Menteri Teten: Smesco Hub Timur Buka Pasar UKM di Luar Negeri - WisataHits
Jawa Timur

Menteri Teten: Smesco Hub Timur Buka Pasar UKM di Luar Negeri

INFORMASI BISNIS – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan tujuan didirikannya East Smesco Hub adalah untuk merevitalisasi perekonomian di Indonesia Timur agar dapat mengakses pasar domestik dan dunia.

“Secara bersamaan, Dasbor Investasi UKM juga dapat menerima investasi untuk pengembangan usaha UMKM,” kata MenkopUKM di acara tersebut. mulai Smesco Hub Timur dan SME’s Investment Dashboard, di sela-sela acara 2nd Xendit Pasar Nusa Dua di Nusa Dua, Bali, Jumat 30 September 2022.

Menteri Teten menjelaskan alasan dipilihnya Bali sebagai hub karena merupakan jendela Indonesia untuk memasuki pasar global. “Ke depan, semua orang berharap bisnis Bali tidak lagi hanya sektor pariwisata. Bali bisa menjadi pintu bagi perdagangan Indonesia untuk memasuki pasar dunia,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Menteri Teten, gagasan pendirian East Smesco Hub sudah ada jauh sebelum Indonesia mengambil alih kursi kepresidenan G20. “Sekarang kami menggunakan momentum untuk meluncurkan Smesco Hub East di negara-negara G20.”

Untuk G20, KemenkopUKM menerima pengelolaan acara sampingan di area Bali Collection, Nusa Dua. “Ini untuk persiapan Memamerkan Produk UKM pengrajin yang sudah terkurasi dengan baik dan layak dibawa ke pasar global,” ujarnya.KemenkopUKM juga telah mengaktifkan kembali pasar Nusa Dua di atas lahan seluas 8 hektar.

Presiden dan Direktur Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menambahkan bahwa East Smesco Hub merupakan program inisiatif KemenkopUKM bersama Smesco Indonesia untuk dijadikan sebagai hub investasi. Dilengkapi dengan UKM Investment Dashboard, sebuah aplikasi sistem informasi pendataan UKM, penelitian (business intelligence), monitoring dan assesment UKM di seluruh Indonesia. Khususnya UKM di Indonesia Timur.

“Kombinasi ini menjadikan East Smesco Hub tempat yang memiliki basis data yang kuat Membantu UKM mendapatkan investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya selama ini,” ujar Leonard.

Dengan kerjasama antara Smesco Indonesia dan Xendit, serta dukungan dari Grounded Economic Coalition (KEM), Leonard berharap dapat membangun hubungan yang kuat antara perusahaan, komunitas, dan badan usaha lainnya. “Hal ini dapat menciptakan ekosistem yang mampu mendukung perluasan akses pasar bagi UKM Indonesia sehingga dapat go global. Dan tentunya dengan menerapkan ekosistem investasi hijau berbasis SDGs dan ESG untuk UKM Indonesia,” ujarnya.

Smesco Hub Timur juga dimaksudkan untuk menjadi tempat provinsi-provinsi di Indonesia Timur mewujudkan potensinya pameran produk. “Alasan memilih Bali sebagai lokasi karena Smesco ingin memiliki titik pengumpulan yang memudahkan semua orang yang terlibat. Bali adalah tempat yang mudah untuk menarik perhatian atau keinginan orang untuk berkunjung,” kata Leonard.

Sementara itu, Mikiko Steven, Direktur Xendit Group (PT Sinar Digital Ter Depan), mengatakan ada hikmah di balik pandemi Covid-19. Yakni, untuk melihat percepatan adopsi teknologi, khususnya di kalangan pelaku UMKM. “Introduksi teknologi akan kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk memajukan ekonomi digital Indonesia,” kata Mikiko.

Ia juga mengakui bahwa UMKM menjadi penyelamat Xendit di masa pandemi karena pesatnya adopsi pembayaran digital di Indonesia. “Oleh karena itu adalah tugas Xendit sebagai salah satu dari unicorn Indonesia akan terus mendukung UMKM dalam mendorong transformasi digital dan inklusi keuangan untuk pembangunan ekonomi Indonesia.”

Pada kesempatan yang sama, investor Benny Albert mengakui selama ini sulit menemukan UMKM yang mampu berinvestasi di Indonesia Timur. “Dengan Smesco Hub Timur dan Dasbor Investasi UKM, saya berharap bisa menemukan UKM ini, khususnya di Bali,” kata Benny yang sudah 10 tahun tinggal di Jakarta.

Investor lain, Adi Haryo Pratomo, mengatakan hal yang sama. Sebagai investor di UMKM, salah satu tantangan terbesar adalah menemukan UMKM yang mau dan mampu menyuntikkan modal. Padahal, potensi UMKM di Indonesia sangat besar, ujarnya.

Saat ke Jepang, banyak yang menilai kualitas kerajinan dari Indonesia tidak kalah dengan kualitas Italia dan Jepang. “Tapi mereka tidak tahu UMKM mana yang bisa menemukan yang produknya siap dibawa ke luar negeri,” kata Adi.

Adi mengaku senang ketika ada hub East Smesco dan dasbor investasi UKM. “Nanti di luar negeri saya bisa bilang kalau mencari produk kerajinan kelas dunia bisa dicari di East Smesco Hub,” ujarnya.

Lebih lanjut, Adi melanjutkan, Masalah Isu lain bagi investor asing adalah pengawasan terhadap UMKM. Karena begitu mereka mendapatkan persediaan, mereka ingin memperpanjang, dan itu sulit. “Anda tidak tahu apakah UKM ini siap atau tidak pertumbuhan, butuh modal atau tidak, dan lain sebagainya. “Saya senang dengan Dasbor Investasi UKM. Ini bukan sekedar tempat, ada juga kesinambungan di masa depan,” kata Adi.

Adi meyakini Smesco Hub Timur merupakan awal dari kerjasama jangka panjang antara investor, Smesco Indonesia, KemenkopUKM, pemerintah daerah dan lainnya. “Sehingga nantinya semua kerajinan Indonesia tidak hanya berlangsung di tingkat nasional, tetapi di tingkat dunia.”

Source: bisnis.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button