Meremehkan "melempar" isu menempatkan PKL di tempat peristirahatan ke PT Sayaga Wisata - WisataHits
Jawa Barat

Meremehkan “melempar” isu menempatkan PKL di tempat peristirahatan ke PT Sayaga Wisata

Pedagang kaki lima di kawasan Puncak, kecamatan Cisarua tidak terdaftar untuk mendapatkan kios di rest area. kata | ahli

CISARUA – Keputusan Pedagang Kaki Lima (PKL) mendirikan lapak di rest area Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor ditunjuk langsung oleh PT Sayaga Wisata pada Senin (31/10/22).

Saat ini, PT Sayaga Wisata belum mengambil keputusan penunjukan PKL yang berwenang menjual kios di rest area Puncak karena belum diajukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor.

“Pendataan dari pedagang untuk ditempatkan di kawasan sepi dilakukan oleh PT Sayaga Wisata, bukan Disdagin. Masih ada beberapa kuota yang kami tahan sambil menunggu pembangunannya selesai,” kata Bupati Dagin Bogor Entis Sutisna.

Ia mengatakan, keputusan PKL siapa yang akan pindah ke rest area diserahkan kepada PT Sayaga Wisata yang nantinya akan mengelola rest area tersebut. “Kita hanya sebatas membangun nanti, yang akan berkoordinasi dengan PKL, camat atau pemangku kepentingan lainnya. Saya yakin kami masih memiliki data tentang pariwisata kami,” kata Entis.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata kembali pedagang kaki lima yang berwenang berjualan lapak di rest area.

“Belum final, belum kita ajukan, masih pendataan PKL di Puncak. Kami juga akan memeriksa dan memverifikasi data dari dealer,” katanya.

Sebelumnya, Yati, salah satu pedagang di sekitar Perkebunan Teh Puncak, mengaku tidak mendapat lapak untuk pindah ke Rest Area Gunung Mas. “Saya tidak terdaftar, itu untuk bangunan permanen di dekat Masjid Atta’awun, saya juga tidak diminta KTP,” katanya saat ditemui AHLI, Minggu (20/30/22).

Yati, bersama beberapa pedagang lainnya, sangat berharap bisa mendapatkan lapak di perhentian tersebut. Sehingga bisnis jualan menjadi lebih nyaman dan bisa bergabung dengan pedagang lainnya. “Mudah-mudahan kami ingin mendapatkan kios di rest area. Mudah-mudahan nanti ada petugas yang akan mengantar kami, karena para pedagang di sini juga mau berjualan di rest area yang baru,” harapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat itu ia sedang mengekang penjualan, hasil yang dicapai tidak menentu, bahkan ia sering tidak mendapatkan sepeser pun. “Ya kalau tidak aman di sini kadang bisa dapat Rp 30.000 sehari, kalau penuh bisa Rp 20.000. Kalau nanti pindah ke rest area, mungkin bisa dapat penghasilan yang lebih baik,” imbuhnya. POHON CEMARA

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button