adat untuk berdoa kepada leluhur. Pemandangan pelaksanaan ritual ini juga dapat disaksikan oleh wisatawan selama tidak mengganggu jalannya acara.
Larangan dan larangan
Selain adat, masyarakat juga memiliki tradisi dan pantangan tertentu. Tradisi ini harus dihormati tidak hanya oleh penduduk asli, tetapi juga oleh para tamu yang lewat. Salah satunya adalah larangan bermain musik. Di desa ini, tidak ada musik selain alat musik tradisional asli setempat.
Selain itu, juga ada larangan memasuki hutan di sekitar wilayah desa. Di desa tersebut juga terdapat beberapa bangunan yang tidak boleh dimasuki atau bahkan difoto oleh wisatawan. Semua tabu ini harus dihormati untuk menjaga perdamaian.
Di samping Alam
Wisatawan yang datang akan disambut dengan ramah oleh penduduk Kampung Naga – Foto: Google Maps/miptah ulum
Ketenangan yang bisa ditemukan di sini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bermalam di sini akan memberikan pengalaman liburan yang sangat berbeda dengan kegiatan rekreasi lainnya. Untuk menginap, wisatawan harus meminta izin kepada agen atau penduduk setempat.
Wisatawan bisa ikut mencicipi keseharian masyarakat Kampung Naga yang sederhana. Di malam hari, saat sepi dan minim penerangan, hanya akan diisi dengan suara alam. Suara dedaunan, gemericik air dan semilir angin gunung menjadi teman yang menyejukkan.
Fasilitas Desa Naga
Wisatawan dapat berkontribusi untuk keberlangsungan desa wisata ini dengan membeli oleh-oleh buatan penduduk desa adat – Foto: Google Maps/Handi Nurpalah
Pengunjung yang datang dengan kendaraan harus parkir di area atas tebing yang telah disediakan. Pintu masuknya berupa pos jaga yang dilanjutkan dengan rangkaian anak tangga menuju ke lembah. Fasilitas umum seperti masjid dan warung jajanan tersedia di desa ini.
Pengunjung yang datang berkelompok umumnya berhak menikmati makanan yang disiapkan oleh warga. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, warga menawarkan rumahnya sebagai tempat homestay. Ada juga toko souvenir yang menjual hasil karya warga sekitar.
Lokasi Desa Naga
Desa wisata ini terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pintu masuk berada di pinggir jalan utama sehingga tidak sulit ditemukan. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat.
Source: travelspromo.com