Menyambut Turis China | padek. bersama - WisataHits
Jawa Tengah

Menyambut Turis China | padek. bersama

Menyambut Turis China |  padek.  bersama

Dewa Gde Satrya Dosen Sekolah Bisnis Hotel & Pariwisata Pariwisata Universitas Ciputra

Kebijakan pelonggaran perjalanan dan aktivitas warga tidak hanya ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Di awal tahun 2023, pemerintah China juga melepas warganya untuk bepergian.

Sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat (AS) menyatakan keberatan menerima turis China tanpa menjalani tes Covid-19 gratis. Namun, Indonesia dan negara-negara ASEAN sejauh ini telah membebaskan wisatawan dari semua negara yang berkunjung tanpa tes bebas Covid. Kebijakan ini akan dipantau dari waktu ke waktu.

Kebijakan pemerintah Indonesia untuk tidak mendiskriminasi kunjungan wisatawan asal China dan negara lain dinilai sudah tepat. Meski perkembangan penyebaran Covid di China dikabarkan masih tinggi.

Ada beberapa alasan untuk mengecualikan turis asal China yang mengunjungi hingga 5,8 juta orang di negara-negara ASEAN pada 2019 dari tes bebas Covid. Selain alasan internal di Indonesia, di mana Covid masih terkendali, ada beberapa pertimbangan pelengkap dari sisi pariwisata.

Pertama, insting dan tujuan seorang traveller adalah pulang dengan selamat. Sesuai semboyan pendaki gunung, tujuan mendaki gunung adalah pulang dengan selamat. Tujuan bepergian adalah untuk sampai ke rumah dengan selamat.

Di antara para pelancong, bepergian dalam situasi saat ini membutuhkan persiapan yang matang dan dianggap sebagai aktivitas yang “berisiko”. Bagi penyedia jasa di segala bidang industri pariwisata, termasuk jasa transportasi, harus dihadirkan dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan dan merugikan wisatawan.

Karena tujuan bepergian adalah untuk sampai ke rumah dengan selamat. Pasca pandemi, pariwisata bukan lagi perjalanan untuk keluar dari rutinitas dalam waktu tertentu, melainkan bisnis yang harus dijalankan dengan risiko yang diperhitungkan.

Seorang musafir atau turis adalah pengambil keputusan dengan risiko terukur untuk memperoleh berbagai manfaat dari pengalaman perjalanan. Penekanan pada manfaat yang ingin diperoleh menjadikan perjalanan atau travelling sebagai sesuatu yang benar-benar diukur dari segi kualitas dan kuantitas.

Multi day trip bukan hanya untuk bersenang-senang, mengisi waktu luang, keluar dari rutinitas, bertemu dengan keluarga dan orang-orang terdekat dalam suasana yang berbeda. Namun merupakan bisnis yang direncanakan dengan mempertimbangkan keuntungan maksimal yang akan diperoleh dengan resiko keamanan yang bergantung pada banyak hal. Termasuk perlindungan terhadap penularan virus corona dan penyakit lainnya.

Kegiatan perjalanan harus dimaksimalkan melalui pemilihan ruang dan jenis kegiatan. Sebelum pandemi, ini bisa dilakukan dengan improvisasi saat bepergian. Namun, improvisasi saat ini tidak memungkinkan mengingat batas risiko yang ditentukan.

Sifat tur dan tujuan perjalanan pastilah sesuatu yang sangat penting dan mengesankan, yang hanya bisa dicapai dengan jauh dari rumah selama beberapa hari. Bertemu keluarga, kerabat atau menerima undangan untuk mengikuti kegiatan tertentu dianggap sangat penting saat penularan virus corona berkurang.

Kedua, wisatawan asal Tiongkok diberikan tempat khusus bagi Indonesia khususnya dan negara-negara ASEAN akibat penyebaran budaya masa lalu yang melekat dan menjadi bagian peradaban hingga saat ini. Makanan khas China misalnya sudah menjadi bagian dari masakan Indonesia yang juga disantap oleh masyarakat umum. Sebut saja siomay, lontong cap go meh, atau mie kluntung.

Orang Indonesia juga banyak menggunakan pengobatan alternatif Cina (seperti akupunktur dan pengobatan Cina) serta ilmu feng shui sebagai alat untuk menemukan hal-hal baik tentang rumah dan bangunan tempat mereka bekerja.

Selain barongsai, kaligrafi, tali-temali (zhongguo jie) dan gunting kertas khas China (jian zhi), seni wayang potehi juga mulai memasyarakat. Bahkan, sebagian besar seniman wayang Potehi bukanlah warga negara Tionghoa.

Keberadaan kesenian ini merupakan contoh akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia. Kerja sama strategis antara Indonesia dan China, pembentukan komisi bersama dan nilai kerja sama perdagangan kedua negara lebih dari 50 miliar dolar AS menjadi bukti keistimewaan hubungan ini.

Jam terbang Hainan Airlines dengan pesawat Boeing 767-300ER berkapasitas 223 penumpang tiga kali seminggu pada rute Beijing-Denpasar, Bali dan penerbangan internasional Garuda Indonesia Airlines pada rute Guangzhou dan Xiamen, yang berpotensi untuk diperluas dengan penambahan frekuensi dan memperkuat bukti pentingnya Indonesia bagi turis China.

Indonesia berkepentingan “merebut” 10 persen dari 5,8 juta perjalanan turis China ke ASEAN. Upaya peningkatan kunjungan wisatawan asal China harus dilakukan dengan pendekatan khusus, seperti yang dilakukan pemerintah sebelum pandemi.

Ini termasuk promosi langsung, pertemuan bilateral dengan pemerintah provinsi Fujian untuk meningkatkan hubungan melalui program provinsi kembar (Jawa Tengah-Fujian) dan kota kembar (Surabaya-Fuzhou dan Chengzhou-Palembang).

Peningkatan hubungan tersebut antara lain diwujudkan dengan dibukanya penerbangan langsung seperti Xiamen Air antara Fuzhou (ibukota Fujian) dengan Jakarta, dan Hainan Airlines dari Beijing ke Bali.

Setelah pandemi, banyak negara menjadi semakin kompetitif dalam menarik wisatawan asing. Posisi Indonesia sebagai magnet turis China harus diupayakan agar kembali menjadi destinasi wisata populer, menurut hasil survei Beijing People’s Broadcasting 2011.

Saat itu, Bali adalah salah satu dari sepuluh tujuan wisata paling populer bagi orang Tionghoa di seluruh dunia, bersama dengan Australia, Cape Town, Edinburgh, Hawaii, Madrid, Mesir, Air Terjun Niagara, Paris, dan Swiss. Turis Tiongkok rata-rata tinggal sekitar 5-7 hari dan menghabiskan sekitar USD 150-170 per hari.

Mari kita sambut turis dari China tanpa membedakan peraturan dengan turis dari negara lain. Saat kami memantau penyebaran Covid-19 dan berharap pandemi berakhir di seluruh dunia, pariwisata dan kehidupan akan kembali normal dengan normal baru.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button