Menyisir Taman Sari Yogyakarta bersama Abdi Dalem yang menguasai lima bahasa - WisataHits
Yogyakarta

Menyisir Taman Sari Yogyakarta bersama Abdi Dalem yang menguasai lima bahasa

HARIANGARUTNEWS.COM – Yogyakarta memiliki bangunan bersejarah yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Wisatawan biasanya berkunjung ke Yogyakarta untuk menikmati istana-istana kerajaan tempo dulu. Namun, kompleks keraton Ngayogyakarta itu bukan sekadar keraton. Selain Alun-alun dan Masjid Agung, ternyata ada ikon lain, yaitu Taman Sari.

Sementara itu, Taman Sari dulunya adalah taman air milik Keraton Yogyakarta. Saat ini pengunjung hanya bisa melihat reruntuhan taman air ini. Salah satu ikon Taman Sari adalah kolam airnya. Ternyata kolam-kolam air tersebut memiliki sejarah terkait dengan Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I, pendiri Keraton Yogyakarta.

Pemimpin Redaksi Harian Garut News Igie N Rukmana bersama Abdi Dalem, Sumpono, di Halaman Taman Sari (Pemandian Raja) Kraton Yogyakarta

Menurut seorang punggawa yang menjabat sebagai pemandu, Sumpono (60), atau lebih dikenal dengan Keli, mengatakan kompleks Taman Sari dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I sebagai bentuk apresiasi atas jasa permaisuri. Karena permaisuri sangat menderita ketika Hamengku Buwono I berperang di Giyanti.

“Nama Taman Sari bisa diartikan sebagai taman yang sangat indah dan menawan. Sebelumnya, fungsi Taman Sari adalah tempat peristirahatan dan peristirahatan Sultan Hamengku Buwono I, Permaisuri, anak-anak dan kerabatnya,” kata Keli yang fasih 5 bahasa asing, yaitu Inggris, Prancis, Italia, Yunani, Arab. dan ini, Senin (11/1/2022).

Sumpono atau Keli pernah menjadi guru di SMA Negeri 71 Jakarta, daerah Cakung. Dia mengaku sebagai punggawa selama 10 tahun dan berpura-pura/muncul selama dua tahun sebelum diterima Keraton Yogyakarta. Setiap hari ia menjadi pemimpin di pelataran Taman Sari. Abdi Dalem tidak serta merta hanya bekerja untuk istana. Sebagai abdi dalem, Anda juga harus menjadi abdi budaya, mampu mencerminkan sikap keteladanan kepada masyarakat luas.

Keli melanjutkan sejarahnya, dahulu sumber air yang mengairi kompleks Taman Sari diambil dari sungai Winongo yang mengalir di sebelah barat Taman Sari. Awalnya, kompleks Taman Sari menampilkan kebun dan taman bunga di samping bangunan dan kolam. Namun, sementara itu, sebagian besar kebun telah menjadi desa pemukiman.

Berdasarkan pantauan dailygarutnews.com, terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Taman Sari wajib mengikuti protokol kesehatan karena aplikasi PeduliLinde tampak memindai barcode di pos-pos pemeriksaan. Setelah melewati kantor pos, wisatawan bisa membeli tiket masuk.

Biaya masuk ke Taman Sari per orang adalah Rp 5.000. Jika membawa kamera selain smartphone, pengunjung harus membayar Rp 3.000. Pengunjung yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah Taman Sari dapat meminta jasa pemandu atau guide. Biaya pemandu di kawasan wisata Taman Sari adalah Rp 50.000 per orang. Nantinya, pemandu akan menemani wisatawan dan menjelaskan sejarah dan penggunaan bagian-bagian bangunan Taman Sari saat masih digunakan. (Igi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button