Merombak eks lokalisasi Dolly Gang menjadi destinasi wisata - WisataHits
Jawa Timur

Merombak eks lokalisasi Dolly Gang menjadi destinasi wisata

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau lokasi bekas lokasi Gang Dolly, Senin (29/8). Rencana penataan kawasan dapat diambil dari pemeriksaan sehingga semua benda saling terhubung satu sama lain. Mulai dari kebun, bekas Wisma Barbara yang padat karya, hingga pasar burung dan batu akik yang masih sepi.

“Sebenarnya kami sudah membeli beberapa tempat atau rumah (bekas pensiun). Itu belum dipindahkan selama beberapa dekade. Jadi rumah-rumah ini akan kita manfaatkan untuk mendongkrak perekonomian,” kata Cak Eri, panggilan akrab Eri Cahyadi.

Menurutnya, ketika suatu tempat dikembangkan, daerah tersebut harus menjadi tujuan wisata. Nah, ketika pengunjung datang, mempengaruhi bagaimana perekonomian masyarakat setempat bergerak.

“Seiring adanya taman, tempat-tempat lain juga ada dan menjadi acuan. Jadi ekonomi bergerak di sini,” katanya.

Cak Eri menjelaskan lantai satu bekas Barbara akan digunakan untuk kafe atau restoran beserta showroom produk UMKM. Sedangkan produksi sandal bisa menggunakan lantai dua.

“Kalau tempat wisata, produksi (sandal) harus di atas. Yang paling bawah jadi kafe sambil pamer produknya, jadi nyambung,” jelasnya.

Lantai 4 hingga 6 yang masih kosong nantinya akan digunakan anak muda untuk syuting. Misalnya, film yang berhubungan dengan Dolly hari ini dan Dolly di masa lalu.

Ia menargetkan kawasan wisata Dolly akan berubah total pada Desember 2022. Pengembangan kawasan juga direncanakan memanfaatkan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2022.

“Tujuan saya di bulan Desember, area Dolly, telah berubah. Dolly sebenarnya punya rencana. Kami memiliki beberapa gambar dari UK-Aided Planning (UK). Jadi kami akan memeriksanya dengan perencanaan pemerintah kota,” katanya.

Sementara itu, Camat Sawahan Yunus mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk mendata warga RW 6 dan RW 12 yang tinggal di sepanjang Gang Dolly. Nantinya, warga yang pendapatannya di bawah Rp 2 juta per bulan akan diberdayakan oleh pemerintah kota melalui program padat karya.

“Jadi warga bukan hanya penonton, tapi juga pelaku di kawasan wisata ini. Ini benar-benar bisa memaksimalkan konsep padat karya di kawasan eks lokalisasi Dolly,” kata Yunus. (rmt/rek)

Source: radarsurabaya.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button