Mimpi Desa Mural Cimindi yang Hilang menjadi Cimahis Malioboro - WisataHits
Jawa Barat

Mimpi Desa Mural Cimindi yang Hilang menjadi Cimahis Malioboro

POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Berkesempatan untuk mengharumkan nama Kota Cimahi sebagai salah satu dari 20 nominasi teratas di Festival Gapura tingkat nasional. Bagian dari desa berdinding Cimindi kini mulai memudar seiring berjalannya waktu.

Salah satu penggagas kampung mural, Irfan Supriatna, 40 tahun, mengatakan kehadiran puluhan mural di Gang Haji Kodir, Desa Cibeureum, Cimahi Selatan, Kota Cimahi tak hanya membawa warna baru pada gang tersebut. Namun juga berdampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat di sana.

“Dekade yang lalu, Geng Haji Kodir dikenal sebagai Gang Neraka karena identik dengan kekerasan. Namun, setelah ditempel mural bergambar itu, berubah menjadi desa wisata mural,” katanya, Senin (18/7).

BACA JUGA: Telkomsel meningkatkan jaringan 3G di Bandung dan Cirebon menjadi 4G/LTE

Puluhan mural yang dulu memenuhi dinding gang kini tampak mulai memudar. Menurut Irfan, hal itu disebabkan warga mulai tergesa-gesa mendanai pemeliharaan kampung bertembok itu.

“Desa mural ini dibangun atas biaya pribadi warga, saat pandemi melanda, ekonomi warga anjlok, sehingga banyak permukaan tembok yang tidak terawat,” ujarnya.

Irfan mengatakan saat membangun desa mural, Pemkot Cimahi tidak pernah mendorong kreativitas warga desa dengan mural. Bahkan, janji pemerintah kerap dilontarkan Irfan saat desa viral dengan mural menjadi desa wisata.

“Peningkatan kesadaran bersama untuk membangun kota harus dilakukan antara pemerintah kota dan pemerintah, jika tidak maka akan sulit di masa depan. Dulu Pemkot Cimahi datang dan berjanji akan membantu membangun desa ini, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” kata Irfan.

BACA JUGA: 25 SMA/SMK Swasta di Bandung dan Cimahi untuk Pembebasan Siswa Miskin

Irfan dan warga Cimindi yang masih berjuang untuk mempertahankan Kampung Mural kini khawatir akan hilangnya Kampung Mural karena tergerus dana.

“Sekarang kita bisa lihat sendiri banyak mural yang tidak terawat, yang juga menyebabkan pedagang menjadi tidak teratur. Padahal tujuan kami adalah menjadikan Cimindi sebagai pusat wisata seperti Cimahis Malioboro,” ujarnya.

Dalam rencana pembangunan kampung tembok, Irfan ingin membangun banyak tempat berkumpul berupa taman di gang-gang agar warga Cimindi merasakan kebahagiaan hidup di kampung kota.

“Saya membayangkan ke depan saya ingin membangun taman dan kolam ikan di beberapa jalur untuk warga bermain sambil merawat anak-anaknya sehingga mereka bisa merasa nyaman di desa kota,” katanya.

Ia berharap kreativitas yang dibangun warga melalui desa tembok bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk menjaga keindahan desa tembok, terlebih lagi agar kreativitas warga terus berkembang.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa melihat potensi desa mural dan bersinergi untuk menopang kreativitas warga agar terus berkembang di desanya,” pungkasnya. (Pelanggan)

BACA JUGA:

Source: bandung.pojoksatu.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button