Museum R. Hamong Wardoyo, Wisata Gratis Penuh Sejarah di Boyolali - WisataHits
Jawa Tengah

Museum R. Hamong Wardoyo, Wisata Gratis Penuh Sejarah di Boyolali

Museum R. Hamong Wardoyo bisa menjadi referensi tempat wisata di Boyolali, tempat wisata yang menawarkan informasi lengkap tentang sejarah kota Boyolali khususnya.

Museum adalah tempat wisata sejarah yang bisa melengkapi harta kita. Banyak yang menganggap museum bukan tempat wisata yang menyenangkan.

Museum Rhamong WardoyoMuseum Rhamong Wardoyo. Google Maps. Sumber: Wahyu Budiono

lihat juga: Umbul tirtomulyo

Museum R. Hamong Wardoyo bentuknya keren banget, apalagi tamannya asri banget. Biar nggak penasaran, berikut penjelasannya untuk kalian semua!

Lokasi Museum R. Hamong Wardoyo

Lokasi dan alamat Museum R. Hamong Wardoyo No. 19 Jalan Pandanaran, Tegalmulyo, Siwodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Akses menuju Museum R. Hamong Wardoyo sangat mudah, jarak menuju Alun-alun Boyolali hanya sekitar 4 km dengan mobil.

Rute menuju utara melalui Jl. Merdeka Timur ke Jl. Senopati, lalu belok kiri untuk melanjutkan perjalanan ke Jl. jambu biji.

Belok kanan ke Jl. nanas, dan kembali ke Jl. Pandanaran. Berbeloklah untuk sampai ke Museum R. Hamong Wardoyo yang ada di sebelah kiri.

Akses ke lantai duaAkses ke lantai dua. Google Maps. Sumber: Siti Rofiqoh

lihat juga: honigbergtal

Jam buka Museum R. Hamong Wardoyo

  • Museum R. Hamong Wardoyo buka setiap hari Selasa hingga Minggu
  • Jam buka Museum R. Hamong Wardoyo dari pukul 08:00 hingga 16:00

Untuk hari senin tutup

Tiket Masuk Museum R. Hamong Wardoyo

Tiket masuk Museum R. Hamong Wardoyo gratis, Anda tidak perlu membayar biaya apapun bahkan untuk parkir kendaraan.

dioramadiorama. Google Maps. Sumber: Wahyu Budiono

lihat juga: kebun raya indokilo

Fasilitas Museum R. Hamong Wardoyo

Fasilitas wisata di Museum R. Hamong Wardoyo antara lain:

  • parkir kendaraan,
  • Toilet,
  • Taman yang indah,

Atraksi Museum R. Hamong Wardoyo

1. Koleksi Museum R. Hamong Wardoyo

Nama museum di Boyolali ini diambil dari nama Bupati Boyolali yang menjabat pada tahun 1947. Museum R. Hamong Wardoyo dibangun pada tahun 2015 dengan 2 lantai dan bentuk bangunan yang sangat mencolok.

Koleksi Museum R. Hamong Wardoyo juga sangat beragam, saat pertama kali memasuki pekarangan museum akan melihat beberapa peninggalan budaya seperti patung dan kereta api emas.

koleksi museumkoleksi museum. Google Maps. Sumber: Gilang Kecil

baca juga: pengging pengging

Anda juga akan menemukan diorama dari perjuangan melawan Belanda hingga asal-usul Boyolali. Gaun pengantin khas Boyolali juga dipajang di sebuah showcase. Juga ditampilkan di sini adalah foto-foto mereka yang telah membimbing Boyolali dari waktu ke waktu.

Seolah belum cukup, di awal disebutkan bahwa Museum R. Hamong Wardoyo memiliki dua lantai. Kini akses ke lantai dua dihiasi foto-foto Boyolali tempo dulu, disertai keterangan.

Lantai dua Museum R. Hamong Wardoyo kini menampung beberapa koleksi foto Boyolali yang tentunya telah mengalami perubahan dan kemajuan.

Museum R. Hamong Wardoyo sering dikunjungi oleh institusi pendidikan dari SD hingga SMA, sebagai program pendidikan sepulang sekolah yang tentunya sangat bermanfaat.

2. Taman yang indah

Gedung Museum R. Hamong Wardoyo terletak di antara taman asri yang biasa digunakan pengunjung untuk beristirahat atau mencari foto terbaik.

Photo hunting merupakan salah satu jenis wisata yang tidak boleh dilewatkan, kapanpun dan dimanapun mencari spot foto yang keren dan instagramable adalah wajib.

bangunan ikonikbangunan ikonik. Google Maps. Sumber: Bima Aziz Al Ghani

baca juga: pengging sewu pengging

3. Tempat wisata terdekat

Setelah puas menjelajahi Museum R. Hamong Wardoyo, Anda bisa mencari tempat wisata lain yang jaraknya tidak terlalu jauh, misalnya:

  • Alun-Alun Boyolali,
  • Spanduk Sungsang Pengging,
  • pengging Sewu Spanduk,
  • pengging spanduk dan
  • Kebun Raya Indrokilo.

lihat juga: penutupan umbul

Menyimpulkan

Maka, dengan hadirnya Museum R. Hamong Wardoyo, destinasi wisata di kota susu semakin beragam.

Source: www.nativeindonesia.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button