Meski okupansi mencapai 91%, PHRI menantang industri perhotelan di Kota Bogor - WisataHits
Jawa Barat

Meski okupansi mencapai 91%, PHRI menantang industri perhotelan di Kota Bogor

Bagikan


tweet

Bagikan

Bagikan

Surel


BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, mengatakan bisnis hotel dan restoran di Kota Bogor saat ini mengalami peningkatan hingga 90 persen.

“Berbicara tentang kinerja hunian hotel saat ini di tahun 2022 dari era pandemi 2020 dan pemulihan pertengahan 2021 hingga sekarang, saya dapat mengatakan bahwa ini sangat menggembirakan bagi para pengusaha hotel dan restoran karena berdasarkan data dari situs bisnis ini pada tahun 2022 hampir 90 persen bergerak mundur, meskipun secara bertahap menuju kemajuan, yang meningkat, ”kata Yuno.

Bicara soal hotel, menurut Yuno, ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama, okupansi atau room occupancy, dan kedua, revenue atau pendapatan.

Saat ini, kata Yuno, Kota Bogor sudah mencapai 91 persen okupansi hotel pada 2022.

“Dari segi okupansi sangat bagus dibandingkan tahun 2021, apalagi 2020, tapi belum bangkit kembali dari segi pendapatan dibandingkan tahun 2019, 2018 dan 2017 karena penetapan harga tidak bisa spontan,” jelasnya.

Di Kota Bogor, jelas Yuno, bisnis hotel dan restoran juga banyak dipengaruhi transaksi kementerian dan rapat pemerintah. Karena okupansi hotel dalam hal transaksi rapat, kementerian dan lembaga tersebut masih menempati 64%-67% dari total okupansi kamar yang ada.

“Kalau kita bicara kota Bogor sebagai kota pariwisata, sebenarnya hanya 30 persen turis kalau dilihat dari tingkat hunian hotelnya,” jelasnya.

Melihat data tersebut, Yuno mengatakan pihaknya tidak bisa menikmati segmen pasar ini karena untuk menciptakan pasar hotel dan restoran tidak tergantung APBN atau rapat kementerian dan lembaga.

“Kita lihat contoh-contoh yang membuat kita tumbang, pertama penataan kembali APBN dan larangan dari Menteri Pendayagunaan Birokrasi terhadap ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk tidak mengadakan rapat di hotel, mulai saat itu PAD tumbang dari sektor perhotelan,” dia berkata.

Oleh karena itu, pihaknya khawatir hal tersebut dapat terulang kembali, tambah Yuno, para pelaku bisnis perhotelan dan pariwisata fokus menjaga APBD Kota Bogor dari sektor hotel dan restoran tetap stabil.

“Upaya yang kami lakukan untuk memantapkannya adalah menciptakan destinasi wisata baru dan merubah paradigma Kota Bogor menjadi kota wisata,” [] ricky

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button